12. Purnama

1.7K 297 32
                                    

#Day13
#Melaung

#Day13#Melaung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Hari sudah semakin sore, kini mereka tengah berkumpul di perpustakaan. Setelah sedikit membantu membersihkan kekacauan di Kota. Mulai membicarakan kelanjutan misi mereka.

"Malam ini Bulan Purnama." Huang Renjun menyahuti di sela-sela perbincangan.

Semua pasang mata sontak menoleh. Benar! Malam ini, malam Bulan Purnama. Malam terlarang di segala jenis malam. Atau apa pun itu.

Jisung diam-diam mencuri pandang ke arah Chenle. Seolah mencoba bertelepati dengan kekasihnya. Chenle yang merasa di perhatikan, pun menoleh.

Kedua pasang mata mereka saling berkutat seolah membicarakan sesuatu. Ragu untuk mengatakannya secara langsung.

"Ada apa?" keduanya kompak menoleh. Mata Renjun menyorot tajam Jisung dan Chenle, "Ada yang ingin di bicarakan?"

Chenle menendang kaki Jisung di bawah meja. Seolah menyuruh pemuda itu untuk mengatakan apa yang mereka sembunyikan. Bukan di sembunyikan, lebih tepatnya tidak yakin.

"Kalian menyembunyikan sesuatu?" insting seorang teman memang luar biasa. Jaemin bahkan langsung tahu.

Chenle berdehem, matanya melotot tajam. Masih memaksa Jisung untuk mengatakannya. Tetapi pemuda itu tidak memperdulikan. Di bawah sana, kaki keduanya saling bertarung. Menendang kaki satu sama lain. Persis seperti anak kecil. Sama sekali tidak ada yang mau mengalah.

Haechan menghela napas, "Jangan membuang waktu." Aura pangeran itu kembali menguar, menghentikan pertikaian tidak penting mereka.

Jisung cengengesan, tubuhnya bergidik saat menyadari ada empat pasang mata yang menyorot tajam mereka berdua. Dia menggaruk kepalanya yang kebetulan gatal, bukan pura-pura gatal.

"Katakan saja." Chenle mendesis pelan, tidak lupa matanya yang semakin melotot.

Jisung membuang napas pasrah. Lagipula ini adalah sebuah kebetulan, mereka semua harus tau. "Sebenarnya tadi... kami pergi menggembara."

Duakk

"Aaghh!"

Chenle kembali menendang kaki Jisung, kali ini lebih keras. "Apa yang kau katakan bodoh!"

"Aku bahkan belum selesai bicara!" Jisung membalas. Keduanya kembali saling adu tatap. Benar-benar pasangan aneh.

"Terlalu bertele-tele." cahaya biru transparan keluar dari tangan Renjun, bersamaan dengan banyaknya buku yang mulai beterbangan. Pemuda itu menggunakan kemampuannya.

Jisung melotot horor. Kan benar, Renjun itu menyeramkan! "Iya-iya! Aku akan serius kali ini!" kedua tangannya terangkat seolah menyuruh Renjun untuk berhenti.

Perlahan, buku-buku itu kembali ke tempat semula. Keadaan kembali hening, "Kami menemukan sebuah tempat aneh di bawah tanah."

Jeno memotong, "Di mana?"

[1] MISSION - NOMIN ✓Where stories live. Discover now