Xavier Grizan de Acherron

87.5K 12.6K 760
                                    

Mikaila tidak bisa menahan sumpah serapahnya ketika ia mulai memasuki kamar, air mata tidak bisa lagi ia sembunyikan.

Tubuh Mikaila menyeluruh ke ubin yang dingin, sekuat tenaga ia mencoba menahan rasa sakit tepat di ulu hatinya.

Mikaila mulai terisak pelan, mati-matian ia menahan tangisannya karena ia tidak ingin ada orang lain yang melihatnya dalam kondisi terlemah.

Ia pikir mungkin ia sudah mati rasa, akan tetapi ia salah besar, rasa sesak nan menyakitkan itu masih terasa nyata. Sekuat apapun ia berusaha, ia tidak bisa menghilangkan bayang-bayang kematian dirinya yang begitu tragis.

Setiap hari, setiap hari ia selalu merasakan bahwa dirinya tidak berharga. Sebagaimanapun perjuangan Mikaila untuk keluarganya, mereka hanya akan tetap memandang dirinya sebagai makhluk hina.

"Astaga Nona." Marry berteriak panik ketika melihat kondisi Mikaila yang sudah menyedihkan, hatinya ikut merasa sakit, dengan mata yang berkaca-kaca ia mulai mendekati Mikaila.

Mikaila melirik Marry yang kini ikut terduduk dengan menyedihkan, ia buru-buru menghapus air matanya, namun semua sia-sia, air mata Mikaila masih terus keluar dari mata indahnya.

"Kenapa Nona menangis lagi?" tanyanya seraya memeluk Mikaila bermaksud untuk menguatkan.

Mikaila tidak menjawab, ia hanya terus menangis, seolah bibirnya kelu, terlalu sulit untuk berkata-kata.

Sementara Marry terus mengelus pelan pundak Mikaila, berharap ia bisa membantu menyalurkan kekuatan agar sana Nona tidak sedih lagi.

Dan Edward di sana, melihat Mikaila yang menangis menyedihkan didekapan pelayanan, dengan pandangan yang rumit.

Lalu tak lama, pria itu pergi tanpa ada niat untuk menenangkan adiknya.

Dalam hati, Mikaila menjerit, ia tidak bisa tinggal di sini terus, ia yakin lama-kelamaan ia akan mati muda jika ia masih saja terus tinggal di sini.

Semua penghuni mansion tidak ada yang waras sama sekali!

Maka dari itu Mikaila memutuskan untuk secepatnya pergi, akan tetapi ia harus mengumpulkan uang yang sangat banyak terlebih dahulu, dia terlalu miskin untuk pergi sekarang.

Mikaila memutar otak, bagaimana caranya mendapatkan uang yang banyak dengan cara cepat.

Lama berfikir, satu ide terlintas di otaknya. Ia ingat dalam mimpinya akan ada tambang emas yang berisi emas dan berlian yang sangat banyak, sehingga membuat siapapun yang mempunyai tambang emas itu akan menjadi kaya raya.

Senyum smirk tercetak di wajah cantiknya, ia segera bangkit, mengelap kasar sisa-sisa air mata di pipinya.

"Nona, anda mau kemana?" tanya Marry sedikit terkejut kala melihat Mikaila yang sudah mengganti pakaiannya menjadi serba hitam lengkap dengan tudung untuk mempermudah penyamarannya, dengan menggunakan sihir.

"Aku pergi dulu Marry, lama-lama aku bisa gila apabila terus berada di neraka sialan ini!"

Baru saja Marry akan bertanya lebih lanjut, Gadis cantik itu sudah merapalkan mantra teleportasi, lalu tak lama ia berpindah tempat ke tempat yang ia tuju.

+++

Mikaila pergi ke guild informasi, ketika akan memasuki pintu, ia dihadang oleh para penjaga di sana, lalu tak lama mengucapkan kode, untuk masuk ke dalam sana.

Para penjaga itu saling melirik, lalu kemudian mereka mengizinkan Mikaila masuk.

Saat ia masuk, ia sudah disambut oleh lelaki bertopeng yang duduk di kursi kebesarannya. Mikaila tersenyum sinis dalam hati, tanpa menyapa dan tanpa di suruh, gadis cantik itu langsung duduk di tempat duduk yang disediakan.

The Cold Villains Lady ✅Where stories live. Discover now