Part 46. Hari yang Buruk

402 35 27
                                    

Maafkanlah kesalahan di masa lalu agar hidupmu terasa tentram, mulailah segalanya dengan lembaran baru, serta belajarlah dari masa lalu agar kejadian buruk tak lagi menimpa dirimu
-Most Wanted vs Nerd Girl-

***

Ratu mengigit bibir bawahnya menatap Raja yang bersimpah darah, ingin rasanya ia keluar dari mobil membawa sang senior ke dalam dekapan mungilnya. Namun, dirinya sudah berjanji tidak akan keluar dari mobil apa pun keadaannya.

Tap!

Tap!

Terdengar langkah berat dari arah belakang, sejenak Ratu menghentikan tangisnya menoleh ke sumber suara. Kening Ratu berkerut dengan mata yang memicing mencoba mencari tahu siapa pemuda dengan hoodie hitam yang melangkah melewati kelima lelaki yang sudah terkapar di jalanan.

Detik kemudian ia kembali melirik ke arah Raja yang terkapar dengan darah mengalir dari perut seniornya. Ia termenung dengan air mata yang tak juga berhenti justru semakin leleh dari kedua manik matanya.

Tuk ... tuk!

Lamunan Ratu membuyar kala seseorang mengetuk kaca mobil. "Hai, cantik. Apa ada di dalam?" Suara itu. Rasanya, Ratu merasa tidak asing usai mendengarnya.

"Keluar, dong! Pangeran Dylan udah siap bawa lo kembali ke kerajaan, nih!" Ya. Pemuda dengan hoodie hitam ialah Dylan.

Dylan lantas membuka penutup kepala serta masker cadangan yang sempat ia gunakan sebelum mendekati mobil Raja dengan maksud memberikan Ratu kejutan.

Tangan kekar Dylan lantas membuka pintu mobil, bodohnya Ratu tidak bergerak cepat untuk mengunci mobilnya padahal dahulu Raja sudah memberinya peringatan untuk mengunci pintu mobil.

Dylan membawa Ratu ke dalam dekapannya membiarkan sang gadis menghisap aroma parfum coffee yang melekat di dada bidangnya. "Jangan nangis, oke? Nanti Kesayangan Dylan tambah jelek," ujarnya entah menghibur ataukah menjatuhkan.

"K-Kak Dylan jahat. K-kenapa harus nembak Kak Raja? Sekarang Ratu sama siapa kalau Kak Raja udah gak ada? Kak Raja satu-satunya orang yang Ratu punya." Ratu mulai memberontak dengan mendorong dada bidang Dylan lalu ia keluar dari mobil memeluk Raja yang bersimpah akan darah.

"Kakak? Kakak buka matanya, ya? Kakak masih hidup, 'kan?" Ratu mencoba menempelkan jari telunjuk pada bawah hidung Raja, terasa embusan napas di sana. "Kak, kita ke rumah sakit, yuk!"

"Ikhlasin aja dia pergi untuk selamanya. Lagian gimana caranya lo bawa dia ke rumah sakit, hm?" Suara itu suara Dylan yang kini bersandar pada mobil Raja dengan tampang sombong tentunya seolah mobil itu miliknya.

"Ratu seret terus Ratu guling-gulingin. Huh, kenapa Kak Dylan jadi cowok bego banget, sih? Ya, Ratu bawa pakai mobil, dong!" balas Ratu ngegas berusaha mengangkat tubuh Raja yang begitu berat. "Apa gunanya mobil kalau gak digunain? Buat pajangan? Atau bahan pamer?"

Ratu terus berusaha membangkitkan tubuh seniornya yang terasa begitu berat, sedangkan Dylan hanya diam menatap juniornya tengah bersusah payah.

"Percaya sama gue, dia gak akan selamat. Rumah sakit itu jauh lagian lo gak akan bisa nyetir, yang ada lo masuk ke jurang. Nanti gue jadi duda kalau lo mati," sosor Dylan dihadiahi lemparan sepatu di wajahnya.

Dylan meringis mengusap wajahnya lembut. Ia mengeluarkan kembali pistol yang ada dalam saku celana. Tanpa ragu ia menembakkan kembali tepat mengenai perut Raja hingga sang empu menggerang diiringi darah segar menembus pakaian pernikahan milik Raja.

Dor!

Raja kembali ambruk, kini tidak lagi mencium aspal melainkan pada pelukan gadisnya. Ratu kembali menangis memeluk Raja erat, gaun putihnya sudah ternodai oleh darah segar milik ketua senior yang hari ini seharusnya menjadi suaminya.

[✔️] Most Wanted vs Nerd Girl Where stories live. Discover now