49. Akhir dari semuanya

3.8K 811 681
                                    

Pagi-pagi sekali Chacha sudah dijemput oleh Ni-ki. Ni-ki membawa Chacha ke rumah, tugas dari Heeseung. Chacha yang masih mengantuk pasrah saja ditarik Ni-ki.

Saat di mobil, Ni-ki rasanya ingin membuang Chacha. Gadis itu sejak tadi tak bisa diam, terus mengoceh. Segala hal Chacha sebutkan sampai Ni-ki rasanya pusing.

Tak henti-hentinya Ni-ki menggeram kesal selama diperjalanan karena ulah Chacha. Tapi saat ia merasa mobil sepi, Ni-ki melirik Chacha disampingnya. Ibu satu anak itu sudah tertidur.

Ni-ki menghela nafas, akhirnya telinganya terselamatkan dari ocehan tak bermutu yang keluar dari mulut Chacha. Untung kakak, pikir Ni-ki.

Perihal Ni-ki diijinin membawa mobil, sebenarnya ini tak boleh, karena Ni-ki masih belum memiliki kartu ijin mengemudi. Tapi karena urgent, jadinya terpaksa Ni-ki yang menjemput Chacha. Untungnya masih pagi sekali dan jalanan masih sepi tak ada polisi, aman.

Cowok berdarah Jepang itu melirik Chacha yang tertidur pulas disampingnya. Wajahnya terlihat kelelahan dengan kantung mata yang menghitam. Ni-ki tebak, pasti Chacha tak tidur semalam.

Sekitar 20 menit perjalanan, akhirnya Ni-ki dan Chacha sampai di rumah. Seharusnya perjalan dari mansion ke rumah kurang lebih 20-25 menit, tapi Ni-ki mempercepatnya hanya dengan 15 menit karena ngebut. Untungnya jalanan sangat sepi tadi.

Ni-ki terlebih dahulu keluar dari mobil, membiarkan Chacha masih tertidur di dalam mobil. Tadi Ni-ki sempat berusaha membangunkan Chacha, tapi tak berhasil. Chacha yang gampang terbangun kini sulit untuk dibangunkan. Mungkin perempuan itu kelelahan.

"Bang Heeseung!" panggil Ni-ki sambil berlarian masuk ke rumah.

"Stt, jangan teriak pagi-pagi. Kamu lupa kita masih punya tetangga!" tegur Heeseung.

Ni-ki cengengesan, "Maaf bang."

Heeseung melihat ke arah belakang Ni-ki, sontak Ni-ki ikut melihat ke arah belakangnya. "Chacha nya mana?"

"Ah untung inget kan, itu Chacha tidur di mobil. Tadi sempet coba Ni-ki bangunin tapi gak bisa, mungkin Chacha ngantuk banget sampe pules," jawab Ni-ki.

"Aish anak itu." Heeseung mendecak. "Bantu abang, kita gendong aja."

Ni-ki mengangguk, menuruti Heeseung untuk menggendong Chacha. Saat ini hanya Ni-ki, Heeseung, dan Jake yang baru bangun, tentunya karena ini masih sangat-sangat pagi. Jake? Cowok itu sedang mengerjakan tugas kampus nya yang sempat keteteran.

Pintu mobil terbuka, Chacha didalam masih tertidur pulas tanpa terganggu. Heeseung sedikit merapihkan rambut Chacha yang berantakan menutupi wajah cantiknya. Selanjutnya, Heeseung mengode Ni-ki untuk mengambil barang-barang Chacha.

"Loh Ni-ki gak bantuin gendong Chacha?" tanya Ni-ki saat Heeseung menyuruhnya untuk membawa barang Chacha.

"Abang aja, Chacha gak berat kok. Kamu bawa barangnya aja," ucap Heeseung dan Ni-ki langsung mengangguk.

Heeseung menggendong Chacha masuk ke dalam rumah, untungnya tubuh Chacha tak berat. Dibelakang Heeseung, Ni-ki menenteng tas dan barang-barang lain yang Chacha bawa.

Chacha ditidurkan di kamarnya sendiri, untungnya kamar Chacha baru saja dibersihkan minggu lalu, jadi tak ada debu. Ni-ki meletakkan barang Chacha di narkas. Bukannya bangun, Chacha malah mengeratkan selimutnya dan semakin terlelap.

"Biarin aja, mungkin dia kecapean," ucap Heeseung saat Ni-ki terus memperhatikan Chacha.

•••

Jam sudah menunjukkan pukul 10, dan semua orang rumah sudah bangun, kecuali Chacha, perempuan itu masih tertidur. Saat ini mereka berkumpul di ruang tengah, minus Eun Bi dan Chacha.

[2]My Overprotektif Brothers | Enhypen✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang