2. Pertemuan Pertama 🍂

1.8K 240 6
                                    


HAPPY READING!!!

Jangan lupa Vote dan Comment🧡

🥀COLORLESS🥀
*
*
*
^~^

Rosé sampai ke rumahnya dengan perasaan lirih, ia berharap Ayahnya baik-baik saja. Dirinya sangat menyesal tidak bisa berbuat apa-apa untuk kesembuhan sang Ayah.

Tangan kurus itu perlahan membuka pintu kecil didepannya, mata indah itupun perlahan mencari keberadaan sang Ayah yang tidak ada ditempat terakhir ia tinggalkan pergi keluar.

"Appa..."

"Appa kau dimana?"

Gadis itu terus mencari keberadaan Ayahnya dengan perasaan khawatir, seketika Rosé bisa bernafas lega ketika melihat Ayahnya tengah minum di dapur dengan tangan gemetar.

"Appa kau sedang apa?"

Tanya Rosé menghampiri Ayahnya yang berbalik menatapnya, Ayahnya tadi sangat haus dan pria berumur itu dengan sekuat tenaga berjalan menuju dapur untuk minum.

"Aku sangat haus Nak."

"Appa bisa menungguku pulang! Sekarang kau sedang sakit," ucap Rosé cemas.

Perlahan gadis itu membawa tubuh panas Ayahnya menuju kamar.

Setelah sampai dikamar ia merebahkan tubuh lelah itu ke ranjang kecil di kamarnya dengan hati-hati, mata gadis itu mulai berkaca-kaca mengingat kesehatan sang Ayah yang terus menurun.

Tuan Park menyadari Putrinya yang mulai menangis di depannya, ia tahu Rosé selama ini terus mendapatkan luka, bahkan ketika bersamanya gadis itu tetap menderita.

Tangan Tuan Park pun bergerak mengelus rambut panjang Putrinya, ia begitu menyayangi Rosé walaupun gadis itu bukan anak kandungnya.

"Kau harus kuat Nak! Appa tahu kau menderita tapi ingat impianmu Nde.." nasihat sang Ayah dengan senyumnya, ia sering memberitahu Rosé agar tidak menyerah.

Tuan Park tahu Anaknya ini tidak bisa bersosialisasi dengan orang lain, ia juga tahu kalau Rosé tidak bisa membaca dan menulis. Ia sangat sedih ketika tahu semua itu. Sungguh malang nasib Putrinya.

Ketika Ayah Rosé ingin menyekolahkan sang putri, Takdir dengan tidak adilnya membuat dirinya jatuh sakit dan tidak bisa bekerja.

"Aku mohon Appa harus sembuh." Tangis Rosé pecah ketika melihat keadaan Ayahnya sekarang.

Ia hanya memiliki Ayahnya di dunia ini. Ia bahkan tidak mendapatkan kasih sayang sang Ibu sedari kecil.

Rosé pun dengan cepat memeluk tubuh Ayahnya, ia sangat sedih ketika tidak bisa membawa pulang obat untuk kesembuhan Ayahnya.

***

Setelah lima hari Tuan Park telah sembuh dari sakitnya, beliau mulai mencari pekerjaan untuk kebutuhan hidup mereka berdua.

Rosé hanya diam di rumah, karena Tuan Park melarangnya keluar dengan alasan takut terjadi sesuatu pada gadis malang itu.

Sekarang Tuan Park tengah berjalan di jalanan tanpa alas kaki karena sandal beliau telah rusak beberapa hari yang lalu, dan untuk membeli benda itu Tuan Park harus berpikir beribu-ribu kali.

COLORLESS | ROSEKOOK✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang