#1 - Surat Peringatan

51 11 30
                                    

"Segala sesuatu pasti ada masanya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Segala sesuatu pasti ada masanya. Yang kau perlu hanyalah keyakinan, karena aku tahu kamu pasti bisa melewati kerasnya kehidupan. Satu hal yang perlu diingat, kau takkan selamanya dibiarkan hidup dalam penderitaan."

--000--

Yonatan Satya Wiradhana ialah nama lengkapnya. Lelaki tampan yang kini menginjak kelas XII IPS 2. Terlahir dari keluarga yang berkecukupan dan menduduki peringkat 3 di kelas tak membuatnya besar kepala, namun sebagai tantangan baginya untuk berbaur dengan siapa pun tanpa pandang bulu. Tak jauh berbeda dari perawakannya, hangat dan friendly yang membuat ia menjadi most wanted yang disegani dan disukai banyak kaum hawa di sekolahnya. Namun ia memilih menjatuhkan hatinya pada Kanina, gadis cuek yang tidak percaya adanya cinta. Walau ia tahu perasaannya tak mungkin terbalas, mencintai dalam diam sudah cukup baginya, daripada menaruh harapan yang membuat pria itu semakin kecewa.

"SATYA?! SAT BANG SAT!!!"

Dari kejauhan, terdengar suara cempreng seorang laki-laki berpenampilan urakan yang meneror telinga Nathan ketika hendak kembali ke kelas. Dia adalah Sean Mahendra Augusta, teman Nathan yang kini duduk di kelas XII IPS 3. Ia dijuluki sebagai anak berkebutuhan khusus lantaran tingkah lakunya tidak seperti orang remaja pada umumnya.

"SATTT!!!!!!" sementara yang dipanggil tidak menggubris sama sekali, hingga membuat Sean memutuskan untuk mempercepat langkahnya.

"SATTTTT!!!!" tiba-tiba kedua Sean berhasil menabrak lelaki berperawakan tinggi itu. Nathan mengernyit geli, merasa terkejut jika teman seperbobrokannya sudah dalam keadaan tidak waras.

"Sialan lo. Bisa jauhin gue nggak?" perintah Nathan. Andai menyembelih manusia tidak berdosa, maka ia akan melakukan tindakan itu pada Sean.

"Habisnya lo nyebelin sih! Makanya kalau ada orang yang manggil jangan pura-pura tuli!" tukas Sean.

"Gue nggak tuli, Sean! Lo punya masalah hidup apa sih sampai ngejar gue?"

Sean menunjukkan gambar tempat pernikahan yang tertera pada layar ponselnya. "Gue tadi dapet rekomendasi weeding venue dari temen gue. Viewnya bagus banget. Nih lihat," ucapnya dengan penuh semangat.

"Terus urusannya sama gue apa? Lo pikir gue mau bikin acara nikahan?"

"Rencananya kalau sudah dewasa gue pengen nikah disini, lagipula tempatnya estetik." Sean mengedipkan kedua netranya seraya memasang wajah sok imut.

"Sekolah dulu yang bener, belajar yang rajin, jangan cinta-cintaan mulu. Sudah putus bukannya tobat malah makin gila."

"Tapi gue sudah nggak kuat sekolah terus-terusan. Gue pengen nikah secepatnya," gerutu Sean. Ia merasa lelah setelah 12 tahun bersekolah sejak duduk di bangku taman kanak-kanak.

Nathan & Kanina [HIATUS]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora