01. Nasib

13.8K 1.1K 35
                                    

Ayo guys yang baca FaVi (Fake Villainess) jangan lupa vote dan coment. Tar kalau ketahuan gak vote aku santet online lho wkwk canda guys. Tpi gak bohong. Bingung kan? Yaudah vote aja kalau bingung.

👑👑👑


EVELIN POV

Malam ini aku sudah berada di taman kota untuk merayakan tahun baru. Biasanya memang aku selalu datang ke taman kota ketika pergantian tahun. Bukan untuk bertemu dengan kekasihku tapi sekedar untuk berkumpul dengan teman-temanku. Ya, aku memilik banyak teman, mereka sangat baik padaku. Namun aku tahu, tak semuanya tulus baik padaku. Ada beberapa yang hanya pura-pura baik didepanku. Entahlah aku tak tau alasan yang pasti kenapa mereka munafik. Temanku yang tulus padaku mengatakan bahwa mereka iri padaku. Iri karena aku adalah artis yang sangat populer. Ya, aku bekerja di dunia acting. Aku selalu mendapatkan peran utama dalam sebuah sinetron, film, ataupun layar lebar. Sudah banyak penghargaan yang ku dapatkan. Bahkan diumurku yang ke 19 tahun ini, aku sudah mendapatkan lebih dari 50 penghargaan.

"Evelin lihatlah kembang api disana, indah bukan," Elsa berdecak kagum sembari menunjuk kembang api yang berada diatas kami. Dia adalah salah satu orang yang tulus baik kepada ku. Aku dan Elsa sudah berteman sejak aku umur 10 tahun. Kami sama-sama menjadi aktris pada saat itu.

Aku menganggukan kepala sembari menatap kembang api yang menyala. Kembang api itu nampak sangat kontras di langit biru yang gelap. "Benar yang kamu katakan Elsa. Kembang api itu sangat indah, aku akui malam ini benar-benar pergantian tahun yang paling keren!" ucapku girang. Aku memanglah gadis yang penuh dengan semangat. Namun dibalik wajah ku yang bahagia ini tersimpan begitu banyak kenangan menyedihkan.

"Ah benar apa katamu. Malam ini benar-benar pergantian tahun yang paling keren secarakan pergantian tahun-tahun yang lalu kamu selalu mendapatkan kesialan haha," bukan Elsa yang mengatakannya. Tetapi dia adalah Rose. Aku tahu dia sangat membenciku. Namun perkataannya memanglah benar, aku selalu mendapat kesialan ketika pergantian tahun. Seperti yang terjadi sebelum-sebelumnya. Ban mobil ku pernah bocor ketika aku akan pergi untuk merayakan pergantian tahun, aku pernah terkena ledakan kembang api, terserempet mobil, dan lain-lain yang pastinya membuat diriku tidak baik-baik saja. Itu semua perbuatan dari haters ku. Walaupun aku selalu mendapat peran utama yang selalu baik namun hatersku tak dapat dikatakan sedikit. Banyak sekali yang menyebarkan rumor tentang diriku yang tidak-tidak sehingga menyebabkan fansku beralih menjadi hatersku. Bahkan pernah suatu ketika orang-orang menandatangai petisi agar aku tak menjadi peran utama dalam cerita yang sangat bagus.

Aku tersenyum menatap Rose.
"Aku pikir memang takdirku mendapatkan kesialan itu. Lalu kenapa? Aku tidak bisa menolak takdir, sama halnya dengan takdirku yang tak bisa menolak menjadi artis terkena yang mendapatkan banyak penghargaan. Bukankah begitu Rose?" kataku sedikit tertawa. Siap suruh membuatku teringat kesialan lampauku. Aku tahu bahwa Rose lah yang telah memimpin haters ku untuk mecelakakanku pada saat itu.

"Ah iya benar apa katamu," balas Rose kikuh. Ia selalu mendapatkan peran pendamping. Tentu saja ia ingin mendapatkan peran utama, namun tak dapat bersaing dengan diriku yang sangat cantik ini. Haha... aku tidak bercanda, diriku memanglah sangat cantik dan berbakat. Makannya sutradara selalu menunjukku sebagai pemeran utama.

Aku menepuk bahu Rose.
"Aku hanya bercanda Rose haha..."

Pergantian tahun malam ini berjalan dengan lancar. Terbukti aku yang tak mendapatkan kesialan seperti tahun-tahun sebelumnya.

***

Tepat pukul 03.00 WIB aku tiba di apartemenku yang besar. Aku berganti pakaian dan mencuci mukaku. Setelah itu aku langsung menghempaskan tubuhku yang proporsional di atas kasur empuk kesayanganku. Sungguh pergantian tahun baru malam ini membuat diriku sangat lelah.

Di apartemen ini aku tinggal bersama asistenku. Namun asistenku itu sedang cuti sementara, jadi aku harus sendirian. Itu tidak masalah, karena sejak umur 7 tahun aku sudah sering sendirian. Dulu ayahku meninggal karena kecelakaan saat usiaku masih 1 tahun. Dan aku hanya bersama ibuku. Saat aku mengijak usia 7 tahun ibuku meninggal karena penyakit asma yang dideritanya. Semenjak itulah aku mulai mencari pekerjaan sebagai aktris. Aku bukan dari keluarga kaya raya, aku dari keluarga yang sederhana. Ibuku dulu bekerja sebagai penjual kue yang harus berkeliling desa. Mengingat hal pahit itu membuatku meneteskan air mata.

Aku mengambil novel yang paling aku sukai di nakas judulnya adalah 'Beautiful Life'. Aku membaca novel bergenre fantasy itu. Walaupun aku sudah membacanya berulang-ulang, aku tak pernah bosan dengan ceritanya. Aku bahkan sering berkhayal menjadi pemeran utama dalam novel itu. Flora Smith, itulah nama tokoh utama dalam novel itu. Flora terlahir dari keluarga Duke Lewis Smith yang menjabat menjadi kepala dewan keadilan di istana. Lima pangeran berebut untuk mendapatkan Flora. Namun Flora hanya jatuh hati kepada putra mahkota. Mereka berdua saling mencintai. Evelin Bextor, gadis antagonis yang mencintai putra mahkota tak terima ketika Flora akan menikah dengan putra mahkota. Evelin terus saja menganggu Flora dan berulang kali membuat nyawa Flora dalam bahaya. Aksi Evelin membuat semua orang geram padanya. Singkat cerita Evelin diberi hukuman yang sangat mengerikan sehingga membuatnya mati.

"Kenapa juga nama pemeran antagonisnya sama kek namaku," gerutuku menutup novel bersampul kecoklatan itu. Aku memasukkan novel ke dalam tasku.

Setelah aku selesai membaca novel itu, aku mengambil ponselku yang masih berada di dalam tas. Ada beberapa pesan yang masuk. Namun pesan dari Rose lah yang berada dipaling atas.

Rose
Ada hal penting yang ingin aku sampaikan padamu saat ini. Aku menunggumu di kolam renang yang terletak di dekat apartemenmu.

Perasaanku mendadak tak enak ketika membaca pesan dari Rose. Namun karena dia mengatakan bahwa hal penting, maka aku dengan cepat berjalan keluar dari apartemenku. Aku tak lupa memasukkan kembali ponselku di tas dan membawa serta tas punggung kecil itu.

Aku sudah sampai di kolam renang itu, namun tak ada Rose disana. Aku tahu persis letak kolam renang yang dimaksud Rose. Kolam renang yang berada di lantai tiga, letaknya tak jauh dari kamar apartemenku yang sama-sama terletak di lantai tiga.

"Rose dimana kau?" teriakku memanggil Rose yang tak kunjung terlihat.

BYURRR

Ada yang terjatuh di kolam renang itu. Tidak, itu bukan benda atau ikan. Namun itu adalah aku. Seseorang telah mendorongku hingga aku terjatuh di kolam renang yang dalam itu. Aku berenang, sudah ku bilang bahwa aku berbakat. Namun tiba-tiba aku merasakan bahwa tangan dan kakiku tidak bisa digerakan, dadaku sesak, dan kepalaku sakit. Aku mencoba menatap sosok yang mendorongku. Dia adalah Rose.

"Aku sudah tidak suka padamu sejak lama. Aku pikir kamu tau itu. Jadi lebih baik kamu mati saja, dengan begitu aku tidak memilik saingan untuk menjadi pemeran utama. Terima kasih sudah baik padaku," Rose tersenyum licik padaku. "Oh iya, sekarang pasti kamu merasakan sangat kesakitan bukan? Maaf tadi aku sudah menambahkan sedikit obat pada minumanmu,"

Sial dia telah meracuniku.


Aku tersenyum kecut menatap Rose.
"Ooh ayolah Rose, mengakulah bahwa kamu tidak dapat mengalahkanku dalam segala hal haha. Aku yakin Elsa lah yang akan menggantikan posisiku," aku mengatakannya sebelum diriku tenggelam.

Kini aku hanya bisa pasrah, karena tidak ada orang yang bisa aku mintai pertolongan disini. Tak butuh waktu lama untukku tenggelam. Namun di sisa-sisa kesadaranku, air kolam nampak bercahaya dan ada banyak bintang yang mengintariku. Apa-apaan ini? Apakah aku berkhayal? Aku mencoba meraih bintang itu, namun mendadak kesadaranku hilang.

TBC...

🔄🔜

Btw aku bakalan update Fake Villainess setiap hari, khususnya pas malem guys :)

Fake Villainess Where stories live. Discover now