7. Kecemburuan Niko

38 7 1
                                    

Tuk ... tuk ... tuk ....

"Berisik, Njing!"

Vivi melemparkan sebuah bantal ke arah Zyana, membuat gadis itu mendengkus kesal.

"Balik, bego! Udah malem!"

Zyana tak menjawab, gadis itu malah memutar kepalanya lalu mendongak menatap Raffa. "Kepala aku berat nggak, Raf? Nanti paha kamu sakit lagi."

"Berat, lo kebanyakan dosa, Zya," timpal Vivi kesal. Bagaimana tidak? Niatnya ke sini untuk mengurangi emosinya dan juga melepas rindu dengan adiknya, tapi yang ada hanyalah dia sebagai obat nyamuk antara Raffa dengan Zyana.

Laki-laki polos itu menunduk lalu menggeleng. "Enggak berat, kok, Kak Zy."

"Oh my God!" Tangan Zyana mencubit pipi Raffa dengan gemas. Raut wajah Raffa yang lugu dan polos itu membuatnya tak tahan.

"Kak Zy, ya! Tangannya mulai nakal," sungut Raffa sambil mengusap pipinya yang memerah.

Vivi menyaksikan itu dengan dongkol. "Semoga doinya nelpon."

Baru saja Vivi selesai berdoa, suara dering telepon dari handphone Zyana membuat si empunya menggerutu. Beda lagi dengan Vivi yang tertawa puas.

Zyana menggeser ke tombol berwarna hijau lalu meletakkan handphone-nya di dekat telinga. "Halo, kenapa, Nik?"

"Kamu di mana, Sayang?"

"Di rumah Raffa. Kenapa emang?"

Zyana mengernyit heran saat tak ada sahutan dari seberang. "Sayang? Kok nggak dijawab?"

"Betah?"

"Ha? Apanya?" Sungguh, Zyana sangat bingung dengan pertanyaan Niko.

"Betah?"

"Apaan OH MY! KAMU CEMBURU?!" Zyana langsung otomatis duduk saat berteriak.

Tak ada jawaban lagi, membuat Zyana benar-benar panik. "Halo? Sayang? Niko?"

Zyana melihat layar handphone-nya yang hanya menunjukkan warna hitam. "Sial! Pake dimatiin segala!"

"Katanya nggak serius. Kok panik, sih?" ledek Vivi yang melihat Zyana kalang kabut.

"Kasian, dia baik orangnya. Mau gue sia-siain, tapi rada gimana gitu. Bingung juga."

Raffa menarik ujung rambut Zyana. Membuat si empunya menggerutu. "Kak Zy jangan mainin cowok. Emang Kak Zy mau aku dimainin juga?"

Zyana menjawab dengan gelengan.

"Makanya udahan."

"Kakak kamu lebih pakgirl dari aku, Raf." Zyana dengan santainya menunjuk Vivi.

"Kok bawa-bawa gue, sih, Anjing?!"

"Nggak, bawa lo berat. Kebanyakan dosa plus beban hidup," jawab Zyana sambil menjulurkan lidahnya.

Raffa mendengkus kesal. "Udah, Kak Zy! Kasian Kak Niko tulus, tapi Kak Zy main-main."

"Ya gimana? Orang rencana dari awal nggak niat pake perasaan."

"Kalau sampe aku dimainin cewek, pokoknya salah Kak Zy!"

Zyana melotot pada Raffa. Enak saja asal menyalahkan dirinya!

Tawa Vivi meledak. "Bagus, Raf! Zyana emang biangnya kesalahan!"

"Nggak masalah. Kalau kamu sampe dimainin, besoknya kamu bakal liat nama dia di batu nisan," jawab Zyana dengan santai.

Dengan kekesalan penuh, Raffa kembali menarik ujung rambut Zyana. "Kak Zy jangan bunuh orang!"

"Teraniaya gue ...," gumam Zyana, mengusap kepalanya yang nyut-nyutan.

FUCKGIRL COMEBACK 2Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt