#2 - You Broke My Heart

28 9 1
                                    

"Sejak kapan kata 'cinta' itu ada? Siapa yang menciptakan kata 'cinta'? Alangkah baiknya jika kata itu dimusnahkan dari KBBI!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Sejak kapan kata 'cinta' itu ada? Siapa yang menciptakan kata 'cinta'? Alangkah baiknya jika kata itu dimusnahkan dari KBBI!"

--000--

Kanina, gadis berambut keriting, dikenal kerap menyendiri karena sifatnya yang sulit beradaptasi dengan lingkungan di sekitarnya. Ia selalu mendapat peringkat pertama di kelasnya, namun sayangnya ia bukan sosok yang mudah diajak berkomunikasi bahkan bercanda. Tidak mempercayai adanya cinta, sebab baginya cinta tak ubahnya sekadar iklan di media sosial yang tampak menyenangkan namun dalamnya berisi kepalsuan dan kesedihan. Seseorang yang lebih suka memendam masalah dan bermonolog , menganggap bahwa Tuhan tidak adil dalam menentukan takdir hidupnya. Cara untuk menikmati kehidupan baginya adalah menjauhi musik dan keramaian, merokok, atau mungkin mabuk-mabukan.

"Tapi, Na, Semua guru khawatir sama kamu. Mereka bilang nilaimu banyak yang kosong. Aku takut kamu gagal naik kelas tahun ini."

"Ya, itu bukan urusanku. Siapa suruh mereka khawatirin aku? Lagipula, guru-guru disana cuma mau dekat sama orang yang mampu."

"Pemikiranmu salah, Na."

"Kamunya aja yang nggak tau realita yang sebenarnya."

Setelah berbincang dalam waktu yang cukup lama, Kanina mengantar kedua lelaki itu menuju depan rumah. Padahal masih banyak yang ingin Nathan bicarakan agar gadis itu lebih bersemangat dalam menjalani hidup, setidaknya ia bisa menyibukkan diri daripada menghabiskan waktu hanya untuk memikirkan cara berlari dari kenyataan.

Memang salah Nathan berkunjung ke rumah Kanina. Ia tau setiap beradu argumen dengannya tak pernah menemui jalan keluar. Ia pun tau pada akhirnya Kanina yang selalu memenangkan perdebatan. Namun hal itu tak mempengaruhi keyakinannya bahwa suatu saat Kanina akan berubah menjadi lebih baik. Walau ia tak tahu kapan waktunya.

"Camkan baik-baik omongan gue. Sekali lagi kalau kalian masih berani dateng kesini, kalian bakal gue usir dari rumah gue. Jadi urusan kita cukup sampai disini. Titik!" Kanina menutup pintu pagarnya dengan kencang. Ia sudah berada dalam puncak kekesalannya dan tak peduli bagaimana perasaan Nathan dan Sean ketika dimarahi olehnya.

Sementara itu, Nathan hanya bisa tertunduk pasrah lalu kembali menyalakan motornya. Dia merasa bahwa bebannya kian bertambah karena tak ada guru yang mengerti keadaan Kanina yang sesungguhnya. Tak ada yang mau mendengarkan keluh kesahnya. Namun bagaimanapun juga, Ia tak ingin mengecewakan mereka. Tapi pemikiran Nathan yang sangat dewasa itu tidak berlaku bagi Sean. Sedari tadi lelaki itu terus menatap wajah Nathan yang tampan. Senyumnya tak pernah pudar tiap ia bersama Nathan. Ia sama sekali tak memikirkan kondisi Nathan yang terlihat lelah. Benar-benar lelaki yang aneh.

***

Kanina menyalakan rokok yang baru saja ia beli di toko kelontong, tanpa segan ia langsung mengembuskan asap dari mulutnya. Asapnya menyebar kemana-mana, hingga menusuk hidung Hendra-ayahnya. Sangat tidak sinkron dengan kebiasaan gadis berprestasi pada umumnya. Sudah berulang kali Hendra menegurnya, tapi Kanina punya seribu satu alasan untuk membenarkan perilakunya.

Nathan & Kanina [HIATUS]Where stories live. Discover now