01. Guntur Sangkakala

292 7 1
                                    

01. Guntur Sangkakala
.
.
Happy Reading!

"AYAH! GUNTUR! YANG HANCURIN DAPUR BUNDA SIAPA?!"

Teriakan itu berasal dari lantai bawah tepatnya di pintu dapur terlihat seorang wanita paruh baya yang berdecak pinggang mengamati seisi dapurnya yang hancur berantakan.

Berbalik badan, berjalan dengan langkah lebar menaiki tangga menuju kamar putra satu satunya.

Insting ibu pasti selalu benar, terbukti sudah suami dan anaknya tengah asik asikkan bermain game online pada ponsel Meraka masing masing.

"Ayah gimana sih itu musuhnya maju itu serang dong malah sembunyi."

"Eh anak dugong ini ayah mau nyerang kamu jangan mundur juga dong."

"Ah ayah serang dong."

"EH GOBLOK KAN."

"BAGUS YA BAGUS ANAK SAMA BAPAK GAK ADA BEDANYA BISANYA NGUMPAT TERUS."

Wanita itu menatap nyalang kedua lelaki yang tak lain adalah anak dan ayah. Keduanya hanya menatap sang bunda dengan senyum khas mereka.

Sambil berjalan ke arah bunda yang berdiri tepat di depan pintunya, "bunda jangan marah marah entar stroke tau rasa."

Dengan tangan gatalnya, wanita itu menarik telingan kanan sang anak, "kamu ngedoain bunda sakit, dasar anak durhaka ya kamu bunda kurung nanti di kamar mandi biar jadi temannya kecoa mau?!"

Sedangkan sang ayah yang berada di sofa sang anak berusaha menahan tawanya agar tidak pecah.

"Aduh Bun.. bunda lepas ih telinga Guntur lepas sebelah 'kan gak lucu."

"Siapa suruh. HAH!"

"Bunda abis makan gak sikat gigi ya, bau ikan teri Bun."

"Ihhh kamu ini anaknya siapa sih," ucapnya gemas dan semakin jadi tarikan di telinga pemuda itu.

"Anaknya bunda emang anaknya siapa lagi, pak Jajang?"

"Dikasi tau ngejawab Mulu."

"Lepas dulu Bun sakit nih putus nanti belinya dimana?"

Akhirnya sang anak bisa bernapas lega karena tarikan di telinganya sudah berlepas. Namun tidak dengan tatapn sang bunda yang masih terlihat marah.

"Yang hancurin dapur bunda siapa, pasti kamu 'kan?"

"Yaallah bunda ini soudzon mulu sama anaknya. Bukan Guntur Bun ayah tuh dia tadi suruh Guntur bikinin kopi."

Kini pandangan wanita itu teralihkan melihat sang suami yang masih duduk sofa dan masih bermain game online, "oh bagus ya gak merasa bersalah."

Sang bunda langsung mengambil ponsel yang berada di tangan suaminya itu, mengangkatnya tinggi-tinggi, tetapi...

"Eh sayang jangan dong ini udah yang kelima kalinya kamu mau buang, jangan ya cantik deh." Langsung saja ponsel itu diambil dari genggaman sang istri

"Cantik cantik noh pantatnya cantik."

"Bun.. Bun tau gak tadi waktu ayah nge-live dia godain cewek tau Bun. Mana ceweknya masih perawan pula," adu sang anak sedangkan sang ayah menatap anaknya dengan tatapan menantang.

"Oh pinter ya. Udah tua gak sadar diri ganteng aja ngak."

"Kalo aku gak ganteng kenapa kamu mau sama aku?" Tanya sang ayah

"Karena kamu itu ber duit."

"BWHAAHAA."

"POKONYA KALIAN BERDUA BERESIN DAPUR BUNDA TATA LETAKNYA HARUS SEPERTI SEMULA. GAK MAU TAHU!"

Sedangkan dua lelaki itu hanya bisa mengelus dadanya sabar. Gini amat sih nasib nasib.

•••••
Tongkrongan pak haji namanya. Di sana banyak pemuda pemuda tampan nan berduit yang nongkrong di sana. Bukan. Bukan tongkrongannya yang mewah hanya saja makanannya yang mewah.

Di sana itu ada mie goreng pake telur ceplok, mie rebut telur orak arik, gorengan, dan masoh banyak lagi. Mewah bukan? Mewah bagi anak kosan. Tapi benar kok, pemuda pemuda yang ada di sini dompetnya berisi semua. Jadi kapan kapan kita mampir yuk.

Seorang pemuda turun dari motor Scoopy dengan kaos oblong yang terlapisi jaket Levis bewarna biru itu.

"Tumben telat biasanya Lo yang duluan," ujar salah satu temannya yang berpakaian rapi, yaitu memakai kemeja bewarna hitam dipadukan jeans hitam dan sendal jepit. Namanya adalah Gibran Gentala Prakasa.

"Paling baru bangun. Kan hari Minggu Lo kayak gak tau Guntur aja." Pemuda yang sedang mengemut permen susu mahal itu bersuara. Pemuda itu bernama Reyland Satria Adibaskara.

"Enak aja gue itu sebagai anak yang rajin dan berbakti itu bantu bunda beres rumah."

"Iya bantu, tapi bantu doa doang," ujar pemuda dengan alis tebal yang hampir menyatu karena saking tebalnya. Dia adalah Bayu Saputra Pratama.

"Bantu doa gakpapa selagi kita bantuin apa salahnya."

Pemuda yang baru datang itu segera saja mengambil posisi duduk di samping Gibran, "wis rapi amat Lo abis ngapain? Atasnya doang cakep liat ke bawah malah pake sendal jepit."

"Pake sendal jepit gini yang penting dompet gue berisi. Amanlah."

"Oke oke bagus juga prinsip Lo."

Pemuda yang baru datang dan dibicarakan oleh teman temannya itu adalah Guntur Langit Syandyakala. Anak dari pasangan Niko Antonio  dan Niken Anjani.

Pemuda yang biasa dipanggil oleh kawan-kawannya dengan sebutan 'ketua' atau 'Guntur Sangkakala' itu memiliki jutaan pesona yang mampu ia tebarkan kepada para penggemarnya. Karena menurut teman-temannya, nama akhir Guntur itu ribet disebutin, makanya aja namanya jadi ada sangkakala-nya.

Dengan kulit sawo matang, rambut hitam legamnya, tingginya yang di atas rata-rata, dan jangan lupa sikapnya yang kelewat humble kepada siapa saja, membuatnya langsung terkenal di kalangan anak-anak muda di kota ini.

Siapa yang tidak mengenal Guntur Syandyakala. Di dunia nyata, dunia maya pasti mengenalnya.

Guntur kini duduk di antara Reyland dan Gibran dengan sengajanya ia mengambil sesuatu yang keluar dari kantong celana Reyland.

Dengan senyuman yang mengembang ia mengambil benda kesayangan Reyland dan membukanya dan langsung memakannya.

"Eh bentar deh tadi Lo gak makan permen, Lo dapet permen dari mana?" Tanya Reyland dengan raut muka selidiknya sepertinya ada sesuatu yang terjadi ini.

Bukannya menjawab Guntur malah asik berbincang dengan Bayu padahal Bayu saja tidak meresponnya. Dengan tangan gemasnya Reyland menarik batang permen itu dari mulut Guntur.

"GUNTUR BALIKIN PERMEN GUE!"

Dengan sigapnya Guntur berdiri karena dugaannya pasti benar.

Dan benar saja, terjadilah aksi kejar kejaran antara dua pemuda yang memperebutkan satu permen susu mahal itu.

"ITU KAN ADA DI TANGAN ELO YAUDAH MAKAN."

"GAK MAU JIGONG LO BAU IKAN TERI."

"BALIKIN YANG BARU GUNTUR."

"MINTA SAMA BAYU."

•••••
HAI EVERYONE!!

NEXT PART GAK?

Guntur SyandyakalaWhere stories live. Discover now