Sunshine Before The Rain

222 26 4
                                    

Privilege yang didapatkan oleh Seo Dae Young sebagai menantu jenderal adalah dibebastugaskan dari misi khusus di luar negeri, meski hanya selama 6 bulan pertama sejak putrinya lahir. Ia bertugas sebagai pelatih di sekolah militer. Sementara itu Myung Joo mendapatkan jatah cuti pasca melahirkan selama 6 bulan sebelum ia kembali ke rumah sakit militer. Masa 6 bulan itu dipergunakan sebaik-baiknya oleh pasangan itu untuk menghabiskan waktu bersama anak mereka.

Waktu berlalu begitu cepat. Surat tugas telah memanggil Dae Young untuk berangkat ke Libanon, sedangkan masa cuti Myung Joo juga sudah berakhir. Selama Myung Joo bekerja, Sunny akan dititipkan ke rumah neneknya, ibu Myung Joo dan diasuh oleh seorang babysitter.

Di hari terakhir sebelum keberangkatan Dae Young, tak ada acara istimewa. Hari itu berjalan seperti biasanya, Dae Young berangkat ke sekolah militer untuk menyelesaikan beberapa hal, sementara Myung Joo ke rumah sakit setelah mengantarkan putrinya ke rumah orang tuanya.

Dae Young pulang lebih awal. Ia ke rumah mertuanya untuk menjemput anaknya. Karena Myung Joo belum pulang, Dae Young berinisiatif untuk memasak makan malam. Ia tidak belajar dari pengalaman sebelumnya yang membuat dapur jadi kacau balau untuk membuat kue tart. Tapi dia setidaknya belajar 1 hal, jangan masak bareng Yoo Shi Jin. Dia menelepon Kim Ki Beom via video call.

"Hyung, potongan wortelnya kurang kecil."

"Segini?" Dae Young menunjukkan wortel yang baru ia potong.

"Iya, segitu. Kentangnya sedikit lebih besar dari itu."

"Oke, oke."

Setelah semua bahan selesai dipotong, Dae Young mulai memasak kare sesuai instruksi Ki Beom. Pertama, daging dan bawang putih ditumis, kemudian sayurannya dimasukkan. Semua bahan direbus sampai mendidih.

Sunny menangis. Ia baru bangun dari tidur siangnya. Dae Young meninggalkan dapur untuk menenangkan putrinya. Ia menggendong bayi itu ke dapur untuk diperlihatkan kepada Paman Ki Beom. Sunny berhenti menangis ketika melihat wajah konyol Ki Beom yang menghiburnya lewat video call.

"Ah... dia semakin lucu, Hyung. Aku ingin menggendongnya. Tak bisakah tugasku ke Libanon ditunda sebulan saja? Ah, seminggu saja! Masa dari Urk aku harus langsung ke Libanon tanpa pulang sebentar ke Korea?"

"Jangan minta izin padaku, tapi pada kaptenmu."

"Ck... Kapten Lee orangnya sangat kaku dan suka marah-marah, tidak seperti Kapten Yoo atau kau. Hm... aku tak sabar untuk bekerja di bawahmu lagi."

"Hei, aku juga kapten yang tegas dan galak, kau tahu?"

"Tapi tak segalak Kapten Lee. Oh, tunggu sebentar, sudah berapa menit ini? Hyung, karemu!"

"Hah!!!" Dae Young gelagapan. Pantas saja hidungnya mencium aroma gosong sejak tadi. Ia segera mematikan kompornya dan menatap ngeri pada wajan yang sudah menghitam bersama sayuran gosong yang lengket di atasnya.

~~~

"Iya, aku masih di Urk. Maaf sayang, kau masih belum bisa melihat wajah tampanku, karena kepulanganku ditunda sampai beberapa hari lagi. Aku tidak tahu kapan tepatnya, nanti akan kukabari lagi. Hm... ya... see you..." setelah memberi kecupan, Shi Jin mematikan ponselnya.

Faktanya, Shi Jin sedang menelepon Mo Yeon dari markas di Seoul. Ya, Seoul, Korea Selatan. Saat mengamankan salah satu wilayah di Urk, perutnya tertembak. Ketika kembali ke Korea Selatan, Shi Jin tak langsung pulang ke rumahnya ataupun ke rumah sakit militer. Ia menginap di klinik markas.

Myung Joo melemparkan lirikan tajam nan kesal.

"Kau punya istri seorang dokter di rumah sakit besar, kenapa kau malah ke sini?"

[Idn-FF DOTS] PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang