3. Tingkah Zyco

46 15 4
                                    

"Thanks, guruku tersayang! Jangan kangen!" teriak Zyana sambil berlari ke dalam sekolah.

Dicky menggeleng pelan. "Gila!" Ia langsung melangkahkan kakinya menuju ruang guru untuk rapat.

Zyana sendiri langsung ke taman belakang. Sepanjang jalan, ia melihat murid-murid lain yang baru keluar kelas. "Yang lain jalan ke gerbang depan, gue malah ke belakang."

Sesampainya di taman belakang, ia langsung mengedarkan pandangannya. Keningnya mengerut saat tak menjumpai sosok Zyco. "Belum dateng? Kirain bakal duluan." Zyana mendengkus lalu beranjak menuju pinggir danau.

"Hm ... kangen ke sini, deh," gumam Zyana menatap danau dengan tenang. Jika ada Aylin di sini, pasti dirinya akan segera cibiran, karena baru kemarin mereka bolos ke sini dan sekarang Zyana mengatakan kangen? Cih!

Saat sedang terdiam, tiba-tiba ada yang merangkul pundaknya. Zyana memutar bola matanya malas, ia jelas tahu tangan siapa itu.

"Lama, lo!"

Zyco tertawa. "Kenapa? Kangen, ya, lo?"

"Kepedean lo overdosis tau nggak?" sinis Zyana.

"Gue tau gue ganteng," balas Zyco kalem.

Plak!

Dengan kesal, Zyana menampar pipi Zyco. "Nggak nyambung, bego!"

Zyco balas menjitak kepala Zyana, la menekan pundak Zyana, memintanya untuk duduk menyender pada pohon besar di belakang mereka. Dengan santai, Zyco menyandarkan kepalanya di pundak Zyana.

"Lo abis ngapain, dah?"

Zyco memejamkan matanya, ia menjawab dengan gumaman tak jelas.

"Ngomong yang bener, sat!" umpat Zyana sebal.

"Ck, lo sekarang kasar, ya! Toxic mulu perasaan."

Zyana mendengkus. "Makanya jangan pake perasaan, entar bego." Ia menghela napasnya pelan. "Lagian gue dari dulu juga udah toxic, lo bukan sehari dua hari kenal gue."

"Ya iya, sih. Ya udahlah, lupain."

"Lagi pula, lo ngomong suka nggak ngaca. Lo sendiri sering toxic padahal." Zyana melirik Zyco sinis.

Zyco tertawa pelan. "Iya, sih. Dulu kan sekali toxic lo pasti ngingetin gue, sekarang udah enggak."

Sesak. Zyana langsung membuang mukanya. Ia memejamkan matanya, berusaha menetralkan kembali perasaan di hatinya. Jujur saja, jika membahas dirinya dengan Zyco dulu, ia masih merasakan sakit yang sama, tapi di sisi lain, ia juga merasa tetap ingin menggapai cowok itu. Entahlah, mungkin itu juga yang membuat Zyana sampai sekarang selalu ada di samping Zyco jika Zyco memiliki masalah. Sahabat-sahabatnya tidak ada yang mengetahui hal ini, sudah pasti mereka menolak kedekatan dirinya dengan Zyco, meskipun hanya sebatas teman.

"Zy ...."

Zyana hanya berdehem sebagai jawaban. Ia menggoyang-goyangkan kakinya karena dirinya memang tidak bisa diam, ada saja bagian dari anggota tubuhnya yang bergerak.

"Menurut lo ... gue sama Fidelya gimana?"

Diam. Zyana tidak langsung menjawab pertanyaan Zyco. Ia kepikiran obrolannya dengan Alesha semalam. Semuanya seolah terputar lagi di kepalanya.

FUCKGIRL COMEBACK 2Where stories live. Discover now