11 - ALWAYS INTERESTING

29 12 6
                                    

11 - always interesting

Setelah keluar dari osis, Teeja menghampirinya. Khawatir jika Kaiden terhasut oleh osis. Osis memang menyeramkan karena selalu memanipulasi lawannya dan membuatnya tidak berdaya.

Kaiden berjalan dan Teeja mengikuti. Tiba-tiba saja Kaiden berhenti, yang mana itu membuatnya khawatir.

"Teeja."

"Ya??" Benar-benar khawatir. Kaiden biasanya menyebutnya dengan nama panggilan Eja dan bukan Teeja.

"Gue butuh tempat untuk kita berdua," kata Kaiden.

Teeja mengangguk lalu berjalan duluan untuk menunjukkan tempat yang pas untuk berbicara berdua. Jantung Teeja sudah berdebar-debar tidak karuan. Sementara Teeja overthingking, Kaiden di belakang terkekeh pelan.

Sesampainya di tempat yang cocok untuk berbicara berdua, yaitu di perpustakaan. Kaiden selalu mengajak anggotanya jika ada salah satu dari mereka yang bermasalah. Jadi, Kaiden melarikan mereka ke perpustakaan dan menjadikan perpustakaan tempat untuk berkomunikasi antar ketua dan anggota.

Lagipula yang berada di dalam perpustakaan ini di jam segini tidak akan ada yang datang. Kaiden sudah tahu jadwal, hari, dan waktu yang tepat untuk masuk ke dalam perpustakaan. Bahkan memperkirakannya, karena jika Kaiden sudah membidik, maka bidikannya tidak akan pernah luput.

Kaiden dan Teeja duduk bersebrangan diantara meja yang berada di tengah dan memisahkan mereka berdua. Kaiden menyedekapkan kedua tangannya menunggu Teeja memulai berbicara. Sedangkan Teeja ingin memulai berbicara tapi hati ini sudah tidak kuat. Sudah panas dingin. Dia seperti berhadapan dengan seekor Singa yang kapanpun dia mau dia bisa menerkamnya. Dan tatapan Kaiden itu yang seolah-olah selalu tidak akan melepaskan sebuah objek menarik yang ada didepannya.

"Arsha ... sorry..."

"Tsk, gue ga suka kalau awal-awal gini lo udah minta maaf." ujarnya dengan nada kesal.

"Bisa ga kalau bicara didepan gue itu yang santai? gue juga ga bakalan ngapa-ngapain lo. Gue cuma mau denger penjelasan lo."

Teeja mengangguk paham. "Hari Rabu kemarin setelah pulang sekolah, gue ga langsung pulang. Pas gue nyuruh lo buat duluan itu gue balik mau ngambil kunci motor gue yang ketinggalan di loker. Nah, disitu gue ngeliat anak dari 11 IPS 2 masuk ke kelas kita."

"Gue curiga sama dia dan pas gue tanya dengan baik-baik dan gue nanyanya cuma ada apa, eh dia malah mukul gue. Gue udah berusaha nahan buat mukul dia, tapi dia terus-terusan mau ngajak berantem dan bilang ini bukan urusan lo. Disaat itu gue ga sengaja mukul dia terus dia tergelak pingsan. Yaudahlah gue tinggalin dia, lagian dia udah bikin emosi."

"Fuck! Osis buta ya? dari dulu yang dijadiin sasaran ARLEEZ mulu bangsat! dan berakhir kayak gini, anjing!" Sekarang kekesalan Kaiden sudah meledak.

"Gue bakalan kelarin masalah lo, kalau bisa sampe ke akar-akarnya. Osis sialan!"

"Ga! biar gue yang nyelesaiin masalah ini sendiri. Gue masih kuat."

"Ah, whatever. up to you!" ujar Kaiden dengan malas.

***

Jam kosong di kelas 12 IPA 1. Letta keluar kelas dan memutuskan untuk menonton adik kelasnya yang sedang olahraga di lapangan bermain bola basket. Sungguh bosan berada di dalam kelas. Padahal sudah 3 jam mata pelajaran terlewatkan karena jamnya kosong. Dan hari ini di jam ke 5-7 pun juga kosong. Bisa-bisa satu hari penuh jamkos.

Letta menyedekapkan kedua tangannya sembari menyenderkan badannya di tembok. Tak lama kemudian ia dilihat oleh seseorang yang sedang olahraga itu karena bolanya berlari ke arah Letta. Letta mengambil basket itu lalu masuk ke dalam lapangan dan memberikannya kepadanya.

TRAPPED IN DANGEROUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang