END

143 13 0
                                    

Gue menunduk di tempat, memainkan kedua tangan, sesekali menatap wonwoo, mingyu dan woozi yang duduk di dekat pengacara mereka dengan memakai baju tahanan.

Saat kesaksian tadi, gue udah berulang kali menyanggah tuduhan yang jaksa berikan ke kak wonwoo, kak Mingyu dan kak woozi tapi percuma, semuanya malah berasumsi kalau gue otaknya di cuci sama kak wonwoo, kak Mingyu, kak woozi.

Beberapa kali juga jungwon dan wonyoung mengusap kedua bahu gue, sumpah! Mereka gak salah!

"Karena beberapa bukti dan pengakuan dari para pelaku maka mereka dinyatakan bersalah, dan akan dihukum menurut peraturan undang-undangan yang berlaku dengan seadil-adilnya." Ketukan palu menggema di ruangan ini, bersautan dengan beberapa para orang yang keluar dari ruangan tersebut.

Air mata gue udah keluar sejak tadi, gue udah coba buat gak nangis, tapi gak bisa. Mereka terlalu baik buat di penjara!

"Udah won, berhenti nangis ya? Daritadi Lo nangis melulu loh, bahkan dari semalem." Ucap jungwon menenangkan gue, gue masih se-segukan, jungwon makin mempererat pelukannya.

"Tapi mereka gak salah won! Mereka tuh baik ke gue! Mereka gak pernah merlakuin gue yang gak baik! Mereka baik sama gue won!" Bahkan ucapan gue gak bisa ngebebasin mereka. Emang lebih baik gue di vila aja! Gue gak usah balik ke rumah!

"Wona..." Panggilan seseorang membuat gue yang ingin protes kembali berhenti. Kak wonwoo dengan baju tahanannya mendekati gue, kak woozi dan kak mingyu juga, dengan dikawal dengan beberapa petugas berseragam.

Kak wonwoo jongkok didepan gue, dikeadaan gini dia malah bisa senyum?! Gue makin gak tega ngeliatnya!

"Udah ya, jangan nangis." Gue ngegeleng sambil nahan supaya air mata gue gak keluar lagi.

"Udah dong, jangan nangis. Jadi keinget masa bayi Lo, Lo suka banget nangis." Ucap kak wonwoo sambil senyum, membuat air mata gue langsung keluar.

"Sttt, udah ya? Hey, jangan nangis dong, masa nangis? Sekarang Lo udah bebas dari vila itu. Harusnya seneng dong." Gue ngegeleng keras.

"Enggak kak! Gue gak seneng kalo kayak begini, gue gak mau lo, kak woozi sama kak mingyu di penjara, kalian gak salah! Kalian yang baik ke gue, gue yang salah, seharusnya gue gak kabur!" Kini, ruangan sidang itu hanya diisi dengan suara tangisan gue.

"Hey, denger ya. Lo gak salah kok, yang Lo lakuin bener. Maaf ya, gue bikin Lo ngerasa gak nyaman dan ngejelekin papa lo..." Tangan Kak wonwoo genggam tangan gue.

"Gue yang salah, seharusnya gue gak menaruh rasa dendam ke keluarga Lo. Seharusnya gue gak nyulik Lo."

"Enggak kak, Lo gak salah." Ucap gue sambil menangis, jujur gue sakit banget ngeliat mereka yang kini memakai seragam tahanan.

"Wona, jangan nangis ya? Lo itu adik gue yang semenjak gue kecil gue nantiin. Masih inget sama cerita kak seulgi kan?" Kak wonwoo ngusap air mata yang ada di pipi gue dengan sebelah tangannya. "Kak seulgi bikin gue sadar, bahwa balas dendam itu gak nyelesaiin masalah dan malah ngebuat dia gak tenang disana. Sekarang dia mungkin udah tenang, bersama mama Lo." Gue menunduk, menyembunyikan wajah gue yang lebih air mata.

"Udah ya? Kita pasti  ketemu lagi, nanti abis gue keluar dari penjara, kita main, gimana? Gak ada dendam lagi. Gue tumpuk semua kejadian kelam ini dengan kebahagiaan nanti, gimana?" Gue langsung meluk kak wonwoo, kak wonwoo terkekeh pelan, kemudian mengusap rambut gue.

"Lo lebih pantes jadi adik gue ketimbang korban gue ya." Ucapnya diselingi kekehan kecil.

"Won, abis dari penjara gue bakal ngajarin Lo MTK deh, sesuai omongan gue waktu itu." Ucap kak mingyu, gue mengangguk kecil.

"Udah? Sekarang gue mau pamit pergi." Ucapan kak wonwoo membuat gue melepaskan pelukannya.

"Gue pamit dulu ya, Lo sering sering main ke sel gue, oke?" Gue mengangguk cepat. Kak wonwoo mengusap pipi gue dan menoleh ke samping gue.

"Lo, entah siapa nama Lo, tolong jaga wona ya?" Gue nengok ke jungwon, jungwon mengangguk cepat.

"Gue pasti bakal jaga dia, jaga kesehatan di sel ya bang." Ucap jungwon ke kak wonwoo, kak wonwoo ngebales dengan anggukan.

"Gue pamit ya, sampai jumpa beberapa tahun lagi." Ucapan kak wonwoo ngebuat gue mau nangis lagi.
"Ey, ey, jangan nangis lagi dong." Gue nyeka air mata gue, kak woozi ngedeket ke arah gue dan ngusap kepala gue lembut.

"Jaga kesehatan Lo, oh iya. Gue denger bang scoups di tangkep ya? Syukurlah, jadinya gue gak perlu khawatirin Lo banget." Ucap kak woozi tersenyum lembut ke gue.

Tangan mereka pun langsung diborgol oleh para petugas disana, dan mereka diarahkan meninggalkan ruangan ini. Tangis gue pecah lagi, jungwon dengan sigap memeluk gue.

"Yang sabar won, gue yakin om Suho pasti bakal kasih keringanan ke mereka." Ucap kak Jake yang sedari tadi terdiam dan menyimak.

Ya, gue emang udh cerita apa yang gue alami selama ini di jungwon, wonyoung, haruto dan kak Jake. Papa juga... Tapi papa bersikeras buat menjarain kak wonwoo, kak woozi dan kak mingyu, walaupun gue udah berusaha buat ngebujuk papa, tapi nyatanya papa gak mau dengerin gue.

"Yang sabar won, gue tau Lo kuat." Ucap jungwon sambil ngusap bahu gue.

"Huaaaa sedih banget astaga." Ucap wonyoung sambil memeluk haruto.

"Yhaa kasian Lo bang, kagak ada yang dipeluk!" Ejek haruto ke kak Jake yang memang tidak ada pasangannya. Mengingat hanya kita berlima disini, sedangkan papa sudah pergi setelah persidangan selesai.

"Yeuuu diem aja Lo bocah!" Ucapan dengan nada kesal kak Jake cukup membuat suasana mencair, tidak melow seperti tadi.

Gue harap Lo cepet bebas kak...

END!!!!!

Gue gak yakin masih ada yang baca, secara gue Hiatus hampir setengah bulan(?) Maybe, hahahahhaha...
Yahhh ini akhirnya!!!
Bye bye semuanya muach!

[✓]KidnappingWhere stories live. Discover now