45. Pulang Paksa

3K 695 122
                                    

Siang ini Ni-ki mengajak Chacha untuk ke rumah, ralat memaksa. Ni-ki kabur dari rumah sakit membawa mobil Jake dan pergi ke mansion. Ni-ki sejak tadi terus menempel pada Chacha. Kini mereka berdua duduk du sofa. Cowok berdarah Jepang itu sedang mode manja.

Chacha hanya pasrah saat ditarik Ni-ki. Sebenarnya ada rasa khawatir saat ia dibawa ke rumah. Tadi Chacha sempat protes, tapi Ni-ki tetao bersikukuh membawa Chacha ke rumah.

"Terus kita ngapain? Cuma duduk gini?" tanya Chacha yang mulai bosan.

"Masak yuk!" ajak Ni-ki dengan semangat.

Chacha menyipitkan matanya, menatap Ni-ki. "Tumben ngajak masak."

"Laper, hehe." Ni-ki mengelus perutnya.

Chacha memekik gemas melihat tingkah Ni-ki. Adiknya satu ini memang menggemaskan. Chacha mengacak-acak rambut Ni-ki. Tapi Chacha tak ingin Daehan sampai memiliki sifat seperti Ni-ki, bisa-bisa ia pusing.

Ni-ki itu anak yang aktif dan terkadang jail. Walaupun Ni-ki cukup pintar, tapi terkadang rasa malasnya lebih tinggi. Anak Jepang itu pun termasuk tampan.

"Aaaaa!!" Chacha tiba-tiba berteriak saat tubuhnya serasa terbang. Ni-ki menggendong Chacha tanpa aba-aba membuat Chacha terkejut bukan main.

Ni-ki menggendong Chacha ke dapur. Tanpa rasa bersalah, Ni-ki mendudukkan Chacha dimeja makan. Menatap manik coklat Chacha dengan serius.

Yang ditatap hanya bisa meneguk saliva nya kasar. Rasanya tatapan Ni-ki menusuk matanya. Jantung Chacha berpacu dengan kencang ditambah masih terkejut karena tubuhnya digendong oleh Ni-ki tadi.

Saat tengah serius saling tatap, Ni-ki tiba-tiba tersenyum tengil. Chacha mendengus kesal, Ni-ki selalu saja begitu.

"Masakin," pinta Ni-ki.

"Turunin dulu! Ini tinggi loh meja makan," ucap Chacha.

"Oh iya." Ni-ki membantu Chacha turun dari meja makan dengan memegang pinggang Chacha. "Masak sana!"

"Sialan!" umpat Chacha kesal. Kapan sih Ni-ki tak tengil seperti ini?

Rasanya Chacha ingin mengadakan acara pelelangan untuk Ni-ki. Harga paling tinggi, angkut Ni-ki! Cape rasanya Chacha mengurus bocah jail seperti Ni-ki. Lumayan uang nya guna membeli blueberry untuk Daehan.

"Makan apa?" tanya Chacha.

"Bungeoppang," jawab Ni-ki disertai cengiran khas nya.

"NISHIMURA RIKI!!" murka Chacha.

Ni-ki langsung berlari keluar dari dapur. Tawa nya lepas saat berhasil menjahili Chacha. Rasanya sudah cukup lama ia tak berinteraksi dengan Chacha. Lama tak bertemu dengan Chacha tak membuat Ni-ki merasa canggung.

Chacha menyerah mengejar Ni-ki dan lebih memilih untuk duduk di sofa. Nafasnya memburu karena berlari kencang mengejar Ni-ki sambil berteriak.

Hal kecil seperti ini yang Ni-ki rindukan dari sosok Chaerin. Perempuan sederhana yang tak neko-neko. Walaupun Ni-ki selalu membuat Chacha kesal, tapi Chacha tak pernah benar-benar marah sampai tak bertegur sapa dengan Ni-ki.

Dan siang itu, Ni-ki habiskan waktu nya dengan Chacha. Bercanda ria di rumah dengan bebas. Tak memikirkan apapun, hanya ingin bersenang-senang.

•••

Tak ada yang berniat untuk pulang ke rumah. Sama seperti dulu, mereka takut jika di rumah. Padahal biasanya hanya ada 3 orang di rumah pun biasa saja.

Sunghoon pamit duluan saat mereka selesai makan di kantin. Cowok jangkung itu keluar dari kantin meninggalkan yang lain setelah berpamitan. Kakinya melangkah menuju ke parkiran.

[2]My Overprotektif Brothers | Enhypen✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang