12 - Damaged Heart

37.3K 6.4K 2.1K
                                    

Please vote and leave some comments! Thank u!

𝖓𝖊𝖗𝖔𝖎𝖓

“Eirene.”

No.”

“Eirene.” Kali ini suara Nyx lebih pelan. Dia mengusap rambut Eirene ke belakang telinga, memperjelas wajah cewek itu. Eirene masih tidur, seperti biasa sebelum film selesai cewek itu sudah terkapar lebih dulu. “It's time for dinner, Cupcake.”

Eirene mengerang pelan, mengucapkan sesuatu yang terdengar seperti “Leave me alone”. Dia justru semakin meringkuk pada bantal yang hangat, dan wangi. Ugh, Eirene tidak tahu bantalnya punya detak jantung. Dia jadi membuka mata pelan-pelan dengan sangat berat hati, menemukan diri sendiri tertidur hampir benar-benar di atas Nyx.

Satu kaki Eirene ada di antara kaki Nyx, di bawah kaki kanan cowok itu yang tertekuk ke atas. Dan Eirene menjadikan dada Nyx sebagai bantal. Eirene menguap sambil duduk, kemudian melihat jam digital di meja, ini sudah pukul 7. Nyx bangkit duduk juga, kelihatan masih segar, mungkin karena sudah bangun sejak tadi.

Eirene langsung bangkit hendak mandi, dan membersihkan make up, tapi kepalanya dihantam pusing tepat saat dia berdiri. Nyx memeluk perut Eirene, dia bahkan tidak sadar sejak kapan cowok itu berdiri di sampingnya. Eirene diam sebentar untuk menormalkan denyutan sakit di kepalanya, lalu dia bisa melihat dengan jelas lagi, tidak seperti sebelumnya yang seolah dunia jungkir balik.

“Kita pake kondom, ‘kan, tadi?” tanya Eirene tiba-tiba.

Nyx mendengkus pelan, tidak menjawab. Kemudian Eirene tertawa geli karena dia hanya menjahili Nyx. Setelah memastikan Eirene sungguhan bisa berdiri dengan benar tanpa berat ke satu sisi, mereka berpelukan sekilas sebagai ucapan selamat tinggal. Nyx memperingati Eirene untuk segera ke rumahnya setelah mandi, untuk makan malam tentu.

Ingatan Eirene terus terputar pada kejadian sebelumnya, bahkan saat dia mengguyur diri di bawah shower. Eirene baru saja tidur singkat bersama Nyx, dan seingatnya dia sedang menonton film kartun. Eirene mendengkus pelan, tersenyum miring dengan geli. Dia segera berpakaian selesai mandi, memakai celana pendek dengan t-shirt longgar.

Eirene sempat bingung karena Nyx hanya makan satu waffle untuk makan malam, dan minum segelas air mineral. Tidak nyaman memikirkannya, Eirene rasa Nyx kehilangan selera makan karena secara tak sengaja tidur bersama Eirene. Yah, Eirene memaklumi itu, dia tidak menyangkal bahwa dirinya bukan manusia religius. Eirene penuh dosa, dan bagi beberapa orang dirinya pasti menjijikkan.

I’m sorry,” ucap Eirene setelah makan malam selesai.

Om Dalton berpamitan untuk segera ke kamar, sementara Eirene membantu Tante Ana membereskan meja makan. Tapi selagi Nyx masih duduk di tempat sebelumnya, Eirene mengambil kesempatan untuk minta maaf. Eirene tidak akan mengulangi ini lagi, setidaknya di sore atau siang hari, dia tidak akan tertidur saat menonton film. Lalu berakhir tidur bersama Nyx, walaupun sungguhan hanya tidur, menutup mata, dan bermimpi. Bukan tidur untuk bercinta.

“Lo nggak makan banyak. Nggak selera abis tidur sama gue, ‘kan? Maaf, ya. Lain kali gue nggak—”

“Eirene.” Nyx menukas kalimat Eirene, dan itu terdengar agak kesal.

Ugh, sorry?” Eirene membasahi bibir karena sedikit kebingungan.

Nyx menghela napas kemudian berdiri. “Gue bakal ke luar malem ini,” jelasnya singkat. “It has nothing to do with you. I don't even regret falling asleep next to you.”

Rahang Eirene sedikit merenggang, mulutnya terbuka kecil, dan telinganya merah karena malu. Eirene segera berkedip. “Oh! Jadi lo mau kencan? Sama Aster? Dude, I wish you all the best! You should ask her to be your girlfriend, then!” Eirene terlalu antusias, dan itu palsu.

Neroin [Segera Terbit]Where stories live. Discover now