Part 32. Berjumpa Papa Stefan

436 42 21
                                    

Terkadang konflik antar kedua orang tua mampu membuat mental sang anak memburuk bahkan berhujung depresi
-🔥Stay Strong🔥-

***

Lima belas menit sudah berlalu, keduanya masih setia di dalam mobil dengan suasana canggung. Ratu sedari tadi hanya diam tidak berani berbicara pada Raja walaupun begitu banyak pertanyaan yang ingin ia tanyakan. Ia hanya berani mencuri pandangannya pada Raja yang sibuk menyetir.

"Kalau mau tanya, tanya aja," sosor Raja seolah tahu apa yang tengah Ratu pikirkan. "Pikiran lo terlalu mudah ditebak."

Raja lantas menghentikan mobilnya secara mendadak tepat di sebuah rumah mewah yang tidak Ratu ketahui rumah siapakah itu. Ratu hanya mengekori sang senior tanpa mengeluarkan pertanyaan apa pun. Ia takut jika ia banyak melontarkan pertanyaan, Raja akan mencium bibir sucinya.

Keduanya memasuki rumah semegah istana dengan posisi Raja menggengam erat tangan mungil Ratu seolah menjaganya agar tidak hilang. Raja memasang wajah kulkas dua puluh empat pintu membuat nyali Ratu semakin ciut. Entahlah mengapa cowok yang tengah menggandengnya memasang wajah sedatar itu.

Tidak lama seorang lelaki paruh baya datang dengan senyuman yang begitu merekah, juga dengan matanya yang berbinar. Ia lantas memeluk Raja erat seolah baru saja bertemu setelah sekian lama terpisah.

"Akhirnya kamu pulang juga, Nak. Papa kangen sama kamu." Lelaki yang tak lain ialah Papa Raja mengusap air mata bahagianya ia lantas memberikan kode berupa tepukan tangan, mungkin tengah memanggil seseorang.

Dan benar saja, seorang wanita berpakaian daster datang membawa celemek lusuh, mungkin ia tengah membersihkan rumah. Wanita itu membungkuk seolah tengah memberikan hormat. "Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" tanyanya sopan.

"T-tuan Raja sudah kembali? Saya mengerti, saya akan menyiapkan makanan kesukaan Tuan Raja," sambungnya usai menyadari keberadaan Raja.

Ratu semakin tidak mengerti dengan apa yang tengah terjadi. Sebenarnya ada apa? Apa jangan-jangan Kak Raja itu kabur dari rumah dari dulu kali, ya? Tapi gimana bisa Kak Raja bisa dapatin apartemen dan lainnya? Ah, Ratu pusing, batinnya.

Pandangan Stefan—Papa Raja beralih menatap ke arah Ratu. Perlahan ia menatap Raja yang tengah menggengam erat tangan sang gadisnya, hati Stefan terasa menghangat. Rupanya anak laki-lakinya kini sudah tumbuh dewasa bahkan sudah mengenal cinta.

"Gadis ini pacar kamu, ya? Anak Papa udah gede, ya, ternyata." Stefan menyunggingkan senyum hangatnya, namun Raja justru membalasnya dengan wajah datar.

"Istri," balas Raja santai.

Mendengar jawaban dari Raja sontak Ratu membulatkan matanya sembari menoleh ke arah cowok di sebelahnya. Ekspresi Ratu yang tengah terkejut membuat Stefan terkekeh, rupanya anak laki-lakinya lebih menyukai gadis lugu seperti Ratu. Pantas saja selama ini tidak pernah ada gadis yang Raja lirik.

Kruyuk ...!

Ratu sontak memegangi perutnya dengan tangan kiri lalu menggigit bibir bawahnya menahan rasa malu. Perutnya justru berdemo meminta makanan padahal baru beberapa menit yang lalu perutnya sudah terisi penuh.

"Aduh, apa anakku gak pernah kasih kamu makan? Yuk, makan dulu, pembantu di sini udah masakin buat kalian." Stefan mengajak keduanya ke meja makan untuk mengisi kembali perut keduanya terutama perut Ratu yang sudah keroncongan.

Di sela-sela keheningan Stefan terus melirik ke arah kedua sejoli yang duduk masih mengenakan seragam sekolah di hadapannya secara bergantian. Ia yakin keduanya membolos, namun ia tidak mempedulikan akan hal itu.

[✔️] Most Wanted vs Nerd Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang