7- slendrina

68 13 4
                                        

Suara berat khas anak remaja terdengar disalah satu tempat yang biasa dijadikan tempat berkumpulnya mereka disetiap malam hari.

Entah itu seruan, decakan atau pun obrolan unfaedah yang dilakukan oleh mereka. Tak lupa dengan ponsel yang selalu berada di tangan mereka.

"Weh guys?" Panggil Gopal, temannya yang sedang fokus ke ponsel mereka itu pun memutar kepala mereka dan mengalihkan perhatian mereka sepenuhnya ke arah Gopal sambil menaikan sebelah alis mereka.

Gopal yang melihat sahutan berupa kode dari temannya itu pun menjawab sambil menunjuk kan salah satu game di ponselnya yang bernama house of slendrina.

"Kita main game ini yok? Yang kalah harus teraktir, gimana!?" Seru Gopal semangat dan diangguki oleh teman temannya.

"Gue mau download dulu." Ujar Solar.

"Loh, elu gak ada download mainan kek gini lar?" Ucap Fang.

"Lar lor lar lor, nama gue Solar! Bukan lar atau sol! Jangan disingkat ngapa!?" Balas Solar dengan nada suara yang sengaja ia tinggikan.

"We! Selow lar selow!" Seru thorn memanas manasi.

"Dah dah, cepet lar! Download biar kita berempat bisa main bareng." Lerai Gopal.

"Oke!"

Setelah selesai mendownload aplikasi yang di inginkan, mereka berempat pun mulai mempermainkan game yang disebut "house of slendrina" itu.

Selama bermain seruan kaget, decakan dan saling mengerjai saat ada yang ketakutan menghiasi permainan mereka.

Awalnya aman dan biasa saja selama mereka memainkan permainan horor itu sampai suara kucing liar dan benda jatuh terdengar, mengusik suasana riuh mereka.

Yang tadinya ramai kini menjadi sepi dan hening, entah kenapa suasananya sekarang terkesan mencekam dan tegang bahkan angin sepoi-sepoi yang berhembus menusuk kulit leher membuat mereka merinding.

Thorn mengalihkan pandangannya ke arah pepohonan yang tumbuh lebat di pinggir jalan namun tidak ada apa apa sama sekali disitu.

Kemudian ia menatap ketiga temannya dan mengangkat kedua bahunya yang dibalas dengan Solar yang memasang pose berpikir, Fang yang mengamati sekitar dan Gopal yang bergidik ketakutan.

"Ah! Paling orang gak sengaja ngelempar benda ke kucing kali, Dahlah! Yok lanjut main!" Ujar Solar berusaha mengusir rasa cemas mereka, dan dilihatnya jam yang bertengger ditangan nya menunjukkan pukul 22.57.

"Ya udahlah, kuy!"

"Wokeh." Mereka berempat lanjut mempermainkan game horor yang sempat tertunda tadi hanya karena suara benda jatuh dan kucing liar kemudian suasana yang tiba tiba tegang dan mencekam.

"Auch! Fang! Jangan tarik rambut ku napa!?"

"Gue gak ada narik rambut lu ngab! Woi Gopal! Balikin kacamata gue!"

"Gue aja kagak ada pegang kacamata lu landak! Lah kok habis? Thorn? Lu diem diem makan snacks gue lagi ya?"

"Gue kagak ada ngambil snacks lu lagi! Suer! Gue aja duduk disamping Solar, gimana ceritanya gue dari sini ke sono?" Ya benar saja, mereka duduk dengan urutan Gopal yang berada di kanan kemudian Fang lalu Solar dan terakhir Thorn.

Tidak mungkin Thorn yang berada disebelah Solar bisa mengambil snacks yang berada disamping Gopal bahkan snacks itu berada agak jauh dari Thorn.

Kejanggalan mulai terjadi, dimulai dari Solar yang merasa rambutnya ditarik oleh Fang karena Fang selalu mengerjai dirinya.

Kemudian kacamata yang selalu bertengger di wajah Fang tiba tiba terlepas begitu saja tanpa tahu dimana letak jatuhnya sehingga Fang menuduh Gopal yang mengambil kacamata nya.

Bahkan Gopal yang dituduh pun mengaku tidak mengambil kacamata Fang dan menunjukkan kedua tangannya yang dimana tangan kanannya menggenggam ponsel miliknya.

Mereka kebingungan dan saling pandang satu sama lain, Fang terus saja mencari kacamatanya di sekitar tempat mereka berkumpul dan Gopal yang berdecak kesal karena snacks miliknya tiba tiba habis.

Padahal snacks itu baru saja ia buka, Thorn memasang pose berpikir yang dimana malah terlihat imut karena ia mengerucutkan bibirnya sambil memiringkan kepalanya.

Moga kagak ikutan miring tuh otak:v karena terlalu lama sibuk dengan kegiatan masing-masing, tiba tiba Solar merasakan suatu benda cair dan bersuhu sedikit dingin menetes di telapak tangannya.

Solar pun menundukkan kepala dan menatap benda cair yang menetes di telapak tangannya dan hal itu sukses membuatnya membulatkan kedua matanya.

"Gu-guys? Ini bukan darah kan yang ada di telapak tangan gue?" Ucap Solar dengan gemetar sambil menunjukkan telapak tangan kanannya kepada Gopal, Fang dan Thorn.

Gopal dan Fang saling berpandangan kemudian Gopal, Fang dan Solar menengadahkan kepalanya menghadap ke atas namun yang terlihat hanya tetesan air yang berjatuhan satu persatu tetapi bukankah sekarang sedang tidak hujan? Bagaimana bisa ada air yang menetes di atas atap mereka?  Dan lebih anehnya lagi, kenapa airnya berwarna merah?.

Merasa semakin janggal karena Thorn yang berada disamping Solar tidak menyahut mau pun melakukan hal yang sama dengan Fang, Gopal dan Solar melainkan diam menunduk dengan wajah yang terkesan murung.

"Thorn? Lu gak apa apa kan? Kenapa diem bae? Belum ngopi ya?"

Plak

"Ouch! Sakit landak!"

"Yang serius Gopal! Ini tuh lagi tegang!"

"Dah dah! Jangan gelud! Thorn? Lo gak apa apa kan? Kok diem aja?" Kata Solar melerai kemudian bertanya kepada Thorn.

Tapi tetap saja Thorn diam tak berkutik dari tempatnya namun tak lama Thorn menampakkan wajahnya yang dimana terlihat mengerikan.

Kantung mata yang hitam sekaligus mengeluarkan darah bahkan bukan senyum ramah maupun jahil yang seperti biasa ia perlihatkan melainkan senyum miring yang tersirat seperti ingin membunuh orang yang mengganggunya.

"Th-thorn? Lo kenapa? Jangan begini deh Thorn! Gak lucu!" Seru Fang dan siap siap ingin berlari begitu juga dengan yang lain.

Menyeringai jahat kemudian tertawa bak kuntilanak.

"Hihihi mau bermain bersama ku anak anak? HIYA!"

BRUUKK

"WAAA!!! TOLONG!!!"

Malam itu Thorn sudah sangat berbeda seperti biasanya, bukan seperti anak remaja yang menghabiskan waktu malamnya dengan bermain game maupun begadang.

Tetapi kini ia memainkan balok kayu yang entah ia dapat darimana dan tatapan matanya dipenuhi hasrat membunuh terhadap Gopal, Fang dan Solar yang berusaha lari darinya.

TBC

Horor & Psikopat✔️Where stories live. Discover now