1 | KENCAN

211 22 7
                                    

"HUUUU.."

"MASUKK.. MASUKKK...."

"OPER...OPER..."

"WOI JANGAN MAEN KASAR..."

"Nikii...HUUU SEMANGATT"

"REGAAA..."

"RAKAN..."

"ISHH KEREN BANGET"

Itulah beberapa suara penonton dan pemain dari lapangan di sekolah itu. Kaled dan teman nya yang sedang makan dari luar sekolah pun mendengarnya dan hanya bisa berdecih mendengar beberapa penonton yang sangat semangat menonton pertandingan basket di lapangan sekolah itu.

Tidak, itu bukan sekolah Kaled, Kaled Khalendra. Kaled hanya sedang makan di area sekitar sekolah itu. Sialnya, tempat makan biasa Kaled makan dengan teman-teman nya berada di belakang lapangan sekolah itu, alhasil terdengar jelas teriakan suara para penonton dan pemain yang sedang mengisi lapangan.

"Nih sekolah kayanya engga pernah kosong lapangannya!" Davira elvina yang biasa di panggil Rara, membanting sendok di piring karna kesal mendengar teriakan-teriakan itu.

"Mau engga berisik?" Rara yang mendengar jawaban salah satu teman nya juga yaitu Lea Elina pun langsung menaikan wajahnya seolah menjawab 'apa', "Kamu masuk ke gedung sekolah itu, kelapangan nya, bubarin deh tuh yang main."

Kaled tertawa kecil, mendengar jawaban Lea. "Saran yang bagus" Rara senyum manis lalu mengangkat jari tengahnya ke depan wajah Lea.

"Bagus dong, saran Lea apa sih yang engga bagus. Kalo perlu beli aja gedung sekolahnya"

"Iya nanti gue beli, tapi ginjal, hati, otak, lambung, usus lo gua jual dulu sini".

"Kal, liat tuh Rara di kasih saran bukan makasih malah aku mau dijual" Lagi-lagi Kaled hanya bisa tertawa melihat Rara dan Lea. Yang satu emosian yang satu lemot tapi suka engga sadar omongan nya mancing emosi terus. Ya ginilah di dalam circle pertemanan, pasti selalu ada yang lemot, dan gampang emosian.

"Udah diem deh lo berisik Lea." Rara langsung melanjutkan makannya dengan wajah yang sudah terlihat jelas bahwa dia badmood.

"Lo mau engga jadi pacar gue?"

Apa, suara asing membuat 3 gadis itu mendongak dan seorang lelaki yang sama asingnya sedang berdiri di depannya.

"Lo ngomong sama siapa?" Ujar Rara yang sudah memberhentikan makan nya.

"Sama dia lah , engga mungkin gue ngomong sama lo, JELEK" cowok tersebut menunjuk Kaled, dan sangat menekan kan kata akhirnya di depan wajah Rara saat ini tepat berada di samping lelaki itu.

Mendengar ucapan cowok tersebut, Rara menatap sinis, "Sialan lo. Lo juga jelek, mana mau Kaled sama lo! Yakan, Kal?" Saut Rara yang kesal.

Memang benar-benar gampang kesal si Rara.

Kaled hanya bisa diam saja, tidak tau harus berkata apa dan melakukan apa. Karna Kaled pun tidak mengenal lelaki tersebut. Hanya sekilas pernah melihat.

"Kal, mau ga?" Cowok itu kembali bertanya pada Kaled yang hanya diam saja sedaris tadi.

"Emang, kamu kenal sama dia?" Kini Lea yang bertanya.

"Engga, engga kenal".

Kaled yang sedang makan pun langsung berdiri dan mendekat kepada lelaki itu, "Kamu siapa? kenal aku dari mana? kenapa tiba-tiba ngajak pacaran, padahal aku aja engga kenal kamu" Jujur Kaled memang sangat cantik, tidak kalah cantik dengan Rara dan Lea. Tapi sebenarnya Kaled tidak sefamous Rara dan Lea. Kaled juga jarang main, makanya tidak sefamous Rara dan Lea.

Tapi kenapa ada lelaki yang tiba-tiba saja entah dari mana mengajak Kaled pacaran?

Jujur Kaled bingung.

Lelaki tersebut memegang bahu Kaled, "Kal, memang harus kenal dulu ya baru bisa pacaran?"

Kaled menurukan bahunya agar tangan lelaki tersebut terjatuh dan melepaskan pegangan nya pada bahu Kaled, "Y-ya harus lah."

"Yaudah, lo mau nerima atau engga?" Kalef melihat lelaki itu, sepertinya lelaki yang baik. Kalau di lihat-lihat juga tampan. Tidak masalah juga di jadikan pacar.

"Udah mending lo cabut deh, Kaled engga akan nerima lo juga si" Ucapan Rara membuat dirinya dan lelaki itu beradu tatapan tajam.

"Engga. Ok deh aku terima" Bantah Kaled, Rara dan Lea langsung menatap Kalef melotot. Kaget, bisa-bisanya Kaled nerima lelaki yang sama sekali engga dia kenal.

"Kal lo gila? lo aja engga kenal dia" Saut Rara sambil menarik tangan Kaled sehingga membuat tubuh Kaled oleng.

"Kenapa si, Ra..."

"Serius kan?" Tanya lelaki tersebut dengan senyum yang sudah terukir di wajahnya.

"Keren keren" Lea menepuk tangannya seolah kagum dengan ucapan Kaled.

"Engga waras si parah" Rara menatap heran wajah Kaled. Bisa-bisanya dia nerima pria yang engga dia kenal.

Gampang di culik nih, Kaled.

"Yaudah gue cabut ya kelas gue udah mau masuk, By the way gue sekolah disini ya" lelaki itu menunjuk gedung sekolah yang berada di belakang tempat makan ini. Kaled hanya membalas anggukan lalu lelaki tersebut langsung membalikan badan dan meninggalkan Kaled dan teman-teman nya.

Setelah melihat lelaki tersebut masuk dengan sekumpulan teman nya, Kaled kembali duduk untuk kembali makan. "Aled, seriusan pacaran sama dia? kamu kenal emang?" Kelakuan Kaled kali ini sulit di mengerti sama Lea dan Rara. Engga biasanya Kaled seperti ini.

"Engga, udah ga usah serius-serius banget. Udah lanjut makan nya"

"Kayanya teman gue yang kaya gini lo doang deh, Kal" Sambung Rara sambil menepuk-nepuk pelan punggu belakang Kaled.

"Jelas, Kaled itu limited edition" Rara dan Lea hanya bisa saling bertatapan, seolah saling berbicara lewat batin, "Udah gila" Ujarnya berbarengan.

"Lebay ah"

"Tapi ya, sebenarnya kita juga harus belajar kaya Aled deh" Entah saraf otak mana lagi yang tersangkut hingga bisa membuat Lea bicara kaya gitu.

Kaled langsung memberikan jempol kepada Lea, "Bagus, emang udah seharusnya"

Kaled langsung berdecih, "BELAJAR APA!belajar memperbanyak cadangan? lo kalo mau jadi playgirl silakan deh, gue mah engga ikut-ikutan."

"Engga deh gue playgroup aja, ikutan ga, Ya?"

"Ikutan dong, kan kita temanan masa engga segrup" Mendengar ucapan Lea, Kaled hanya bisa tertawa melihatnya, sedangkan Rara hanya menatap kesal dua teman nya.

"Kenapa gue bisa temanan sama lo berdua sih!".


•••
Fynotes

Halo mohon didukung ya cerita ini, jangan lupa vote sama comment ya!Didukung ya!

Thank u!

𝐧𝐞𝐯𝐞𝐫 𝐭𝐡𝐨𝐮𝐠𝐡𝐭 || 𝐩𝐚𝐫𝐤 𝐬𝐮𝐧𝐠𝐡𝐨𝐨𝐧 • 𝐄𝐍𝐇𝐘𝐏𝐄𝐍 •Where stories live. Discover now