30 - Rencana

7.9K 529 6
                                    

Kondisi Kaivan berangsur membaik. Kata dokter, paling cepat Kaivan sudah boleh pulang esok hari.

Sore itu, usai perban di kepalanya diganti, Kaivan tinggal sendirian di ruang inap. Syaza pamit pulang sebentar sejak setengah jam yang lalu.

Baru saja Kaivan hendak memejamkan matanya, manusia tidak diundang masuk ke ruangnya. Rahang Kaivan mengeras. Apalagi sekarang? Kenapa si sipit licik itu datang lagi? Rasanya Kaivan sangat ingin Kenji menghilang saja dari hidupnya.

Dari terbaring, Kaivan mengubah posisinya menjadi duduk. Sorot matanya tajam. Air mukanya terlihat tak bersahabat.

"Ngapain lagi lo ke sini?!" ketus Kaivan.

Kenji malah tersenyum. Anehnya, bukan senyum licik atau ejekan. Makin aneh lagi ketika tangan Kenji terulur di depan Kaivan.

"Gue mau berbaikan."

Kaivan tidak membalas uluran itu. Kurang percaya kalau Kenji mau berbaikan dengannya semudah itu. Sampai tangan Kenji terus mengudara, dan turun kembali karena tak kunjung mendapat balasan.

"Gue minta maaf sedalam-dalamnya. Gue baru sadar kalo apa yang gue lakuin itu udah jahat banget. Harap banget kalo lo maafin gue. Gue gak akan gangguin lo sama Syaza lagi. Semoga kalian bahagia. Gue ke sini cuma mau bilang itu."

Kaivan hanya mengangguk, mengiyakan saja. Tapi, dia tetap tidak akan mudah percaya. Kaivan tahu, Kenji memiliki sifat ambisius. Dan Kaivan juga tahu, Kenji masih sangat menyukai Syaza.

"Sekali lagi gue minta maaf. Gue pergi dulu."

Kenji keluar dari ruang inap Kaivan. Begitu pintu kembali tertutup, senyum licik yang tertahan pun tampak di wajahnya.

Berbaikan dan permintaan maafnya barusan, adalah bagian dari rencananya. Rencana yang akan dilaksanakan tidak dalam waktu dekat ini. Namun, yang pasti itu bisa membuatnya memiliki Syaza, begitu pikirnya.

🍁🍁

Syaza membayar tiga bungkus snack serta minuman teh botoh yang dia beli di minimarket depan rumah sakit. Dia sudah men-download K-Movie bergenre action di aplikasi original di ponselnya, berniat menonton itu nanti di ruang inap Kaivan.

Tangannya menenteng cemilan belanjaannya. Baru tiga langkah dia keluar dari minimarket, hujan deras pun turun tanpa aba-aba. Sore itu langit memang tertutup awan gelap. Dia mengambil langkah masuk kembali ke minimarket. Tapi, belum juga mencapai tujuannya, seorang cowok berdiri di depannya bersama sebuah payung, sudah bersiap-siap akan turun hujan.

Syaza terdiam di pijakannya. Payung warna biru tua itu menaunginya dengan Kenji. Benar, itu Kenji. Mereka berada dalam jarak sedekat itu.

Di sekitar, orang pada berlarian mencari tempat teduh. Sampai-sampai seseorang tak dikenali mendorong tubuh Syaza hingga kepala perempuan itu membentur dada Kenji. Kenji yang tak menyia-nyiakan kesempatan pun memeluk Syaza.

Syaza membelalakkan matanya. Dia bisa merasakan debaran jantung Kenji. Tahu itu tidak benar, Syaza berusaha melepaskan diri. Namun, Kenji malah mengeratkan pelukan.

"Kenji, lepasin gue!" teriaknya berusaha mengalahkan suara hujan.

"Sebentar aja, Sya!"

"GAK BOLEH! LEPASIN GUE KENJI!"

Tetap tak digubris. Syaza meronta, dan Kenji malah makin mengunci tubuh Syaza. Syaza kesusahan, bagaimanapun tenaganya tidak dapat menandingi tenaga Kenji yang lebih besar itu.

You Have Me [END]Where stories live. Discover now