15. Huang Renjun

1.6K 290 28
                                    

#Day16
#Dawai

#Day16#Dawai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Keheningan masih terjadi, suasana yang tadinya hangat kini berubah dingin. Huang Renjun dan Seo Haechan masih saling adu tatap, memancarkan Aura yang begitu kuat.

Sedangkan yang lain hanya memperhatikan dalam diam. Apa maksud dari perkataan Putra Alpha itu? Apa seharusnya Huang Renjun tidak dapat memberikan tanda itu? Atau-- apa?

Renjun menghela napas, memutus kontak mata dengan Haechan. "Jung Jeno." panggilnya.

Jeno terlonjak kaget, "Iya?"

"Apa yang kau pikirkan tentang aku sekarang?"

Jeno terdiam. Pertanyaan yang sama, tapi dalam keadaan yang berbeda. Pertanyaan ini seolah menjebaknya dalam permainan mereka. Jaemin melirik Jeno, menunggu jawaban dari pemuda itu.

"Sebenarnya... kau itu siapa?" pertanyaan. Bukan sebuah jawaban yang dia lontarkan, melainkan pertanyaan.

Renjun tidak memberikan reaksi apa pun, seolah dia sudah menebak apa yang akan dikatakan oleh Jeno. Ekspresinya begitu tenang, menunggu kelanjutan dari kalimat pemuda di depanya.

"Siapa keluarga mu? Bagaimana latar belakang mu? Dan... apa tujuan mu?"

Sejujurnya, Jeno ingin sekali melontarkan pertanyaan ini saat dia meminta maaf pada Renjun kala itu. Informasi yang dia ketahui, Renjun tidak memiliki keluarga. Renjun tidak memiliki teman. Tapi dia adalah pemuda yang hebat.

Jadi siapa sebenarnya Huang Renjun?

Renjun menarik sedikit sudut bibirnya, membentuk seringai tipis. "Jadi kau mencurigai ku?"

Bukan! Bukan itu. Jeno hanya- tidak! Tanpa sadar Jeno memang tengah mencurigai Renjun.

Suasana semakin menegangkan. Chenle bahkan menegakkan punggungnya saat merasa pembicaraan ini lebih serius dari sekedar 'Apa Tujuan Hidupmu Nanti?'

"Aku selalu bertanya-tanya, darimana kau mempelajari Ilmu Cosmo yang bahkan tidak pernah diajarkan? Siapa yang mengajarimu, Huang Renjun?"

Mendapat pertanyaan balasan seperti itu, Renjun terkekeh geli. Menertawakan sesuatu yang bahkan sama sekali tidak terdengar lucu. "Penting kah aku menjawab pertanyaan ini?"

"Penting!" sahut Jeno cepat, "Dalam pertemanan, saling terbuka itu penting."

"Memang kau teman ku?" Renjun balas memojokkan. Seringainya semakin ketara, dia benar-benar terlihat sebagai tokoh antagonis sekarang.

Tanpa sadar, tangan Jeno terkepal erat. Memang kau teman ku? Pertanyaan itu membuat emosinya tersulut. Dia tidak pernah memiliki teman, memang benar! Tapi dia juga tidak pernah memaksa orang lain untuk menjadi teman nya.

[1] MISSION - NOMIN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang