He Never Know

337 30 4
                                    

"Seo Soo Ni," Shi Jin membaca nama di akte kelahiran bayi Dae Young dan Myung Joo.

"Sunny. In English," ralat sang ayah, Seo Dae Young.

"Tapi tulisan hangeul-nya Soo Ni," Shi Jin menunjukkan tulisan nama itu, 서수니

"Memangnya seharusnya seperti apa?"

Shi Jin menuliskannya di kertas kosong, 서써니 (Seo Sseo Ni)

"Atau seharusnya sejak awal ditulis dalam alphabet Inggris saja, Sunny Seo."

Dae Young ternganga, "apakah akte kelahiran bisa diganti?"

Shi Jin menepuk bahu sahabatnya, kemudian melangkah menghampiri Mo Yeon yang duduk di sofa sambil menggendong sang bayi.

"Soo Ni-ya..." Shi Jin menunduk,  mengendus kepalan tangan mungil bayi itu.

"Kenapa kau memanggilnya seperti itu? Namanya Sunny, bukan Soo Ni," protes sang ibu, Myung Joo yang baru keluar dari kamar. Ia meletakkan sebuah bantal bundar dengan lubang di tengahnya seperti donat ke atas sofa sebelum ia duduk perlahan.

"Itu nama panggilan khusus dari Paman Yoo Shi Jin,"

"Cih, seenaknya saja mengganti nama anak orang! Buatlah anak perempuanmu sendiri dan berikan nama Soo Ni."

"Kalau kulihat dari sini, kalian juga sudah pantas menjadi orang tua," kata Dae Young yang masih duduk di kursi pantry.

Myung Joo juga mengangguk setuju, "hei, kalian berdua cepatlah punya anak juga agar Sunny kami punya teman main."

"Kau pikir membuat anak itu gampang?"

"Iya, apalagi orang ini..." Mo Yeon menunjuk Shi Jin, "lebih sering berada di markas dan ke 'mall' daripada di rumah. Kapan kami membuatnya?"

"Hei, jangan hanya melimpahkan kesalahan kepadaku. Kau juga sibuk di rumah sakit dan televisi," balas Shi Jin.

"Itu karena kau tidak ada di rumah, jadi lebih baik aku menghabiskan waktu bersama pasienku daripada kesepian di rumah."

"Kenapa kalian jadi bertengkar di rumahku? Lihatlah, Sunny sampai menangis," tegur Myung Joo.

Mo Yeon menyerahkan kembali sang bayi kepada ibunya. Myung Joo membawanya ke kamar untuk disusui, sementara Dae Young menjamu dua tamunya dengan makan siang yang baru diantarkan oleh petugas delivery.

Usai menyusu, Sunny kembali ke tangan Paman Yoo Shi Jin dan Bibi Kang Mo Yeon yang tak bosan-bosan bermain dengannya. Kali ini Shi Jin yang mencoba untuk menggendongnya. Caranya menggendong bayi agak sedikit kaku karena tak terbiasa. Ia tak pernah menggendong bayi yang masih berusia 5 hari, jadi ia sedikit takut.

"Sini, sini, berikan padaku, aku takut bayiku kau jatuhkan," Dae Young segera 'mengamankan' putrinya.

"Cih, padahal kau juga kaku saat menggendongnya," cibir Shi Jin.

Mo Yeon melirik suaminya, terlihat ada rasa iri di mata pria itu.

"Yeobo," Shi Jin menoleh kepada Mo Yeon, "malam ini kau ada syuting atau tugas di rumah sakit?"

"Tidak ada, kenapa?"

"Ayo buat teman untuk Sunny."

"Hei!!!" Mo Yeon membekap mulut mesum Shi Jin. Wajahnya merah padam karena malu. Sementara Dae Young dan Myung Joo hanya tertawa sambil geleng-geleng kepala. Mereka sudah terbiasa dengan kelakuan Shi Jin.

Shi Jin dan Mo Yeon ikut tertawa, namun tak ada yang menyadari, ada guratan sedih di mata Mo Yeon.

~~~

[Idn-FF DOTS] PainWhere stories live. Discover now