03 - PRECIOUS THINGS

95 67 123
                                    

03 - precious things

Sekarang Letta sudah berada di depan rumahnya. Ia turun dari motor Narendra. Lalu ia mengucapkan terima kasih dengan disertai tundukan kepala sebagai ucapan terima kasih dan hormat juga.

Setelah Narendra menancap gasnya dan pergi, Letta segera berjalan menuju ke arah pintu. Ia membuka pintu dan disambut dengan kakak laki-lakinya yang sudah menunggunya. Kakak laki-lakinya menyambutnya dengan berdiri di depan tangga dan menyedekapkan kedua tanggannya. Menyenderkan badannya di dinding, melihat Letta dengan tatapan tajam.

"Letta ... Letta bisa jelasin, Kak."

Kakak laki-laki Letta mengangguk. Letta sudah tahu ini, pasti Kakaknya mendengar suara motor mengantarkan Letta pulang. Bagaimana tidak tahu? Letta selama ini pulang naik bus, angkot atau tidak jalan kaki dan tidak pernah naik motor. Sudah pasti kakaknya akan curiga.

Kakak laki-laki Letta bernama Nevandra. Nevandra Bagaskara. Saat ini Nevan sedang menjalani masa kuliahnya. perbedaan umur Letta dengan Nevan hanyalah 4 tahun. Dia adalah mahasiswa yang mengambil jurusan hukum.

Di dapur, Nevan sudah menggeret kursi ke belakang untuk mempersilahkan Letta duduk. Nevan mengambil tas yang masih Letta gendong, lalu meletakkannya di kursi yang kosong. Nevan duduk di seberang meja.

Letta tidak tahu harus memulai cerita darimana. Ia duduk dengan tegang. Walaupun ia tahu bahwa Kakaknya itu orang yang santai dan tidak pernah marah, tapi itulah itu yang membuat Letta lebih takut. Orang yang diam lebih menakutkan daripada orang yang sering menunjukkan perasaannya.

"Kak Nevan..."

Letta mengambil nafas lalu ia mengeluarkan nafas tersebut. Ia ragu jika Kakaknya tidak mempercayai dirinya, tetapi Letta akan mencobanya! berbicara jujur adalah satu-satunya ... lagipula juga tidak ada hal lainnya, bukan?

"Tadi teman sekelas Letta namanya Narendra. Dia mengantarkan Letta pulang karena ga mau Letta pulang sendirian. Dan juga kebetulan Naren nganterin Letta karena tadi Letta ketemu Naren. Naren ... dulu aku juga pernah cerita sama kakak yang dulu aku pernah kerja kelompok dan dibantuin dia saat dulu aku kesusahan..."

"Selain itu engga ada niat lain kak ... dan Naren hanya teman Letta. Letta yakin karena penilaian Letta engga pernah salah."

Maaf Kak Nevan, Letta ga berani cerita tentang Kaiden majikan Letta dan kejadian di sekolah tentang Letta di jadiin babu ... Letta takut Kak Nevan ngereog. Letta membatin dengan hati yang berat, ia benar-benar berkata jujur tapi hanya saja bagian lainnya tidak ia katakan, bukankah ini tidak dianggap berbohong?

Letta menundukkan kepalanya, takut-takut melihat Nevan kesal, marah, ataupun yang lainnya kepadanya. Nevan beranjak dari kursinya lalu mendekati Letta. Nevan mengelus-elus kepala Letta. "Terima kasih, Letta. Kamu udah berbicara jujur."

Nevan tersenyum dan Letta membalas senyuman itu, Lalu Letta memeluk Nevan. Letta tidak enak karena tidak menceritakan semuanya. Akan tetapi, Letta takut kekhawatiran Nevan akan menjadi-jadi.

Letta tahu itu, betapa khawatirnya kakak laki-laki nya, Nevan kepada dirinya. Ia hanya tinggal berdua dengan kakaknya. Ibu dan Ayahnya ... Ibu Letta sudah meninggal sejak Letta berusia 10 tahun. Alasannya karena sebuah penyakit yang dideritanya. Dan Ayahnya? Entahlah Ayahnya Letta belum diketahui kemana dan keberadaannya juga mereka belum tahu. Ibunya juga tidak mengatakan itu kepada Letta. Akan tetapi Letta pernah mendengar bahwa Ayah Letta pergi meninggalkannya bersama Ibunya saat Ayah Letta sudah muak mengurus Ibunya. Juga karena hal itulah Nevan tidak membiarkan seorang laki-laki mendekati Letta. Ah, tidak, tidak ... tidak hanya karena Ayahnya tetapi juga karena laki-laki brengsek yang sudah pernah menyakiti Letta. Sudah cukup satu kali, Nevan tidak akan pernah membiarkan Letta jatuh ke dalam lubang yang sama.

