13 - Trouble, Dinner, and Confession

37.8K 6.9K 3.1K
                                    

HAPPY 61K+ READS! 🖤🥺

𝖓𝖊𝖗𝖔𝖎𝖓

Nyx tahu Eirene masuk ruang konseling bersama Drystan. Mereka sempat berpapasan saat Drystan serta Eirene mengikuti Ma'am Zola ke ruang konseling, dan Eirene memberi seringai singkat pada cowok itu. Eirene hanya dapat surat peringatan, dan akan diawasi selama dua minggu ke depan. Drystan membela Eirene habis-habisan, berkata bahwa cowok itu yang mempengaruhinya untuk merokok. Jadi Ma'am Zola hanya memberi hukuman lebih berat untuk Drystan; memanggil orang tua cowok itu.

"Why would you do that?" Eirene protes saat mereka ke luar ruang konseling.

"Sorry for getting you in trouble." Drystan menghela napas berat, seakan dia benar-benar menyesal sudah membiarkan Eirene mendapatkan rokoknya

"No biggie, Mr. D. I love getting in trouble," balas Eirene sambil terkekeh. Dia menepuk-nepuk punggung Drystan dengan seringai lebar.

"That sounds like Mr. Dick to me," ujar Drystan dengan alis berkerut. Lalu mereka sama-sama tertawa geli. "Gue suka liat lo ketawa, Eirene. Lo harus lakuin itu lebih sering."

Eirene tersenyum kecil, kemudian mengangguk saja supaya mereka bisa segera meninggalkan lorong ruang konseling. Eirene diam-diam merasa bersalah pada Drystan, cowok itu sangat baik padanya, dan di sinilah Eirene, bersikap tidak tahu apa-apa padahal secara tidak langsung sedang memanfaatkan keadaan.

Yah, walaupun Eirene tidak punya niat seperti itu, tapi samar-samar dia memang memanfaatkan Drystan untuk menghapus rasa tidak nyaman yang membuat lubang besar di dadanya. Akibat membiarkan Nyx jatuh ke tangan cewek lain, sementara Eirene berakhir jatuh sendirian. Tidak heran kenapa Maria bilang Eirene sedang bunuh diri. Tapi setidaknya, dan seandainya, kalaupun dia mati, maka Eirene akan mati dengan lega karena Nyx berhasil menggapai salah satu kebahagiaan dunia berkat dirinya.

Setelah bertukar salam selamat tinggal dengan pelukan sekilas, Drystan dan Eirene berpisah di lorong. Eirene mengikuti jam pelajaran berikutnya, melewati satu mata pelajaran sebelumnya. Kemudian tak terasa waktu sudah habis, sudah saatnya pulang, dan istirahat sebentar. Eirene bergegas turun tangga sambil memakai jaket, membawa tas di bahu kiri. Dia berganti di ruang khusus, mengganti rok dengan legging, kemudian segera menuju area parkir.

"Hey, Nyx," Eirene menyapa Nyx dengan senyum kecil saat melihat cowok itu baru sampai di area parkir juga.

"Eirene." Nyx kelihatan ingin bicara, tapi Aster muncul dan mengajaknya untuk segera pulang. "Talk to you later," kata Nyx pada Eirene.

"You're still a bitch," ucap Aster pada Eirene penuh amarah.

"If you really wanna accuse me as a bitch. I'll show you what a bitch really is," balas Eirene tenang. Dia menyeringai lebar setelah itu. "Pacar lo sendiri yang pengen ketemu dan ngomong sama gue. Dan mungkin kita bisa sharing ranjang malem ini." Kemudian Eirene mengedipkan sebelah mata pada Nyx.

Nyx segera meminta Aster naik ke jok belakang motornya, dan mereka pergi. Aster sempat mengumpati Eirene, tapi dia terlalu malas untuk peduli. Eirene segera pulang, melajukan motor secepat yang dia bisa. Dia yakin menyalip Nyx entah di mana, lalu tiba-tiba Eirene sudah sampai di rumah dengan selamat.

Di rumah, Eirene terus-terusan meminta dirinya sendiri untuk lebih antusias, anggap saja ini sebuah kencan. Eirene harus terlihat cantik, wangi, dan panas. Oh, dan Eirene akan memperkenalkan Drystan pada Mami nanti. Mami sudah mengetahui Nyx, dan Drystan adalah teman Eirene juga.

Eirene bersiap dengan rok pendek hitam ketat, dengan sedikit belahan di depan paha. Atasan berbentuk tank top dengan motif garis-garis berpotongan, dan tali kecil menggantung di masing-masing bahu. Kalungnya terpasang, make up beres, rambut terurai. Eirene memakai sepatu putih, memasukkan beberapa barang ke tas hitam kecil, lalu segera turun. Eirene tampil cantik bukan untuk orang lain, tapi untuk kepuasan diri sendiri.

Neroin [Segera Terbit]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora