Love Talk [ChanMin] ft.2Min

Love Talk "5»

Beberapa bulan telah berlalu. Kini Seungmin mulai menerima perjodohan itu walau belum sepenuhnya karena ia masih mencoba untuk menerima. Menerima Chris yang pergi entah kemana, dan menerima Minho sebagai pasangan hidupnya kelak.

Seungmin menatap kosong kearah layar laptop yang sedang menyala.  Jemarinya ia gigit pelan, cukup lama Seungmin menatap layar itu tanpa pergerakan jemari pada keyboard.

"Sayang"

Seungmin terlonjak kaget saat Minho menepuk bahunya pelan. Dirinya kini tinggal bersama di apartemen Minho dan meninggalkan rumah kontrakan kecilnya atas permintaan orang tua.

"Um.. Kenapa?"

"Kau melamun"

Memang setelah pertunangan itu perlahan Minho membiasakan memanggil Seungmin dengan kata 'sayang', Seungmin sendiri enggan memanggil Minho dengan kata itu, karena menurut nya akan menjadi aneh dan canggung.

Minho milirik kearah layar yang sudah diisi dengan beberapa ketikan yang Seungmin buat. Tanpa izin, Minho langsung menyimpan file tersebut dan mematikan laptop milik Seungmin.

"Istirahat dulu, sambung lagi besok"

Seungmin menurut dan segera naik ke atas kasur, menyelimuti dirinya dibawah kain tebal itu. Minho tersenyum dan mengucapkan selamat malam sebelum menutup pintu kamar milik Seungmin.

Saat mereka masih berstatus sebagai 'teman' Seungmin tidak masalah jika mereka harus tidur dalam satu ranjang. Tapi kali ini berbeda, di tambah sikap Minho yang menjadi lembut dan perhatian membuatnya merinding dan geli.

Hey... Yang benar saja mereka berteman cukup lama dan baru kali ini Dia melihat sosok lain dalam diri Minho. Jika pria itu hanya ingin berpura-pura bukankah harusnya di depan orang banyak saja dan tidak perlu repot untuk dibawa saat mereka hanya berdua.

•

•

•

•

"💜💬»

°

°

°

°

"Yakin pulang tidak ingin di jemput? " entah yang keberapa Minho menanyakan hal itu

"Tidak, aku akan pergi bersama Renjun dan Haechan. Akan ku kabari nanti, selamat tinggal "

Dengan tergesa Seungmin turun dari mobil dan masuk kedalam gedung penerbit, meninggalkan Minho yang menghela napas karena ia belum mengucapkan selamat tinggal pada tunangannya itu.