{2} Cross Sandford

12 4 0
                                    

Jam kelas akhirnya selesai.

Semuanya membubarkan diri, ada juga yang sekadar duduk-duduk dulu sambil berbincang ria.

Dari sisi kanan, dia, memperhatikan gadis di sebelahnya yang tengah merapikan alat tulis sembari mengobrol—maybe dengan temannya. Dia tau kalau sedari tadi gadis itu memperhatikannya.

Entah apa yang salah dengannya, sepertinya semua terlihat normal-normal saja.

"Mister Cross Sandford?"

Dia, lelaki itu langsung menoleh saat namanya disebut. Sang Dosen ternyata masih ada di tempat duduknya.

Dia, yang bernama Cross pun berjalan menghampiri sang Dosen.

"Yes, sir."

"Are you ... mister Cross Sandford?" tanya Dosen pria itu sembari membaca nama yang tertulis di buku agenda-lnya.

"Yes, sir," ulang Cross.

Dosen itu mengangguk, lalu memberi secarik kertas.

"Isi formulirnya, kamu murid pindahan kan? Setelah itu taruh di atas meja saya," titah sang Dosen.

Cross mengambil kertas itu, lalu mengangguk mengiyakan.

Dosen itu pun pergi.

Dari belakang Eya terus memperhatikan Cross. New student pikir Eya.

a f f e c t e d

"Eya!" panggil Lory.

Sekarang mereka tengah berada di kefetaria yang letaknya berada di belakang kampus. Lory bilang dia lapar, jadi Eya hanya menuruti.

"hm?" jawab Eya malas.

Dia tengah santai sambil memegang ponsel, kakinya dia lipat di atas kursi dengan tas yang menutupi paha.

Duduk bersandar, pokoknya Eya sedang malas.

"Itu muka lo numbuh jerawat satu. Noh, di jidat Lo," tunjuk Lory pada kening Eya.

Eya menatap ke atas, berniat ingin melihat jerawat yang Lory bilang, tapi tak kelihatan.

"Ck! Biarin ... biar gak sepi-sepi amat muka gue," ucap Eya santai.

Lory menganga oleh jawaban Eya. "Dasar aneh!" gerutu Lory lalu mengambil makanannya.

"Itu tuh pasti jerawat jomblo deh namanya," lanjut Lory dengan mulut penuh makanan.

Eya mendelik sambil masih fokus pada ponselnya. Dia tengah memainkan game kesukaannya.

"Up to you," balas Eya.

Lory mengangkat wajahnya menatap Eya. "Iya, seriusan deh. Orang sendirian gitu kan jerawatnya noh. Cuma ada satu. Jerawatnya jomblo itu."

Fokus Eya teralihkan. Dia menertawakan Lory. "Apaan sih, Lory. Aneh-aneh aja deh."

Eya menghentikan gamenya dan lalu mengambil mango float di depannya.

"Bukannya lo sering skincare-an ya? Kenapa ada yang nongol. Mana sekali skincare ke Aivee lagi lo, bikin iri aja."

Lory bertanya sambil terus menyuap bakso yang tinggal sedikit itu. Semetara Eya hanya terkekeh.

"Udah lama enggak pergi ke sana. Gue sibuk terus."

"Cih! Sibuk dari Hongkong. Tiap hari kerjaan lo cuma molor, main game, makan, makan dan makan aja," ujar Lory.

Dia memang tau kebiasaan temannya jika sedang berada di rumah, tuh, ya begitu.

AFFECTED | 2019 ✓Onde histórias criam vida. Descubra agora