Chapter 2. Terlibat

14 2 0
                                    

Saat ini Lupin sudah berada di kantin bandara di terminal 3. Begitu sampai di kantin Lupin segera memesan makanan dan mencari tempat duduk diantara para penumpang yang sedang menunggu pesawat mereka. Beberapa saat kemudian seorang pelayan datang membawa makanan yang Lupin pesan.

Pelayan : Ini pesanannya Pak. Apa ada yang lain lagi?

Lupin : Tidak Ada lagi Mbak.

Pelayan : Baik, selamat menikmati pesanannya Pak.

Lupin : Terimakasih Mbak.

Kemudian Lupin menyantap pesanannya. Saat Lupin sedang asik menyantap pesanannya tiba-tiba terdengar suara teriakan yang membuat semua penumpang dan petugas bandara menoleh kearah teriakan tersebut. Lupin kemudian menoleh ke arah sumber suara tersebut. Saat Lupin menoleh Lupin melihat seorang laki-laki bertubuh agak kekar berlari kearah pintu keluar bandara dan dibelakangnya terdapat beberapa orang dan gadis yang tadi dijumpainya di menara kontrol. Lupin memperhatikan kalau orang tersebut berpenampilan seperti seorang preman walaupun orang tersebut memakai pakaian bagus seperti layaknya penumpang lain yang hendak bepergian. Juga di lengannya terdapat banyak tatonya. Kemudian gadis tersebut berteriak lagi.

Devina : BERHENTI JANGAN BERGERAK!!!!

Begitu Lupin mendengar teriakan gadis tadi Lupin langsung yakin kalau itu adalah Buronan yang dijelaskan gadis tadi karena gadis tersebut berteriak.

Kemudian Lupin langsung menoleh kesekitarnya untuk mencari sebuah benda yang bisa dipakai untuk menghentikan orang tersebut. Kemudian Lupin melihat sebuah kereta pembersih lantai yang biasa dipakai petugas kebersihan untuk mengepel lantai. Tanpa banyak basa-basi Lupin langsung menyambarnya dan langsung meminta izin untuk memakainya.

Lupin : Maaf saya pinjam keretanya dulu Pak.

Kemudian Lupin mendorong kereta tersebut ke arah orang yang berlari tadi dengan bermaksud untuk memblokirnya. Pada saat yang bersamaan orang tersebut melihat ke arah Devina dan teman-temannya yang sedang mengejarnya. Karena terlalu sibuk memperhatikan Devina dan temannya buronan tersebut tidak melihat kalau Lupin sedang memblokirnya. Kemudian buronan tersebut melihat ke arah depan dan langsung kaget karena Lupin sudah berada didepannya dan Buronan tersebut langsung menabrak kereta pembersih tersebut sehingga terjatuh sedangkan Lupin sendiri terjatuh karena tersandung. Kemudian Lupin langsung menindih tubuh buronan tersebut supaya tidak kabur lagi.

Namun Lupin kalah fisik dengan buronan tersebut karena buronan tersebut bertubuh kekar sedangkan Lupin bertubuh kecil sehingga buronan itu dengan mudahnya mendorong tubuh Lupin. Kemudian buronan tersebut berusaha kabur. Tetapi baru saja beberapa langkah Lupin segera menggaet kaki buronan tersebut memakai kakinya dan segera kembali menindih tubuh buronan itu ke lantai. Buronan tersebut kemudian meraih tangan Lupin dan melempar tubuh Lupin. Tetapi dengan mudah Lupin mendarat tanpa terjatuh sedikitpun. Ya, sedikit fakta Lupin pernah mengikuti karate di sekolahnya dan Lupin sangat jago. Bahkan Lupin pernah menjadi master dari beberapa murid junior di sekolahnya.

Kemudian Lupin berlari ke arah buronan tersebut dan menendang perutnya kemudian menyerang perutnya dengan tinjuan beruntun supaya buronan itu tidak bisa kabur.

Kemudian tiba-tiba saja buronan tersebut menangkap tangan Lupin dan segera menggunakannya sebagai tameng.

Pada saat yang bersamaan Devina dan teman-temannya datang.

Buronan tersebut mengeluarkan pisau lipat dan mengancam Devina beserta teman-temannya.

Buronan : Jangan mendekat!!! Kalau kalian berani mendekat aku akan menggorok lehernya!!!

Kemudian salah seorang anggotanya bertanya kepada gadis tersebut.