Nevan ... Selama ibunya meninggal, Nevanlah yang menghidupi Letta. Nevan bekerja sambil kuliah untuk membiayai Letta, untuk makan, dan untuk kuliahnya sendiri. Nevan bekerja keras untuk dapat membuat Letta merasa berkecukupan. Walaupun harus bekerja kesana kemari dengan keras, Nevan masih sanggup. Dia sudah menerapkan satu hal sejak kecil, yaitu "Kata menyerah hanya bisa dipakai oleh pecundang!." Dan menunjukan bahwa jika tidak ada Ibu ataupun Ayah, masih ada Kakak disini.

"Aku mau membuat makan dulu, kamu pasti lapar." ucap Nevan sembari menepuk-nepuk kepala Letta.

Setelah itu Nevan beranjak ke kulkas dan membukanya. Mulai mencari bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat makan sore hari ini. Sedangkan Letta hanya duduk anteng dan melihat kakaknya membuat makan sore. Letta kadang-kadang iseng ingin membantu Nevan, tetapi Letta tidak diperbolehkan untuk membantunya. Katanya, Letta cukup duduk dan makan dengan tenang saja biar Kakak yang melakukannya. Bukan hanya tentang membuat sarapan dan makan saja. Tetapi hal-hal yang lain seperti mencuci piring, mencuci baju, dan membersihkan rumahpun tidak boleh.

Yah, Letta hanya berharap suatu hari Nevan menemukan jodoh yang baik. Bukan hanya baik, tetapi mengerti juga. Pasti beruntung bukan memiliki Nevan sebagai suami?

Nevan adalah wujud dari semua love language di borong semua.

Setelah beberapa menit menunggu dan Nevan belum selesai-selesai membuat makan siang, Sehingga Letta beberapa saat yang lalu meninggalkan Nevan untuk mandi dan berganti baju karena disuruh oleh Nevan. Setelah mandi dan berganti pakaian, Letta turun dan melihat bahwa Nevan masih belum selesai-selesai. Letta meluncurkan aksinya yaitu dengan memeluk Nevan dari belakang. Ia suka melakukan hal ini kepadanya saat Nevan sibuk dengan urusannya dan Letta memeluknya dari belakang.

"Belum selesai ya, Kak?"

"Sebentar lagi."

Benar-benar Letta dibuat bosan karena menunggu. Dan disaat sepeti ini Letta malah ingat Kaiden, majikannya yang pemaksa itu. Letta dan Kaiden sudsh bertukar nomor ponsel. Saat Letta menolak memberikan nomer ponselnya, Kaiden bilang. "Babu mana yang ga punya nomer hp majikannya?"

Menyebalkan ... tetapi apa boleh buat? babu ya babu. Letta khawatir jika Kaiden tiba-tiba meneleponnya dan yang mengangkat adalah Nevan. Itu pasti akan menjadi perang dunia ke 3. Letta harus waspada dan lebih berhati-hati jika di rumah! Untunglah Letta juga sekarang tidak membawa handponenya. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Nevan menyeka keringatnya, "Sudah selesai Letta."

"Yatta!" ucap Letta kegirangan sembari mengangkat kedua tangannya ke atas.

Nevan mempersiapkan beberapa hidangan itu di meja. Letta duduk dan menunggu semuanya siap. Setelah beberapa saat, hidangan sudah di keluarkan. Nevan juga ikut duduk di seberang meja.

Letta mengambil salah satu makanan dan mencicipinya. "Sugoiii! Kak apa rahasia dari masakan kakak? Letta heran kenapa setiap Kak Nevan memasak rasanya selalu enak."

Nevan terkekeh dengan menggelengkan kepalanya, "Ga ada rahasianya, cuma di masak dengan hati aja. Kalau ga di masak dengan hati masakannya ga enak."

Benar juga apa yang dikatakan Kakaknya, tetapi saat Letta memasak dengan sepenuh hati tapi kenapa masakan itu tetap menjadi tidak enak saat Letta cicipi? Apakah masakan Letta itu masakan kematian?

Dulu Letta pernah mencoba membuat chocolate cookies dan Letta coba memberikan kepada seorang anak-anak kecil, lalu mereka dateng lagi ke Letta keesokan harinya. Letta mengira cookies buatan Letta enak sehingga mereka kembali, tapi siapa sangka?

"Kak, itu kue atau mantan? kok rasanya seperti kematian kak. Kemarin aku makan langsung berak." Kata salah satu bocil kelinci percobaan yang memakan cookies buatan Letta.

Dari pernyataan itu membuat Letta shock berat. Ia memang tidak seharusnya memasak walaupun sudah tahu dirinya tidak pandai dalam hal memasak. Akan tetapi, bocil kelinci percobaan tadi juga berkata sisi positifnya. "Kak, tapi dari kue itu aku bisa berak dengan lancar loh. Karena udah 2 minggu aku ga bisa berak, makan kuenya Kakak jadi bisa berak dengan lancar seperti air yang mengalir."

Sungguh, Letta sudah tidak sanggup. Itu memang sebuah pujian tetapi juga menusuk hati Letta. Letta rasa ingin menangis sejadi-jadinya saja.

***

just take it easy while reading it, enjoy~

aku mengucapkan terima kasih dan sekian.

see u, babe! ✩

TRAPPED IN DANGEROUS Where stories live. Discover now