20. Leluhur

3K 415 128
                                    

WARNING : TYPO BERTEBARAN.
TIDAK MENGIKUTI ALUR SEPERTI KARYA ASLI.
KATA² MUTIARA
SPOILER
OOC.
.
.
.
.
.
.
.

Author pov :

"BANGON WOY!!!" Seru Kaito menggema ke seluruh penjuru.

"BISA DIAM TIDAK?!" Balas (y/n) tak kalah nyaring dan kembali menarik selimutnya.

"Fix aku paling kalem" Gumam Kenzo yg sedang melakukan rutinitas paginya di atap.

Setelah di omeli panjang lebar oleh Kaito, (y/n) pun pasrah dan terpaksa bangun. Kini ia sedang berada di depan kebun higanbana nya menatap kosong bunga merah yg tumbuh dengan subur.

Kedua pipi nya terdapat perban akibat luka semalam. Siapapun yang bertemu dengan nya mungkin akan berfikir kalau dia sakit gigi. Matanya masih sayup dan tubuhnya masih sangat kelelahan.

Tatapan kosongnya perlahan berubah. Melihat higanbana ini mengingatkan nya pada sesuatu. Otaknya mulai berfikir sembari mengumpulkan nyawanya.

"Oh iya! Kak! Kak! Kak!" Seru (y/n) mencoba menarik perhatian Kenzo.

"Lu kak kak kak gitu mirip gagak kasugai sumpah!" Jawab Kenzo.

"Bomat sih ya, dari pada fotosintesis mulu. Buku yg di kasih oyakata sama mana?" Balas (y/n).

"Lah iya-, ku taruh mana ya?" Beo Kenzo.

"ANJING! HEH TU BUKU PENTING LHO!" Seru (y/n).

"LAH LU JUGA NAPA BARU INGATIN SEKARANG SIH?!" Balas Kenzo.

Kini pagi yg damai itu pun berubah menjadi pagi yg sibuk. Kakak beradik itu menggeledah seluruh rumah untuk mencari buku yg di berikan oyakata sama.

Kaito? Kaito yg ga tau apa² hanya duduk di pinggir kolam ikan Meratapi nasib.

Kini, kedua nya mencari buku itu di lab, mereka mengobrak abrik seluruh rak buku yg mengelilingi dinding lab itu. Berharap ada di antara puluhan buku di sini.

"NAH ADA!!!" Seru ketsueki bersaudara.

Lab mereka sangat berantakan saat ini, buku berserakan di mana mana namun tidak di hiraukan oleh keduanya.

Mereka meletakkan buku itu di salah satu meja lab dan membacanya dengan seksama. (Y/n) mulai membuka buku itu dengan perlahan. Kenzo yg berada di samping (y/n) pun terlihat serius. Buku ini terlihat sangat tua, kemungkinan terburuknya adalah tinta di buku ini mulai memudar.

Dan ya, benar saja, tinta yg menulis kata demi kata di buku itu terlihat mulai pudar, beberapa halaman bahkan tak terlihat 1 huruf pun, tanda bahawa buku ini memang berusia ratusan thn.

"Ckh! Mengecewakan! Cuma ada beberapa kalimat aja lho! Bagaimana kita bisa membacanya?!" Kesal Kenzo.

"Tiada ampun adalah hukum alam, dan dengan cepat dan tak tertahankan kita tertarik pada malapetaka kita"

"Ini buku sejarah atau buku puisi dah?" Gumam Kenzo kesal karna tak mengerti kata² yg tertulis di buku itu.

"Malapetaka? Oni?" Gumam (y/n).

"Yah kurasa begitu, kalau begitu 'kita' yg di maksud adalah leluhur terdahulu ketsueki kan?" Balas Kenzo.

"Tamayo san pernah mengatakan padaku kalau leluhur kita memiliki hubungan dengan oni, kurasa itu adalah 'malapetaka' yg di maksud" Sambung Kenzo.

Mereka menjadi sangat serius dan mencoba memahami kata² yg ada di buku itu. Buku yg mencatat semua tentang darah langka serta sejarah dan pencapaian leluhur mereka. Namun sayang sekali mereka tidak bisa membaca seluruh kisah itu karna tinta nya yg mulai luntur. Beberapa halaman yg robek pun tak bisa di baca dengan jelas oleh mereka.

Kimetsu no yaiba : ketsueki twins •||• KNY X READERSWhere stories live. Discover now