Mami

14.2K 1.3K 103
                                    

Mas Adit benar – benar menemaniku makan pecel lele kesukaanku. Aku ingat ini dulu jadi menu makan siangku yang wajib hadir di setiap minggunya. Dan aku sendiri takjub, mas Adit tahu warung pecel lele kesukaanku, padahal waktu itu dia belum melamarku.

Aku ingat aku ikutan dia pesan hokben, bedanya aku makan di pantry karena lagi malas panas – panasan. Sayang, baru dari salon kemaren malam pulang kantor. Mas Adit waktu itu tiba – tiba bawa kotak hokben nya ke pantry dan duduk di hadapanku dan nanya 'tumben kamu gak mecel lele?' dan aku mengerutkan keningku bingung dari mana dia tahu aku suka ke pecel lele? Ternyata mas Adit diam – diam memperhatikan.

"bawa body spray kan? sama apa itu? yang suka kamu semprotin ke muka?" tanyanya waktu kami berjalan beriringinan bersamaan dengan rombongan bubaran makan siang lainnya. Aku mengendikan bahu "kenapa emangnya? Takut aku bau?" tanyaku dan mas Adit hanya merangkul pundakku santai dan mengajakku ke lift paling ujung.

"kan dulu ritual kamu gitu? Asal sampai meja semprot – semprot. Terus aku tanya ngapain jawabannya 'habis mecel lele pak, kan bau asep' jawaban kamu selalu gitu" liriknya sambil tersenyum kecil. Aku juga hanya tersenyum sambil ikut menunggu datangnya lift.

"maaf.." suara maaf itu terkesan ketus ketika seseorang menabrak lenganku. Aku menoleh dan ternyata Dona yang tampak sendirian sedang mengantri lift juga. Sepertinya dia gak ada yang ingin menemani, karena kanan dan kirinya terlihat sangat cuek disaat mereka asik bergerombol dan bercanda. Aku hanya menoleh dan mas Adit mengusap lenganku yang tadi tersenggol olehnya.

Tatapan perempuan itu jatuh ke arah dimana tangan mas Adit mengusap – usap lenganku "it's okay" jawabku santai lalu membuang muka. Lift khusus executive akhirnya terbuka dan mas Adit mengajakku masuk. Kebetulan hanya ada kami berdua, karena para boss besar biasanya lebih memilih makanan di antar ke ruangan mereka.

"boleh aku tanya?" aku memecah keheningan kami. Mas Adit menunduk melihatku dan aku membalas tatapannya "apa yang dulu pernah mas rencanakan, waktu mas tertarik dengan dia?"

Aku tahu, ini namanya cari penyakit. Nanyain beginian dan bersiap terluka. Tapi aku gak bisa melawan rasa penasaran ini.

Mas Adit menarik nafasnya panjang dan menghela nya panjang juga "gak tahu, Shel. It all just happened. Terjadi gitu aja. Planning untuk pursuing something sama dia? Kalau kamu tanya apa? pasti kamu gak akan percaya kalau aku bilang gak ada.." jawabnya dan aku menatap kearah pintu besi lift ini yang masih tertutup rapat.

"tapi mas punya harapan indah kan sama dia? Membayangkan sesuatu yang indah kalau aja mas bisa kabur dari kehidupan mas yang membosankan dan membuka chapter baru sama dia? Apa yang mas lihat waktu mas sama dia?" tanyaku dan mas Adit tertawa getir.

"this is still not over yet ya Shel?" tanyanya dan aku mengendikan bahu sambil tertunduk "entahlah. Aku masih...." jawabku terputus dan menghela nafas. Entahlah aku juga merasa apa, aku masih gak bisa memaafkan, kesal, sakit hati, nyesek, gondok dan lainnya.

"as a sinner" ucapnya "aku tahu rasanya yang orang – orang bilang, kalau berbuat dosa itu memang nikmat. Seolah kamu kayak punya dunia baru. Sensasi yang sulit di dapat kalu hidup mu lurus – lurus aja. Tapi setelahnya aku sadar, yang bakalan aku dapatkan kalau sampai semua dosa itu berlanjut ke arah yang lebih besar, gak lain dan gak bukan adalah segudang penderitaan. Karena yang aku pertaruhkan adalah kamu dan anak – anak, yang sudah kasih segala – galanya buat hidup aku.,

You gave me your heart, your soul.. bahkan kamu nyaris memberi aku nyawamu untuk ngasih aku keturunan" mas Adit merangkulku lagi dan merapatkan tubuh kami.

"maaf... karena aku gak punya cukup power untuk kick dia dari perusahaan ini. I wish this is my company and I wish I don't need this job. Aku masih butuh pekerjaan ini, setidaknya kamu bisa pertimbangkan untuk anak – anak kan? would you wait for a little while more?" tanyanya sambil menatapku lekat.

Her Real ValueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang