MRB-27

1.8K 134 44
                                    

Seperti hari-hari biasanya, Nindy berangkat ke kantor bersama Jazicca menggunakan mobil milik perempuan itu. Sesampainya di kantor, Nindy langsung menuju ruangan Boss nya.

Saya ada kepentingan di luar kota, kamu dan Chintya bisa handle semuanya.

Begitu pesan Nicholas tadi malam. Nindy duduk di kursinya tak sengaja matanya melirik ke meja di sampingnya. Pekerjaan apa yang membuat bossnya itu pergi mendadak seperti ini. Ia mengedikkan bahu kemudian lanjut berkerja lagi tanpa perlu pusing-pusing memikirkan hal itu.

Tak lama Chintya datang. "Nin kamu udah handle semua jadwal meeting hari ini kan??" Tanyanya.

"Udah." Nindy mendongak tersenyum.

"Kira-kira pak Nicholas ada kerjaan apa ya?? Mendadak banget. Kamu tau nggak?" Chintya meneliti ruangan itu lebih detail.

"Enggak. Mungkin ada sesuatu yang memang harus di selesaikan." Jawab Nindy sekenanya sambil terus mengetik di laptop.

"Ohh yasudah. Aku keluar dulu ya." Pamit Chintya.

"Iyaa."

🍓🍓🍓🍓

Sementara itu Nicholas dengan penuh ketekatan dia menaiki helikopter nya menuju Indonesia. Setelah mendengar ucapan Edward kemarin ia tidak takut ataupun mundur. Tetapi malah semakin ingin terbang ke negara beribu pulau itu.

Setelah menempuh jalur udara beberapa jam akhirnya helikopter pribadi milik pria tampan itu mendarat juga. Nicholas menyunggingkan senyum kecil.

Indonesia i'm comming

"Hahhh," Nicholas menghembuskan nafas panjang-panjang. "Aku akan segera menemui mereka dan kembali ke London untuk menikahinya." Katanya.

"Tuan mobil sudah siap." Kata Pria berjaz hitam yang merupakan bawahan Nicholas.

Setelah 1 jam menempuh jalur darat, Nicholas tiba di kediaman keluarga Robertson.

"Apa benar ini kediaman asisten Nindy?? Kenapa sangat berbanding terbalik dengan gaya berpakaiannya yang sangat sederhana." Gumamnya.

"Mari tuan mereka sudah menunggu." Nicholas hanya mengangguk.

🍓🍓🍓

"Jaz apa kau tahu pak Nicholas pergi kemana??" Tanya Nindy penasaran.

"Kok tanya aku Nin?? Aku mana tahu. Kan kau asistennya." Jazicca menatap Nindy bingung.

"Katanya dia mau pergi ke luar kota." Nindy mengedikkan bahu, "tapi ku rasa dia pergi sangat jauh."

"Kalau penasaran kenapa tidak telfon saja. Tanyakan dia sedang berada dimana??" Usul Jazicca asal.

"Ehh enggak nanti juga kalau dia butuh sesuatu biasanya telfon dulu. Tapi dari kemarin malam dia tidak mengabari setelah berpamitan." Nindy mengulum bibirnya.

"Lalu?? Sudahlah telfon saja lagi pun kalian nanti akan jadi sepasang suami istri kan??" Jazicca menggoda.

Nindy mendengus, mungkin ia akan memikirkan kata-kata teman nya itu, lain kali.

🍓🍓🍓

"Haii??"

Chintya mendengus kesal dan berbalik. "Apa?? Kenapa kau selalu mengikuti ku?? Apa kau tidak ada pekerjaan hah??" Chintya geram.

Axvel terkekeh, "Apa kau lupa kalau aku pemilik Grahambe croup??"

Chintya memutar bola matanya malas. "Aku tidak peduli. Jadi menyingkirlah dari hadapanku." Tandasnya penuh penekanan.

"Aku ingin bertamu di rumah mu. Apa ini caranya menyambut tamu?? Apa lagi aku ini seorang pemilik Grahambe Croup." Axvel terseyum miring.

Chintya mengepalkan tangannya. "Aku tidak ada urusan dengan pria bejat sepertimu." Ujar Chintya penuh penekanan.

Bukannya sakit hati, Axvel malah tertawa kecil dan langsung menyelonong masuk. "Tapi aku ada urusan dengan mu, Baby." Axvel menggoda.

Chintya menatap pria itu tajam. "Terserah!" Chintya melengos sinis dan masuk ke kamar nya untuk berganti pakaian.

"Aku jadi tidak sabar untuk menjadikan mu istriku." Kekehnya kecil mengikuti wanita itu masuk kedalam kamar.

Axvel mengamati setiap dinding kamar yang dominan warna gelap. Jadi calon istri nya itu suka warna gelap, it's good artinya selera mereka sama.

Axvel berjalan mendekati meja kerja Chintya, selagi wanita itu masih berada didalam kamar mandi ia bebas untuk melihat-lihat. Ia menemukan kertas-kertas berisi catatan harian nya. Bergeser sedikit ke kiri guna melihat foto yang terpajang di dinding, ia malah menyenggol tempat sampah hingga terguling. Nicholas menunduk guna mengembalikan tempat sampah itu semula, tapi ia dibuat terkejut kala melihat tes pack menunjukkan 2 garis merah, yang artinya itu positif hamil.

"Apakah dia mengandung anak ku??"

🍓🍓🍓

"Selamat datang Nich." Robert memeluk Nicholas. "Ayo silahkan masuk."

Nicholas tersenyum kaku rasanya benar-benar canggung.

"Duduk dulu istri ku akan membawa kan minuman untukmu. Sambil menunggu, saya ingin tahu maksud kedatangan mu jauh-jauh dari London ke Indonesia untuk menemui ku." Robert menatap tepat pada netra Nicholas.

"Tujuan pertama saya sebenarnya ingin melamar putri anda untuk menjadi pendamping hidup saya. Tapi setelah mendengar perkataan Daddy, saya berpikir bahwa kalian tidak akan semudah itu menerima saya menjadi menantu." Ujar Nicholas tegas. "Maka dari itu bimbing saya menjadi pria yang beriman agar saya juga bisa membimbing putri kalian ke Jannah-Nya." Nicholas sungguh-sungguh.

Robertson terseyum, ternyata dia tidak salah pilih menjadikan pria dihadapannya ini agar menjadi suami putrinya. "Sesuai dengan permintaan mu, tinggal lah di sini selama beberapa hari. Lalu aku akan mengejarimu menjadi pria beriman." Tawar Robertson, ia menarik pelan pergelangan tangan istrinya untuk duduk di dekatnya, "Ini iistriku."

Nicholas mendongak melihat wanita didepannya yang memakai cadar. Persis seperti asistennya. "Saya Nicholas tante."

Aisyah tersenyum manis, "Saya tau, silahkan diminum dulu."

"Kalau begitu saya permisi kedalam, kalian berdua silahkan mengobrol." Aisyah pamit.

Selepas itu Nicholas memandang Robertson yang sedang menatapnya balik. Ia berdehem agar mengurangi rasa gugupnya.

"Baiklah saya akan tinggal disini untuk beberapa waktu, dan terimakasih kerena sudah ingin membantu ku."

Robertson mengangguk-angguk, "Ayo aku akan mengantar ke kamar mu." Robertson berjalan dahulu.

Nicholas mengangguk, ia mengambil ponsel guna menghubungi seseorang disana.

Aku akan tinggal di sini untuk beberapa waktu.

Setelah mengirim pesan tersebut, Nicholas kemudian berjalan mengikuti sang tuan rumah.

tbc!

thank u for 14k reader's🥳👏

My Ruthles Bos (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang