Part 44. Bersatunya Dua Hati?

382 35 48
                                    

Acuh bukan berarti tak peduli, terkadang di balik sikap acuh seseorang ada sejuta kepedulian yang tersemat
-Most Wanted vs Nerd Girl-

***

Pagi begitu cerah, pancaran mentari menembus tirai putih yang sedikit terbuka. Ratu tampak menggosok kedua matanya mengumpulkan nyawa yang ikut tertidur bersama dirinya. "Huwaaa ... eh, bukannya kemarin Ratu sama Kak Raja di rumah terakhir Mama, ya? Kok sekarang ada di sini?"

"Di mana Kak Raja?" gumamnya tidak mendapati Raja ada di sampingnya.

Tenang saja, Raja sudah membasuh tangan dan kaki serta wajah Ratu selepas pulang dari makam. Hanya saja ia tidak mengganti pakaian Ratu lantaran tidak ada orang lain selain kedua sejoli. Tidak mungkin dirinya nekat menggantikan pakaian Ratu, apa kata dunia?

"Kak Raja?" panggil Ratu dari atas tangga.

Merasa tak kunjung mendapat balasan, Ratu kembali ke kamar untuk membersihkan dirinya. Sekitar sepuluh menit kemudian ia dikejutkan dengan kehadiran Raja yang berdiri tepat di depan pintu kamar mandi.

Mata Ratu lantas bergerak menatap tangan kekar Raja yang membawakan gaun putih. Ah, itu adalah gaun yang Raja pilih kemarin. Hal yang membuat Ratu semakin bingung adalah pakaian yang Raja kenakan saat ini.

Raja tampak negitu gagah dengan setelan jas hitam. Raja lantas menyentil dahi Ratu yang berkerut. "Mikir apa? Buruan ganti, hari ini kita nikah!"

"What!?" pekik Ratu terkejut dengan apa yang Raja katakan. Semula ia berpikir Raja hanya bercanda karena akan sulit bisa nikah muda, namun nyatanya pikirannya itu salah.

"Kenapa? Gak mau, hm?" Lirikan mata Raja menajam diiringi nadanya yang tampak memaksa.

Ratu hanya bisa pasrah takut jika ia menolak, Papanya akan diamuk oleh lelaki di hadapannya. Ia juga heran mengapa harus dirinya yang akan Raja nikahi, padahal ada banyak gadis yang jauh lebih baik daripada dirinya.

"Kakak gak bohong? Ini masih jam lima pagi, Kak. Siapa yang nikah di jam segini?" protes Ratu mencoba melarikan dirinya walaupun itu mustahil.

Raja melirik sekilas pada jam tangan yang melingkar manis di lengan kirinya. "Hmm ... gua gak peduli. Pakai sekarang atau mau gua pakaikan, hm?"

"Eh, i-iya Ratu pakai gaunnya sekarang!" Ratu lantas merebut gaun putih dari tangan Raja kemudian hendak menutup pintu kamar mandinya.

Saat Ratu hendak menutupnya, tiba-tiba saja Raja justru menahan pintu dengan tangan kanan. "Tunggu."

"Ada apa?" Kedua alis Ratu saling bertemu, seperti biasa Raja kembali menyentilnya.

"Muka lo tambah jelek kalau kayak gitu." Raja menepuk tangannya dua kali, tidak lama masuklah dua orang wanita.

"Mereka siapa? Di rumah ini mau ada pembantunya, ya? Wah, seru! Ratu pasti jadi punya teman di rumah ini," seru Ratu tampak ceria.

Gak bosan dimarahin mulu sama Kak Raja, lanjutnya membatin.

Raja mengacuhkan seruan dari sang gadis. Ia lantas memberikan kode pada kedua wanita tersebut dengan gerakan mata tajamnya. Kedua wanita tersebut mengangguk sembari membungkuk memberikan hormat kepada Raja.

"Mari, kami akan membantu Nona untuk memakaikan gaun istimewa," ujar salah satu wanita ttersebu dibalas anggukan oleh Ratu.

Raja beralih menatap kedua wanita yang kini menunduk tak berani bertatapan dengan mata elang Raja. "Tolong rias juga wajahnya jangan buat kesalahan sedikit pun atau kalian saya pecat!" perintahnya.

[✔️] Most Wanted vs Nerd Girl Where stories live. Discover now