Cinta_Dalam_Hidupku

54 5 0
                                    

Di malam yang sepi, angin berhembus kencang beriringan dengan hujan rintik-rintik yang membasahi bumi. Seorang gadis tengah duduk di balkon kamarnya. Gadis itu memeluk dirinya sendiri, menunjukkan pada dunia betapa rapuh dan lemah nya dirinya.

Karin mengehela nafas, tangannya menyapu wajahnya untuk menghilangkan tetes air mata yang ada di pipinya. Ini sudah pukul 10 malam. Dan artinya, dia sudah menangis hampir 5 jam lamanya.

" Ayo Rin, bangkit. Ingat, ini pilihan mu. Jangan menyesali nya."

Karin mulai bangkit dengan langkah gontai, menutup jendela balkon nya lalu melangkah menuju kasur empuknya.

" Tidur Rin, mulai hari ini lupain segala hal yang bikin kamu sakit hati!"

Tak lama, gadis itu pun terlelap. Bersamaan dengan dua orang diseberang tempat yang berbeda.

***

Karin mengucek matanya, meregangkan otot-otot tubuhnya lalu bergegas mengguyur tubuhnya. Hari ini, dia akan menuju kampus untuk mempersiapkan segala sesuatu yang sudah tertunda hampir sebulan lamanya.

" Dek!"

Karin mendengus,
" Apa sih bang? Jangan teriak-teriak dong."

Baim tertawa geli, dia memandang lurus wajah adiknya yang sedang memonyongkan bibirnya memakai lipstik berwarna pink.

" Jadi sekarang mau serius nyusun skripsi nya?"

Karin mengangguk malas, tau bahwa Abang hanya menyindir nya.

" Mau Abang antar? Sekalian Abang ke kantor."

Karin menggeleng,
" Adek sama kak calis aja bang. Kantor Abang kan jauh."

Baim mendelik tajam,
" Nyindir terus! Udah ah, cepet turun. Udah pada ditunggu."

" Hmmm."

***

Setelah selesai mengurus segala hal yang terbengkalai, Karin menuju perpustakaan sekalian menunggu kak calis yang belum sampai.

" Eh neng Karin, udah lama gak keliatan. Pak Dadang pikir udah lulus. Rupanya belum toh?"

Karin terkekeh,
" Iyah pak, Karin bakal rajin belajar biar cepet lulus nya. Bapak nyindir nya gitu amat, sampai nusuk ke jantung."

Pak Dadang tertawa, penjaga perpustakaan kampus itu mengacak rambut Karin gemas.
" Bapak kan cuma mau memotivasi Eneng aja."

Karin mendengus saja, tersenyum kecil saat melewati orang yang dia kenal. Kemudian berlalu menuju ruang pojok.

Gadis itu meletakkan tas nya, kemudian mengeluarkan ponselnya dan memasang earphone lalu menelungkupukan wajahnya di atas meja.

Gadis itu sedang tidak niat membaca buku atau apapun, dia sedang merasa galau dan tidak bernafsu.

Alunan lembut suara Rossa yang membawakan lagu cinta dalam hidupku membuatnya tak sadar telah meneteskan air mata.

Bayangan kemarin masuk lagi berputar-putar dalam otaknya. Jantung nya langsung berdetak lemah saat mengingat teriakan Dian yang tak sadar bahwa handphone nya belum dia matikan saat itu.
Hatinya melemah saat mendengar Dian meneriaki namanya dengan keras. Pemuda itu terisak sangat kencang. Membuat seluruh anggota keluarga Karin ikut menangis mendengar nya. Bahkan Baim memilih pergi dari ruang tamu karena tak sanggup menahan isakan nya.

Semua orang bersedih, Karin apalagi. Dia akan kehilangan kesadaran nya namun tak terjadi saat mendengar Dian bergumam lirih.

" Rin, hiks. Aku harus gimana Rin? Aku gak kuat."

...CINTA SEORANG LELAKI...Where stories live. Discover now