Kelima: Perubahan

31 21 46
                                    


Jangan lupa vote dan komen ya, dan jangan ada plagiat di antara kita🥰

"Iya. Lo jelek! Mendingan lo jadi diri lo sendiri deh. Diri lo yang dulu. Stop ya! Gue ga suka lo kek gini. Gue gasuka lo di hina sama biadap keparat itu. Please banget! Gue mohon jadi Alea yang gue kenal." Ucap puspa sambil menyatukan kedua tangannya.

"Lebay lo!" Ucap Alea sambil keluar dari pintu dan menjulurkan lidahnya.

"Dasar! Lo kalo nangis nyari gue. Pas dah seneng lo begini. Bilang aja lo tadi males nyetir. Dasar kupret!"

Alea sudah bisa menerima semuanya. Menerima kalau dirinya memang sulit memiliki anak. Tuhan pasti memiliki alasan dalam menciptakan sesuatu kan? Ya, Alea mulai berfikir positif akan hal itu.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Hei... Apa begini caramu memperlakukan klien mu? Aku sudah menunggu selama satu jam empat puluh lima menit" Ucap seorang pria tinggi yang sudah berdiri di ambang pintu masuk cafenya.

"Aku sedang tidak ada minat untuk berdebat dengan mu Tuan Misterius. Jadi, ku mohon enyah lah dari hadapan ku" Ucap Alea masih berusaha tidak meninggikan suara nya. Demi apapun Alea sangat malas hari ini.

"Saya juga tidak ingin berdebat dengan mu Miss Sombong. Saya hanya ingin membicarakan tentang acara saya dua hari ke depan." Ucap Saddam tanpa merasa bersalah.

"Ya Tuhan! Oke baiklah. Jika dirimu membantah apa yang ku katakan, maka, meeting nya selesai." Ucap Alea sambil berlalu tanpa melihat Saddam.

Saddam mengikuti perempuan di depannya. Ya, Saddam memang sudah sangat lama berada di sana. Sebenarnya, bukan untuk bertemu Alea. Ia, hanya datang untuk duduk santai sambil menikmati cappucino dinginnya. Entah kenapa ketika melihat Alea akan masuk, terbesit di otaknya untuk menggangu wanita itu. Walaupun memang ada sesuatu yang harus di sampaikan, tapi itu bukan bagian utamanya.

"Apa yang akan kau bicarakan? Cepat lah, ini sudah bukan waktu ku bekerja." Ucap Alea.

"Tapi sebelumnya, tak bisa kah dirimu lebih bersikap sopan kepada saya?"

"Baiklah. Tuan Misterius, apa yang akan kamu bicarakan? Bukankah beberapa hari yang lalu kita sudah membicarakan semuanya?" Ucap Alea dengan nada suara yang di buat-buat.

"Seperti Banci. Tapi, gapapa setidaknya lebih halus daripada yang tadi." Ucap nya dengan nada yang sangat pelan hingga Alea tidak bisa mendengar nya "Miss Sombong, saya ingin mengganti menu nya. Hanya beberapa. Saya mau ada rujak serut ya, soalnya mama saya suka rujak serut. Terus, ada es krim karena anaknya akan ikut. Request dari papa saya itu harus ada manisan. Terserah manisan atau yang manis-manis gitu. Kayak misalnya, manisan kedondong, atau jambu gitu deh. Tapi, lebih enak manisan salak. Sayangnya, papa ga suk-" Ucapan Saddam terpotong karena Alea sudah menatap nya tak senang.

"Manisan apa yang jelasnya?" Tanya Alea dengan mata nyalang.

"Terserah kamu. Asal jangan salak. Terus, dari karyawan saya itu maunya ada ketoprak, sama mie ayam bakso. Tapi di pisah ya. Nanti biar karyawan saya yang ambil sendiri. Terus saya mau kemarin kan 2 lantai ini saya pakai. Sekarang saya memutuskan satu cafe ini beserta halamannya jiga saya pakai." Ucap Saddam dengan nada santai sambil mengingat-ingat apa yang akan dia ucapkan.

"Mohon maaf Bapak Saddam, bagian terakhir udah pernah bapak bicarakan." Ucap Alea tak senang.

"Oh iya, ini daftar tamunya. Selain dari daftar ini di larang masuk. Kecuali emang dari orang-orang kamu. Oh iya, besok saya sudah mulai dekorasi cafe kamu, malam ini juga seperti nya karyawan saya sudah mulai bekerja. Dan tolong tutup cafenya segera. Agar tidak mengganggu karyawan saya. Baiklah, saya permisi." Ucap Saddam sambil berdiri kemudian berjalan dengan bersenandung kecil.

Tanya HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang