46. Gawat

3.2K 732 189
                                    

Ni-ki dan Chacha masih tertawa terbahak-bahak di dapur. Mereka berdua sedang membuat bungeoppang seperti yang diinginkan Ni-ki. Untungnya semua bahan dan peralatan ada disana.

Keadaan dapur sudah jauh dari kata baik. Tepung berceceran dimana-mana, beberapa barang kotor tak karuan. Tumpahan adonan bungeoppang mengotori sekitar kompor.

Mereka sudah melakukan percobaan membuat bungeoppang dan yang berhasil hanya 2. Masalahnya yang lain ada yang gosong, hancur saat di balikan, belum matang, dan lainnya.

Pakaian Chacha dan Ni-ki pun sudah kotor oleh adonan. Wajah mereka pun ikut kotor oleh tepung. Penampilan mereka sudah jauh dari kata bersih.

"Coba jangan dibalik dulu Ni-ki!" geram Chacha saat melihat Ni-ki iseng membalikkan bungeoppang yang belum matang.

"Ini udah mateng," ucap Ni-ki.

Chacha menjitak kepala Ni-ki, "Itu baru aja di masukin adonannya!"

"Loh ini bukannya yang tadi?"

"Bukan!!" Chacha menghentakkan kakinya, kesal. "Yang tadi kan udah di angkat, tuh gosong." Chacha menujuk bungeoppang yang gosong.

"Kan gak tau."

"Makanya jangan sok tau."

"Ni-ki mah tau makan aja." Ni-ki memilih untuk duduk.

"Lo yang mau ya!" Chacha melemparkan sendok ke arah Ni-ki.

"Sakit, Cha." Ni-ki mengaduh sambil mengelus kepalanya yang terkena sendok lemparan Chacha.

Tingtong

Chacha membalikkan badannya, menatap Ni-ki yang duduk di kursi makan. Yang ditatap langsung mengangkat bahunya. Mereka sama-sama bingung dan panik secara bersamaan.

"Jangan-jangan itu mereka yang baru pulang dari rumah sakit," celetuk Ni-ki.

Chacha membulatkan matanya terkejut. Gadis itu membuka celemek nya dan keluar dari dapur sambil menarik Ni-ki. Chacha mendorong Ni-ki agar mengecek keadaan didepan.

"Cek sana." Chacha mendorong tubuh bongsor Ni-ki.

Ni-ki mendelik pada Chacha, tapi kakinya berjalan ke arah pintu depan. Mengintip dari jendela siapa yang berada didepan. Matanya membulat lalu menatap Chacha.

Suara bel dan ketukan pintu terus terdengar. Tadi pintu sengaja Ni-ki kunci dan sepertinya salah satu dari mereka tak ada yang membawa kunci cadangan.

"Ke kamar bencana dulu!" titah Ni-ki dengan suara kecil.

"Sandi nya?"

"Masih sama."

"Oke." Chacha berjalan mengendap-endap ke arah kamar bencana yang tak jauh dari sana. Berjalan dengan berusaha tak menimbulkan suara.

"Nik di dalem?!" Suara Jake terdengar dari luar sambil terus mengetuk pintu.

Ni-ki memastikan Chacha sudah masuk ke kamar terlebih dahulu sebelum ia membuka pintu. Setelah figur Chacha hilang, masuk ke kamar, Ni-ki memutar kunci untuk membuka pintu.

Cowok berdarah Jepang itu membuka pintu depan dan tampaklah para saudaranya. Ni-ki cengengesan dan meminta maaf.

Rasa panik masih menyerang Ni-ki. Ia harus berbisik pada Jay ataupun Heeseung. Tapi sejak tadi Jay terus menempel pada Jungwon dan Heeseung sedang mengobrol dengan Jake.

Oke, Ni-ki akan menghampiri Heeseung. Dengan segala pertimbangannya, Ni-ki mendekati Heeseung. Meminta Heeseung mengikutinya ke belakang.

Ni-ki memastikan tak ada orang disana dan tak ada yang kemungkinan menguping. Setelah dirasa aman Ni-ki memulai pembicaraannya.

[2]My Overprotektif Brothers | Enhypen✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang