Setidaknya dikantor aku ke distract pekerjaan. Walau secara struktural aku belum resmi menjadi VP of Sales and Marketing, tapi secara tumpukan pekerjaan mah sudah. Kalau urusan limpahin pekerjaan, mana ada perusahaan yang pakai nunggu resmi dulu kenaikan jabatannya? Yang penting bulan depan gaji udah naik.
Sekarang aku baru sadar, kenapa belakangan gak ada lagi chat dari Shella yang selalu dia kirim ke aku setiap menjelang jam lima. Dimana isi chatnya selalu tanya 'ayah pulang jam berapa?'.
Tadinya aku pikir karena Shella nunggu kabar dariku aja. Sempat juga merasa Shella resek karena mantau aku pulang terus gak tahu apa orang kerja? Yah kalian tahu lah, masa – masa mikir Shella resek itu karena siapa?
Belum waktu itu pas kami lunch beramai – ramai dan ada Dona disana, ada salah satu yang nyeletuk 'binik gue mah resek sejak dirumah doang. Nanya mulu gue pulang jam berapa? Nanti dijawab jamnya, bener – bener pas jamnya gue ditanya udah dijalan apa belum? Kalau lembur juga ditanyain melulu udah mau pulang apa belum. Dikira perusahaan punya bapak gue, seenaknya gue bisa pulang'
Dan waktu itu aku lagi kagum – kagumnya dengan Dona yang selalu mempromosikan dirinya sebagai wanita perkasa yang bisa bekerja sekaligus menjadi ibu yang perhatian buat anaknya. Dona waktu itu jawab 'ya sabar dong mas, namanya juga gak ngerti kerja' jawabnya gitu dan disambut anggukan rekanku itu.
Walau ada kata – kata yang harusnya lebih perlu aku dengar, tapi waktu itu aku pilih untuk ignore. Dimana salah satu rekan, wanita juga, malah menjawab 'ya karena kalau gak jelas pulang jam berapa kasihan yang nunggu dirumah. Nanti lo lembur dia tidur, sampe rumah lo marah, katanya enak – enakan tidur padahal suami capek kerja? Nanti lo tahu – tahu pulang makanan belum siap lo marah. Atau lo pulang makanan udah dingin karena dia gak tahu lo pulang jam berapa, lo marah juga. Timbangan jawab aja loh jamnya, pake protes aja lo. Dikira dirumah juga gak capek. Istri lo gak pake pembantu kan? bagus masih ditanya, berarti masih perduli. Kalau udah gak ditanya? Berarti dia gak perduli lo pulang jam berapa..' protes rekan perempuan itu.
Tapi, karena aku lagi kagum – kagumnya sama Dona jadi ya aku pro ke rekan pria itu dan Dona. Jadi menghilangnya chat Shella yang nanya 'ayah pulang jam berapa' seperti anugerah buatku. Aku merasa memang harusnya begitu, udah tinggal enak jangan cerewet.
Ternyata, itu musibah. Karena ternyata Shella sudah tahu perbuatanku dan memilih, menghancurkanku balik perlahan – lahan. Seperti sekarang.
Diamnya dia ternyata adalah sebuah bom waktu. Benar kata rekanku waktu itu, nanti kalau sudah gak ditanya lagi baru lo tahu rasa, karena dia udah gak perduli lagi.
Dan dari tadi aku bolak – balik mengaktifkan layar hp, berharap ada notifikasi chat masuk yang aku gak dengar dan chatnya dari Shella. Tapi nyatanya memang Shella gak nyariin aku.
Puas Dit?
Begini ternyata rasanya diacuhkan Marshella. Gak enak blas..
"ngecek hp melulu? Dicariin?" tanya Dona yang baru selesai berdiskusi denganku. Kali ini dia benar – benar bahas kerjaan, yang memang ternyata ada masalah dikit. Tapi soal dia rengek – rengek confrence call waktu kami di Bali itu, aku sudah konfirmasi ke Tristan, yang menurutnya 'everything's under control. Dona aja yang sok ngotot sok leader di proyek. Bawa – bawa nama bapak terus. Gara – gara dia juga acak – acakannya. Selesai bapak tegur itu dia baru mingkem' jawabnya sinis.
Dan entah kenapa aku merasa itu sebuah sindiran untukku. Apakah banyak yang sudah mengendus kelakuanku belakangan ini yang betah ngobrol lama – lama sama Dona?
PA ku juga mulai dalam proses ganti menjadi Nasta yang memang lebih senior, tapi Tanti masih meng co-assist selama masa transisi. Tapi Nasta kayak gak suka melihatku. Dan aku gak sengaja dengar tadi di toilet wanita yang memang pintunya berdekatan dengan toilet executive (kalian tahu kan perempuan kalau bilang ini rahasia, tapi bahasnya suaranya kayak pakai sound system?) ada yang bilang 'si Nasta mau cabut tuh. Kayaknya dia udah eneg jadi PA nya VP sales marketing, apalagi gantinya si pak Adit yang notabene masih muda dan ganteng gitu. Pasti dicaplok lah'

KAMU SEDANG MEMBACA
Her Real Value
Romansawarning! 21+ adult content. Shella : mau tahu rasanya jadi aku? nih aku kasih deh kamu kesempatan untuk mencoba. Apa benar sereceh itu jadi aku? kita lihat, siapa diantara aku dan perempuan itu yang benar ya mas. yang jelas... belum tentu ada maaf...