34 - Ospek

6.2K 463 11
                                    

Waktu terus bergulir. Siapa sangka, esok akan menjadi hari OSPEK pertama Universitas Adiwarna. Sebagai seorang Presiden Mahasiswa kampus tersebut, Syaza tidak perlu heran mengapa Kaivan belum pulang meskipun jarum jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam.

Kaivan sudah mengabari Syaza bahwa akan pulang larut. Akhir-akhir ini Kaivan memang sangat sibuk, sampai waktu berduaan dengan Syaza jadi menipis. Kaivan pulang kerap dengan gurat lelah di wajahnya dan langsung beristirahat.

Syaza terus memandangi jam di dinding, dia tidak akan tidur sebelum Kaivan pulang. Bermenit-menit Syaza menunggu, hingga sudut bibirnya membentuk senyum karena yang ditunggu-tunggu akhirnya muncul. Dengan semangatnya Syaza bangkit dari kasur mendekat ke Kaivan, lalu mencium punggung tangan suaminya itu.

"Kok belum tidur?" heran Kaivan.

"Nungguin Kak Kai," ucap Syaza sembari hendak memeluk Kaivan. Tetapi, Kaivan malah menjauh.

"Jangan dekat-dekat!"

"Loh, kenapa?" Wajah Syaza jadi cemberut.

"Belum mandi. Serius mau cium bau keringat aku?"

"Gak apa-apa, kok."

"Hei." Kaivan mencubit ujung hidung Syaza. "Tidur sana. Besok gak boleh terlambat ke kampus. Kamu maba. Udah siap-siap buat besok?"

"Udah dong."

Kaivan tersenyum melihat anggukan serta semangat perempuannya.

"Udah, sana tidur lagi. Aku mau bersihin diri dulu."

"Aku gak mau tidur dulu. Mau ngomong sama Kak Kai. Bentar aja gak apa. Jadi, cepetan bersihin dirinya."

"Oke. Wait for me."

Setelah membersihkan diri dan memastikan tubuhnya wangi, Kaivan naik ke kasur dan berbaring di sebelah Syaza yang tengah menatapnya saat ini.

"Kak Kai, kata penerbit, novel aku bakalan terbit bulan depan. Habis itu, followers di Instagram dan platform nulis aku tambah banyak. Ada ratusan pembaca yang komentar kalo mereka bakalan nunggu dan nabung buat beli novel aku, ah, seneng banget." Syaza mengatakan dengan mata berbinar-binar pun semangat berkobar.

"Selamat ya, Sayang. Hebat banget." Kaivan memberi kecupan penuh kasihnya di dahi Syaza hingga lima kali. Dia ikut bahagia melihat istrinya senang. "Aku bakalan jadi orang pertama yang beli. Terus, bakalan nagih tanda tangan eksklusifnya."

"Siap!" Syaza mengacungkan kedua jempol tangannya.

"Oh iya. Gimana persiapan buat besok?" tanya Kaivan sembari menyentuh lembut jemari tangan Syaza.

"Udah lengkap semua. Tadi aku nitip sama Septi dan Ando buat beliin perlengkapan punya aku juga. Serius, deg-degan ingat besok. Senior panitianya gak kejam-kejam kan?"

"Enggak, tenang aja. Adiwarna gak pernah pakek kekerasan pas OSPEK. Tapi, ya, paling penting kamu kudu disiplin dan taat aturan."

"Di kampus, belum banyak kan yang tau kalo Kak Kai udah nikah?" Syaza bertanya.

"Belum, cuma teman-teman dekat yang tau."

"Baguslah. Kan Kak Kai Presma, jadi pasti harus profesional. Kalo aku ketahuan sama Kak Kai lagi kena hukuman silakan hukum aja, gak perlu pilih kasih. Kalo Kak Kai pura-pura gak kenal pas Ospek juga gak apa-apa."

"Itu pasti, Sya, harus profesional. Walaupun kita suami istri, aku bakalan fair dan gak pilih kasih. Kalo kamu salah, ya, tetap dihukum," balas Kaivan dengan tangan tak lepas dari tangan Syaza.

"Seru kayaknya ya, kalo Kak Kai hukum aku di lapangan kampus besok, pulangnya aku hukum balik Kak Kai di apartemen kita. Hahaha." Syaza tertawa memikirkan hukuman yang akan dia berikan pada Kaivan.

You Have Me [END]Where stories live. Discover now