?? : Kapten, bagaimana ini? Dia menyandera orang itu. Salah langkah saja nyawanya bisa melayang.

Tapi Lupin sangat tenang. Lupin kemudian menginjak kaki buronan tersebut keras-keras sehingga buronan itu mengerang kesakitan. Karena kesakitan buronan tersebut melepaskan Lupin dan Lupin segera memakai kesempatan itu untuk menangkap tangan buronan tersebut. Kemudian Lupin membantingnya ke lantai dan mengunci pergerakan buronan tersebut serta mematahkan kakinya.

Lupin pun bangun dan menatap ke arah gadis tersebut. Gadis tersebut terlihat kagum melihat Lupin. Bukan hanya Gadis itu saja. Orang-orang di sekitarnya kagum melihat Lupin yang sangat tenang sekali.

Bahkan tanpa Lupin sadari seorang penumpang merekam aksi heroik Lupin.

Lupin : Apa yang kau tunggu nona? Kau mau dia kabur lagi?

Devina : Ah, maaf. He, Orion borgol dia.

Kemudian mereka memborgol buronan tersebut dan membawanya ke markas. Kemudian gadis itu menoleh ke arah Lupin dan bertanya.

Devina : Kau baik-baik saja?

Lupin : Ya aku baik-baik saja.

Devina : Terimakasih sudah membantu kami menangkap buronan itu dan kami minta maaf karena kau harus di sandera tadi.

Lupin : Tidak masalah. Yang penting buronan itu tidak kabur.

Devina : Oh iya, ngomong-ngomong nama kamu siapa? Kamu belum memberitahu namamu.

Lupin : Namaku Michael Lupin Putrawijaya. Kau bisa memanggilku Lupin.

Winter : Senang bertemu denganmu Lupin. Panggil aku Devina.

Lupin : senang bertemu denganmu juga Devina.

Winter : Baiklah, Aku pergi dulu Lupin karena aku harus mengurus buronan itu. Sekali lagi terima kasih atas bantuannya. Semoga kita bisa bertemu di lain waktu.

Lupin : Ya, sama-sama Devina.

Gadis itu pun pergi menyusul teman-temannya. Sementara itu semua orang sibuk kembali ke urusan mereka masing-masing.

Kemudian Lupin kembali menyantap pesanannya dan kembali ke menara kontrol untuk bertugas. Sesampainya di Menara kontrol Lupin mendapati Falen sedang sibuk mengatur pesawat yang pergi. Kemudian Lupin langsung menyambarnya.

Lupin : Hei Kak Falen. Aku sudah siap untuk kembali bertugas.

Falen : Sudah mau bertugas lagi?

Lupin : Ya.

Falen : Kalau begitu kau duduk disebelahku saja. Bantu aku ambil papan daftar pesawat yang mau terbang.

Lupin : Ok baiklah.

Kemudian Lupin langsung duduk disamping Falen. Begitu Lupin duduk Falen menoleh ke arah Lupin dan Falen kaget melihat ada memar di dagu Lupin. Kemudian Falen bertanya.

Falen : Lupin itu dagumu kenapa kok ada memar?

Lupin langsung merabanya dan benar saja Lupin merasakan ada memar didagunya.

Lupin : Oh kelihatannya ini gara-gara buronan itu.

Falen : Buronan itu?

Lupin : Aku terlibat dengan buronan yang tadi aku ceritakan sebelumnya.

Falen : Memangnya kau diapakan?

Lupin : Dia melemparku karena aku menahan tubuhnya saat dia terjatuh menabrak kereta pembersih lantai dan itu ulahku.

Falen : Kau menghadangnya?

Lupin : Ya, begitulah. Aku sempat baku hantam dengannya dan malahan aku juga sempat di sandera.

Falen yang mendengarnya pun langsung syok melihat ulah muridnya itu.

Falen : Untung kau baik-baik saja. Aku tidak bisa membayangkan jika nyawa kau harus melayang Lupin.

Lupin pun langsung terkekeh mendengar tanggapan mentornya itu. Kemudian Falen dan Lupin kembali melanjutkan tugas mereka sampai jam 5 sore.

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

Ok mungkin segini aja dulu untuk chapter kali ini.

Maaf kalo ada yang typo dan author minta maaf kalau tokohnya ada yang sama. Karena tokohnya sesuai dengan imajinasi author sendiri.

Jangan Lupa vote dan komen.

See u next time....

Indonesia Agent Detective (IAD) : Tim L (On Going)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें