MRB-08

1.6K 132 1
                                    

Nindy Pove

"pak, ini kita mau pergi kemana ya?" Aku bertanya, sebab dari tadi pak Nicholas hanya diam saja. Pak sopir pun juga sama dia tidak bertanya apapun mengenai tempat yang akan dituju dan itu membuatku penasaran.

"Diam lah! Kau ini sangat cerewet sekali." Sentaknya galak

"Tapi pak-"

"Bawahan dilarang protes!" Ucapnya telak.

Aku mengatupkan bibir, aku jadi menyesali perbuatanku tadi. Kenapa juga harus repot-repot bertanya jika ujung-ujung dia menghinaku. Sebaiknya aku diam, dan itu sangtlah baik.

Selang beberapa menit, aku merasa mobil yang kami tumpangi berhenti didepan gedung. Aku menoleh, dan membuka kaca mobil. GRAHAMBE CROUP. Tulisan itu terlihat sangat besar didepan gedung. Aku mengerutkan kening, bukannya ini nama perusahaan yang dikatakan sama Chintya tadi. Terus kenapa pak Nicholas kesini? Apa mungkin dia ingin bertemu langsung dengan pemilik perusahaan ini?

"Cepat turun!" Titah pak Nicholas yang ternyata sudah turun dari mobil.

Aku mengangguk dan buru-buru menutup pintu kaca mobil dan segera turun. Saat aku turun ternyata pak Nicholas sudah berjalan meninggalkan kan ku. Aku mendengus, kemudian berlari kecil guna menyusul langkah pak Nicholas yang begitu cepat nan lebar.

Saat aku sudah berhasil menyamakan langkah kakinya, dan berjalan dibelakangnya aku terus mengamati sekitar. Ternyata Grahambe Croup ini sangat besar nan megah, tak jauh berbeda dengan Abraham's company. Mungkin jika kedua perusahaan ini bekerja sama pasti akan sangat menguntungkan.

Kami berdua sudah berada di dalam gedung Grahambe Croup. Tapi pak Nicholas terus saja berjalan dengan cepat menuju lift. Sedangkan seorang resepsionis berteriak-teriak memanggil namanya, dia tidak menghiraukannya dan terus saja berjalan. Aku meringis malu karna para staff disini mulai berbisik-bisik dan itu mengarah kepada pak Nicholas dan diriku.

"Eh tuan!! Tuan! Anda mau pergi kemana!!" Teriak seorang pegawai wanita resepsionis yang tengah berjalan terburu-buru ke arah kami.

Aku yang mendengar teriakan itu lantas berhenti dan menoleh kebelakang. "Maaf nyonya, anda dan tuan itu mau pergi kemana?" Tanya wanita resepsionis itu.

Aku menggeleng, "saya juga kurang tahu, mungkin bos saya akan bertemu dengan pemilik perusahaan ini." Aku berkata dengan ragu.

"Bertemu dengan pak Axvel?" Tanyanya lagi yang membuatku bingung.

"Pak Axvel?"

"ah iya dia pemilik Grahambe Croup." Jelasnya yang kubalas dengan anggukan kepala.

Aku menoleh ke arah pak Nicholas yang sedang berada di depan lift. Kemudian aku beralih menoleh ke arah pegawai wanita resepsionis. "Maaf sebelumnya kalau tindakan saya atau bos saya yang kurang sopan." Ucapku dengan mata milirik ke arah Pak Nicholas yang ternyata sudah tidak ada ditempat.

Pegawai resepsionis itu mengangguk, "apa kalian sudah membuat janji dengan pak Axvel?"

Janji? Huh aku bahkan tidak tahu jika dia akan menemui pemilik Perusahaan ini. Salahkan saja dia kenapa tidak memberitahuku agar membuatkan janji untuk bertemu dengan pemilik Grahambe croup.

Aku menggeleng, "belum, karena tiba-tiba bos saya langsung kemari, dan saya tidak tahu jika beliau akan menemui pak Axvel."

"Oh begitu, untung saja pak Axvel sedang tidak ada rapat apapun, jadi beliau tidak akan merasa terlalu terngganggu." Ucapnya.

"Oh iya dimana ruangan Tuan Axvel?"

"mari saya tunjukkan."

🍒🍒🍒🍒

My Ruthles Bos (TERBIT)Where stories live. Discover now