41 - SIBLINGS

243 24 3
                                    

Tangisan masih belum mereda. Cahaya rembulan mengarah fokus ke dalam ruangan melalui jendela—memberi satu momen bahwa kilas tangis disana tidak akan bisa padam dengan mudah.

Fanny menggigit bibir sendiri seraya kabar yang dikatakan Freya tak dapat ia terima, ia kesal, bahkan perasaannya pun terasa berantakan.

Meskipun mereka menangis, justru tangisan Fanny lah yang paling pilu diantaranya. Air mata tersebut berkilau seakan-akan kristal yang begitu silau—cahaya rembulan pun menjadi satu bagaikan tangisan Fanny memiliki banyak arti serta.. kenangan.

_____________________________________
.

.
MOBILE LEGEND FANFICTION [S3]
"Siblings"
.

.

©Wibukun_____________________________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

©Wibukun
_____________________________________

-- Flashback --
Seorang remaja berdiam diri di plafon rumah. Diam-diam ia merokok, berusaha tindakannya tidak ketahuan oleh sang kakak. Oh, diantara keluarganya mungkin yang paling memberikan perhatian lebih adalah.. Fanny.

"Fuuhhh~" asap rokok tersebut ia hembuskan, mengkhayati setiap hisapan dari satu batang tembakau. "Malam ini.. terasa menyejukkan."

Kedua mata berwarna cokelat menatap ke atas langit. Ia tidak bohong—Malam ini benar-benar sejuk nan menenangkan. Namun, dilihat dari mana pun justru tatapan darinya menjurus dalam hal lain.

"Ternyata kamu disini!" suara teriak tiba-tiba terdengar, sosok kakak berdiri di belakangnya seraya memasang wajah menyeramkan. "Sudah kubilang jangan menghindar dariku! Huh, ngerokok lagi!"

Sigap, cepat, dan penuh amarah, Fanny mengambil rokok yang masih dia hisap secara paksa. "Awwww!!" namun ia tak menduga kalau telapak tangannya terasa sangat panas.

"Kamu bodoh, ya?" sang adik bernama Zilong langsung meraih telapak tangannya, memastikan kalau kakak perempuannya ini baik-baik saja. "Harusnya kamu tahu kalau rokok itu panas. Kenapa semakin besar malah semakin bodoh, sih?"

"Enak aja kalau ngomong!" dalam sekejap, Fanny menarik lengannya supaya Zilong tidak terlalu berlebihan. "Aku tahu apa yang aku lakukan. Dan aku tahu kalau rokok 'tuh panas!"

"Terserah." meski begitu, Zilong tetap bersikap bodo amat.

Kakak beradik ini mempunyai ke-istimewaan, dimana mereka berdua saling memberi perhatian lebih satu sama lain. Alasan mengapa mereka bisa seperti itu karena orangtua yang jarang sekali ada dirumah, sehingga Fanny dan Zilong harus bisa akur.

[S3] ⚫ MOBILE LEGEND FANFICTIONWhere stories live. Discover now