19 :: Pom Pom

991 266 4
                                    

"Udah di tembak belum?" baru saja Karina masuk ke ruang kelasnya, akhir-akhir ini teman-temannya selalu menanyakan hal yang sama. "Gue baru dateng ya, nggak usah ngajak berantem."

"Yang pengen gue ajak berantem itu Yoshi Rin. Gue udah mati-matian bikin lo berdua deket, eh malah sahabat gue digantungin gini," sahut Giselle dengan raut wajahnya yang terlihat sangat kesal.

"Tau nih, lagian makin lengket tapi nggak ada status."

Shuhua baru saja ingin menyahuti apa yang dikatakan Lia, tapi Karina memotongnya. "Lo nggak usah ikut ngomporin," di antara mereka, memang Shuhua lah tukang kompornya. Hobinya bikin rusuh, kalo di geng nya Yoshi, ya 11 12 sama Jihoon.

"Tapi nih Rin, Yoshi it—" gadis itu segera membungkam mulut Giselle. Ia meletakkan almamater OSIS ke tangannya, "mending sekarang lo ke ruang OSIS Sell. Lo berdua juga ke lapangan, kalian kan tukang sorak kelas kita."

Hari ini ada kegiatan Kegiatan Tengah Semester di sekolah mereka. Biasanya di isi dengan berbagai macam lomba untuk menghilangkan stres yang dirasakan siswa setelah menyelesaikan ujian.

"Lo nggak ikut? Jangan bilang masih ada kelas matematika?" Karina menggelengkan kepalanya. "Enggak. Kemarin udah minta libur. Gue mau ngurusin Cheerleader," jawab Karina lalu mereka pergi meninggalkan ruang kelasnya dan berpencar ke tempat tujuan masing-masing.

Walaupun masih lama, tapi begitu banyak yang perlu dipersiapkan. Gadis-gadis itu terlihat sedang mengadakan rapat di pinggir lapangan basket indoor. Lomba tersebut akan diselenggarakan di sini, jadi mereka sengaja mengadakan rapat di tempat ini untuk memperkirakan semuanya saat hari h.

Begitu rapat selesai, mereka memilih untuk tetap berada di lapangan basket indoor ini. Ada yang menyalakan musik dan mulai bergerak mengikuti irama, ada juga yang hanya sekedar duduk-duduk. Atau ada juga yang bermain basket seperti Karina contohnya.

Ketika gadis itu merasa lelah dan beristirahat ke tepi lapangan, seseorang datang mengageti Karina. "Apalagi Yosh? Hobi banget ngikutin gue kemana-mana," keluhnya.

"Anak basket lagi ngumpul," katanya sambil menunjuk ke arah seberang lapangan. "Rajin banget nge-ekskul. Biasanya skip mulu," sahut Yoshi mencoba mencari topik pembicaraan lain.

"Gue cuman nggak enak aja sih. Kan acaranya barengan sama pas kita Olimpiade. Jadi gue bantu persiapannya aja, biar nggak useless banget."

"Berarti sehari sebelum acara ulangtahun sekolah dong?" gadis itu mengangguk membenarkan. "Kenapa muka lo? Sedih ya nggak bisa caper ke cewek cewek? Kan anak cheerleader biasanya cantik-cantik tuh," ucap Karina dengan ekspresi wajah yang tidak bisa ditebak.

Yang membuat Karina terkejut, pemuda itu sama sekali tidak ragu untuk menganggukkan kepalanya. "Cantik. Kayak lo contohnya? Anak cheers juga kan?" Seketika Karina menyesal dengan apa yang ia katakan sebelumnya. Wajahnya sudah memerah sempurna. "Mukanya biasa aja kali, merah banget kayak tuan Crab."

Gadis itu semakin tidak bisa mengendalikan perasaannya ketika tiba-tiba tangan Yoshi melingkar di bahunya. Karina segera menepis tangan Yoshi. "Nyari kesempatan banget lo. Nggak lihat banyak yang ngelihatin kita?"

"Ada ini," Yoshi menunjukkan sehelai pom pom cheerleader yang ia ambil dari bahu Karina sebelumnya. Gadis itu semakin ingin mengubur dirinya sendiri, ia merasa sangat malu di depan Yoshi. "Salting ya?" tanya cowok itu tanpa rasa bersalah sedikitpun.

"Pake nanya. Pergi lo," Karina mendorong pemuda itu menjauh dari tempatnya berdiri. Yoshi yang terusir oleh Karina pun akhirnya pergi menuju seberang lapangan. Bukannya bergabung dengan teman-temannya untuk bermain basket, ia justru duduk di tribune sambil melihat Karina dari sana.

"Di lihatin doang, tapi nggak di tembak. Percuma," jantungnya hampir copot, terkejut dengan kedatangan Giselle yang sangat tiba-tiba. "Boleh duduk di sini nggak?"

"Tinggal duduk doang ngapain nanya sih Sell."

"Kali aja udah dibooking Karina," Yoshi terkekeh mendengar ucapan Giselle yang aneh itu. "Bukannya lo lagi jaga di lapangan outdoor?"

"Bosen. Yang main lagi tim cewek," jawabnya sambil melepas almamater OSISnya. "Udah ketebak, anggota OSIS kayak lo pasti sengaja join gara-gara pengen cuci mata."

"Kok lo tau? Gue dulu sengaja ikut OSIS gara-gara mau mepet Kak Mark atau Kak Hyunsuk. Anak kelas 12 itu loh, tau kan?" pemuda itu hanya mengangguk mengiyakan Giselle. "Udah ganteng, cakep, pinter, anak OSIS pula. Paket komplit banget kan Yosh?"

"Type lo yang kayak gitu? Jihoon bisa tuh, anak OSIS juga kan?" Giselle melotot mendengarnya. "Jihoon ganteng maksud lo?" tanya nya sambil mengernyitkan keningnya.

"Tapi masih gantengan gue," tentu saja Giselle mendecih mendengar jawaban Yoshi. "Eh, gue ke sini mau marahin lo ya. Kenapa jadi ghibahin Jihoon."

"Marah kenapa lagi?" pemuda itu menolehkan kepalanya dan tidak sengaja bertatapan dengan Giselle. "Jangan tatap mata gue gitu, gue orangnya lemah. Kalo gue naksir lo lagi gimana?"

"Jadinya marah apa naksir?"

"MARAH." Akhirnya Giselle ingat tujuan awal ia menghampiri Yoshi kesini. "Lo tuh gimana sih Yosh? Gue udah capek-capek bantuin lo tapi temen gue malah lo gantungin. Kalo kayak gini, mending gue pindah haluan jadi Karina Jeno shipper lagi aja."

Pemuda itu langsung membelalakan matanya, "jangan dong anjir. Iya-iya, sabar dulu Sell. Gue lagi atur waktu yang tepat," Giselle sengaja menirukan apa yang dikatakan Yoshi tadi untuk membuatnya kesal. "Kalo keselip Jeno jangan minta bantuan ke gue."

"Temen lo emang lucu ya? Ya walaupun banyak galak nya," secara tidak sadar Giselle memukul keras lengan Yoshi. "Kesambet ya?" tanya nya tanpa rasa bersalah sedikitpun. Sedangkan Yoshi mengelus lengannya yang sakit karena pukulan tadi.

"Lo liat itu, Karina joget joget sambil senyum senyum kayak orang gila gitu. Gue baru pertama kali liat dia kayak gitu," jelasnya. Giselle hanya ber-oh ria, "dia masih bisa lebih gila dari itu."

Ketika mereka berdua sedang sibuk beradu argumen, mata Giselle tidak sengaja menangkap seorang cowok sedang berada diantara gadis-gadis cheerleader di seberang lapangan. "Temen lo ngapain di sana anjir?" Mata Yoshi mengikuti jari telunjuk Giselle, dan menemukan Jihoon yang sedang mengobrol dengan Chaeyeon di seberang.

"Heh mau kemana lo? Cemburu ya liat Jihoon sama Chaeyeon?" ia menahan tangan Giselle yang hendak pergi keluar area lapangan indoor. "Cemburu gundulmu," sahutnya lalu pergi begitu saja.

Di sisi lain, Karina yang sedang asik menari-nari mengikuti irama tiba-tiba pundaknya di tepuk oleh salah satu temannya. "Itu cowok lo kan? Kok sama Giselle?"

Gadis itu mengikuti arah pandang mata temannya, benar itu Yoshi. Dan cowok itu tidak sendirian, ia duduk berdua dengan Giselle. Sebelum pikiran aneh-aneh mulai mengganggu Karina, gadis itu segera meyakinkan dirinya sendiri. Mungkin saja ini bagian lain dari rencana mereka untuk membuat Karina cemburu.

♔♔♔

Forelsket || Yoshinori ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang