5 - Cupcake

46.6K 7.4K 2.8K
                                    

Cupcake = panggilan sayang buat cewek yang sayangable.

𝖓𝖊𝖗𝖔𝖎𝖓

Tatapan Eirene mengikuti arah tatapan Nyx, kemudian dia memutar mata malas. Eirene mengalihkan tatapan ke arah lain sambil berusaha membuka kaleng minuman soda miliknya, tapi itu jadi sangat sulit karena dia tidak bisa konsentrasi. Lalu kalengnya diambil alih Nyx, cowok itu membuka kaleng soda Eirene dengan satu kali tarikan.

Eirene menerima kaleng sodanya lagi, kemudian minum beberapa teguk. “Gue bisa bantu lo,” celetuk Eirene. “Buat dapetin Bunga.”

“Aster,” ralat Nyx.

“Bunga,” balas Eirene keras kepala. Kemudian Nyx hanya memutar mata malas. “Kenapa lo nggak deketin, aja, kalo suka?” tanya Eirene dengan wajah non-emosi.

Nyx mendengkus samar, mereka sedang duduk di kursi besi panjang pada lorong kelas Eirene. Setelah makan siang, Eirene memaksa Nyx untuk duduk bersama cewek itu di luar kelas, dan Eirene hanya sibuk mengomentari setiap murid yang lewat.

“Gue nggak butuh bantuan,” tutur Nyx tenang.

Fine. What are you waiting for?” Eirene geram sendiri, dia bahkan mencengkeram kaleng soda dengan dua tangan.

Selain mengedikkan bahu santai, Nyx tidak memberi tanggapan apa-apa lagi. Eirene kemudian berdiri, mendekati Aster dengan langkah lebar. Setelah berdiri menghadapi Aster dan satu temannya, Eirene berkata, “Lo diajak kencan sama Nyx Meadow, sore ini di Cafè United.”

Tatapan Eirene meneliti penampilan Aster dari ujung kaki sampai kembali ke mata cewek itu. Eirene menyipit sekilas, menyadari Aster dan temannya bukan murid kelas XII. Eirene yakin seragam olahraga yang dipakai Aster kemarin milik salah satu murid kelas XII Matematika yang tidak ikut olahraga.

“Dari mana gue tau kalo ini bukan prank?” tanya Aster sambil mendongak ke arah Eirene.

Menghela napas malas, Eirene minum satu teguk dari kaleng sodanya sebelum melempar benda itu ke tong sampah terdekat. Lemparan Eirene tidak pernah salah sasaran, bahkan tidak ada sedikit pun bercak minuman soda yang menetes ke lantai walau isi kaleng masih cukup banyak. Tatapan bosan Eirene kembali pada Aster, dia melipat tangan di dada.

“Buktiin sendiri, dateng ke cafè itu. Problem solved.” Eirene mengakhiri kalimat, kemudian berbalik begitu saja untuk pergi.

Nyx masih di sana, duduk santai dan memberi tatapan lurus pada Eirene. Eirene memutar mata pada cowok itu, dia melewati Nyx begitu saja dengan langkah panjang-panjang sampai rok-nya berterbangan. Eirene mengepal tangan saat menuruni tangga dengan langkah cepat, dia mengetatkan rahang.

“Gue bakal nyeselin ini nanti,” bisik Eirene pada diri sendiri. Eirene masuk ke toilet di bawah tangga, kemudian mulai marah-marah sendiri sambil menyesali perbuatannya.

Menghabiskan sisa jam istirahat di toilet ternyata tidak cukup meredam emosi Eirene. Dia masih kesal pada dirinya sendiri bahkan setelah pulang sekolah. Tapi Eirene sudah telanjur melakukannya, dia bergegas ke rumah Nyx untuk memberi tahu cowok itu bahwa ‘pertemuannya’ tepat sore ini sepulang sekolah. Eirene akan bertanggungjawab pada dirinya sendiri, karena dia yang memulai ini.

“Nyx!” Eirene mengetuk pintu kamar cowok itu, dan baru beberapa detik setelahnya Nyx muncul hanya dengan handuk putih melilit pinggang.

Eirene menahan napas dengan kelopak mata melebar, dia kembali menatap mata Nyx setelah memelototi perut dan pinggang cowok itu. “Well, kayaknya lo udah mau berangkat. Gue balik.” Eirene menyelesaikan kalimatnya cepat-cepat, hendak langsung pulang.

Neroin [Segera Terbit]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora