#04. Beautiful Marks.

655 91 2
                                    

Jendra terbangun dari tidurnya semalaman

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jendra terbangun dari tidurnya semalaman. Ia melihat dirinya terbangun di sofa, bukan dikamar nya tempat biasa dia tidur. Saat baru saja ia bangun, Jendra mendapatkan secarcik kertas diatas meja dekat sofa.

"Kata dokter, lo harus banyak istirahat. Jadi, gue udah bikin ijin trus gue titipin sama adik kelas lo. Kalo mau sarapan, di meja makan udah ada makanan yang gue masak seadanya. Pulang sekolah gue kerumah lo, kalo gabut tinggal sebut nama gue 3 kali. Nanti gue bakalan datang."

— Hilmy ( soon ) your boyfriend.

Setelah membaca pesan panjang lebar yang ditulis oleh Hilmy, ia segera menuju dapur dan melihat di balik penutup saji ada telor, roti, bacon, dan segelas susu cokelat.

Jendra tersenyum kecil, lalu memakan semua masakan yang dibuatkan Hilmy untuk dirinya.

Saat sedang makan, handphone Jendra berbunyi, tanda ada telepon masuk. Namun, ia tak tahu nomor siapa yang menelepon nya siang hari ini.

"Halo?"

"JENDRA!!"

Jendra secara refleks menjauhkan handphone nya dari telinga. Suara teriakan Hilmy terdengar jelas dan sangat menusuk telinga Jendra.

"Apaan? Eh, tunggu, KOK LO BISA TAU NOMOR GUE?!"

"Hehehehe." Hanya mendengar suara Hilmy, Jendra bahkan bisa membayangkan cengiran bodoh laki-laki yang menelepon nya saat ini.

"Gak usah malah ‘hehehe’ lo di sana. Jawab‚ darimana lo dapet nomor gue?"

"Dari temen sekelas lo? Kalo ga salah namanya Raja."

Mendengarnya, Jendra langsung menggebrak meja makan, membuat Hilmy yang berada diseberang telepon khawatir.

"Jen? Jendra, lo gapapa, kan?"

"Gue gapapa. Lo jangan kesekolah gue, kalo iya pun tolong hindarin yang namanya Raja, Naufal sama Aryan."

"Emangnya kenapa?"

"Tsk, lo tinggal nurutin perkataan gue susah banget. Gue matiin."

"Eh, Jen—"

tut

tut

tut

Jendra mematikan sambungan telepon secara sepihak. Laki-laki bersurai hitam itu pun melanjutkan sarapan nya yang sempat tertunda karena telepon dari Hilmy.

Selesai dengan sarapan sampai perutnya merasa sudah kenyang dan kehabisan tempat untuk menampung makanan lain, barulah Jendra melanjutkan kegiatan sehari-hari nya.

Jendra menuju ruang tengah, hendak menonton televisi karena sudah tak tahu harus melakukan apa. Kalau boleh jujur, kegiatan sehari-hari Jendra ialah selalu berada di basecamp, namun ketika ia sakit dan di wajibkan untuk tetap istirahat dirumah, keseharian nya menjadi sangat membosankan.

Break Our Rules || JINJENWhere stories live. Discover now