#02. Call my name.

824 107 4
                                    

Bel pulang sekolah berbunyi, Jendra dan teman-teman nya tentu langsung keluar dari kelas menuju parkiran di mana motor mereka berada

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bel pulang sekolah berbunyi, Jendra dan teman-teman nya tentu langsung keluar dari kelas menuju parkiran di mana motor mereka berada. Namun, saat hendak menyalakan motornya, bahu Jendra seperti ada yang menyentuh nya. Jendra pun menoleh, dan mendapatkan Hilmy dengan cengiran khas nya.

"Ngapain lo kesini?" Ketus Jendra.

"Jemput pacar gue."

"Pacar my ass! Gue bahkan gak suka sama lo."

"Jadi kiss yang semalam itu apa?" Hilmy mengeluarkan jurus ‘sok imut’ nya dihadapan Jendra yang tengah kesal akan kehadiran nya.

Jendra memilih untuk mengabaikan Hilmy Dan meninggalkan laki-laki berambut gondrong itu ditengah keramaian murid-murid SMA GARUDA.

"Tsk, bisa-bisanya ciuman dia semanis itu, fuck. Gue jadi pengen, tapi harga diri gue lebih penting."  Batin Jendra.

Sekarang Jendra sedang menuju basecamp untuk membereskan tempat yang sudah dianggap nya rumah itu bersama dengan yang lainnya.

15 menit perjalanan, barulah Jendra sampai di basecamp. Di sana sudah ramai dengan anak-anak gang dan alumni sekolahnya yang dulunya juga bagian dari gang.

"Yo, Jen." Sapa Tama — salah satu alumni gang dan sekolah nya—.

"Yo, bang. Udah lama gak kesini, gue kangen traktiran baso lo nih." Tama yang mendengarnya langsung memiting kepala Jendra sebagai candaan dan balasan atas perkataan Jendra sebelumnya.

Tama lalu langsung membawa Jendra menjauh dari anak-anak gang yang lain, "Gua denger-denger semalam lo berantem sama ketua gang BANCOR. Lo gapapa, kan?"

"Kayak yang lo liat bang, i'm okay."

"Tapi kata Raja semalam lo di bogem sama tuh ketua BANCOR, gak mungkin lo gapapa."

"Bang Tama, plis, gue bukan anak kelas 10 yang baru masuk gang ini tanpa tujuan apa-apa. Gue udah mau 3 taun kali sama gang ini, kalo di bogem dong mah gue udah biasa."

"Syukur alhamdulillah. Kok lo cuman di bogem doang? Lo ngapain aja sama si ketua gang BANCOR?"

"Ciuman."  Jelas saja Jendra menjawabnya didalam hati. Kalau sampai ia menjawab seperti itu, habis sudah nyawa nya ditangan Tama.

"Gak ada. Dia habis bogem gue langsung pergi." Jendra pun menjawab Tama dengan alasan yang sedang berputar-putar di kepalanya.

"Anjing. Gak boleh di biarin, Jen. Tuh orang udah keterlaluan, kita harus balas dendam."

"Er... gimana, ya, bang.."

"Gimana apanya? Udah lo duduk manis, urusan strategi balas dendam sama BANCOR biar gue yang urusin. Kalo strategi udah selesai, lo sama anak-anak yang lain yang bantai. Kalo perlu bantuan, tinggak telepon alumni." Tama lalu pergi meninggalkan Jendra.

Break Our Rules || JINJENWhere stories live. Discover now