You Had My Heart At Hello

11.9K 1.2K 25
                                    


Flashback Adit..

Mimpi apa kerjaan lagi hectic gini dan lagi dipuncak targetm PA malah resign diboyong suami dan aku malah dapat PA anak baru lulus kemarin sore, yang make mesin printer aja masih harus di ajarin? Walau harus aku akui, pertama kali lihat dia melangkah masuk keruangan, ada aura yang agak beda waktu aku lihat dia.

Cantik.. iya cantik. Banyak perempuan cantik di kantor ini, tapi gak tahu kenapa aku gak tertarik, sampai dikatain homo sama Ryan dan Didi. Tapi begitu dia muncul, dengan wajah yang makeupnya natural banget, matanya yang jernih menatapku takut – takut, aku kayak... pingin lihat dia setiap hari.

Masalahnya, aku gak pernah tertarik menjalin hubungan dengan rekan sekantor. Rasanya terlalu memusingkan dan bikin ribet kerjaan. Hubungan gak akan selalu mulus walau cuma pacaran, nanti berantem diki kebawa – bawa ke kerjaan. Sudahlah aku ini lagi sibuk – sibuknya dalam karir, karena digadang akan naik jabatan dalam quarter depan. Banyak yang bilang aku cool, gak sedikit yang bilang aku sombong, masih tinggi juga persentase nya yang bilang aku galak.

Suka – suka merekalah mau bilang aku apa. Emangnya aku harus senyum terus sama semua kaum hawa?

Tapi aku gak perduli, karena aku juga gak merasa perlu ramah ke semua wanita. Buat apa? walau teman – teman pria banyak yang godain, si ini naksir, si itu titip salam. Ah bodo amat.

Bukan aku patah hati berkepanjangan. Setelah aku menjalin hubungan selama empat tahun lamanya dengan mantan kekasihku, dan aku berakhir ditinggal gitu aja karena dia memilih pria lain, aku rasanya malas pacaran. Udah capek – capek empat tahun penuh dengan ngambek, bujuk, baikan,ngambek, bujuk, baikan, ternyata aku ditinggal juga.

Alasannya? Katanya aku terlalu pasif? Aku bingung, dijaga malah dibilang pasif. Nanti di sosor katanya gak berakhlaq. Maunya di gimanain?

Lagian aku ingat pesan mamaku 'jadikan senyum dan kelembutanmu itu spesial untuk istrimu nanti. Kalau sama istri umbar deh semuanya, sayangmu, cintamu, senyumu, rayuanmu, kelembutanmu. Kalau sama perempuan lain? tutup semua itu rapat – rapat. Itu kunci cintamu dan istri bisa langgeng, karena perlakukan kalian ke satu sama lain itu spesial, gak sama rata kayak ke semua orang'

Aku hanya mengikuti pesan mamaku, wanita yang akan selalu kumuliakan pertama, lalu istriku. Bukan aku akan menelantarkan istriku, tapi sesuai hadist ibumu,ibumu,ibumu lalu ayahmu. Lagian mama orangnya gak resek, dia tahu diri kalau aku akan punya kehidupan pribadi dengan anak istriku nanti. Gak model demanding dan nyinyir. Mantanku saja dia perlakukan baik, sesekali mereka ketemu di Bandung ya mama ramah aja.

Mengacu pada nasihat mama waktu aku curhat tentang alasan aku diputuskan, aku pikir, nanti aja lah, begitu click langsung lamar, mau sukur nggak yaudah. Kriteria? Halah.. yang penting dia bersedia jadi istri yang baik, dan aku dari dulu mengidamkan seorang ibu rumah tangga. Buatku istri itu sumber ketenangan bathinku, bukan untuk di pajang – pajang kayak piala kemenangan. Aku mencari kenyamanan dan ketenangan dari istriku nanti.

Lucu kan? aku anak sepasang dokter yang sibuk, aku malah ingin istri ibu rumah tangga. Mungkin karena faktor aku lama tinggal sendiri di Jakarta, pulang kerumah yang sepi. Rasanya kayaknya enak banget kalau buka pintu rumah ada suara anak – anak, ada istri lagi masak, nyambut senyum kalau perlu cium – cium dikit.

Bukan istri yang sama lelahnya dengan aku. Orang lain mungkin sanggup, tapi aku gak sanggup. Aku gak akan sanggup dicuekin sama istri dan disuruh ngertiin kalau dia sama lelahnya karena seharian diluar rumah. Aku lebih bisa membayangkan istriku lelah mengurus anak, dan aku akan bersedia memijit pundaknya sambil rayu – rayu dikit. Karena aku memang maunya aku yang lelah cari uang, dan dia yang lelah untuk anak – anak. Aku mau mendengar semua cerita tentang anak – anak dari mulut istriku langsung.

Her Real ValueWhere stories live. Discover now