27 :: Kasian Jihoon

887 206 12
                                    

Sudah kurang lebih 3 bulan berlalu sejak status keduanya resmi berpacaran, namun tidak ada yang berubah dari mereka. Malah bisa dibilang keduanya lebih jarang bersama. Kelas matematika bersama Pak Teddy sudah selesai, artinya tidak ada alasan lagi untuk Yoshi dan Karina bertemu di jam istirahat.

Meski begitu, mereka masih pulang bersama. Yoshi selalu mengantarkan Karina pulang ke rumahnya dengan selamat, karena hanya itu alasan mereka untuk bertemu. Papa Karina masih belum mengizinkan hubungan mereka, jadi Yoshi tidak bisa leluasa untuk menemui Karina di rumahnya.

Kalau Yoshi Karina hanya bertemu ketika pulang sekolah, lain halnya dengan Lia dan Junkyu. Keduanya terlihat lebih dekat sekarang, kemana-mana selalu terlihat berdua. Bahkan beberapa hari yang lalu mereka kepergok sedang menonton bioskop berdua. Tapi ya gitu, statusnya masih sebatas Teman. Teman tapi mesra, mungkin. Giselle? Jangan ditanya, dia masih betah jomblo. Katanya masih belum nemu yang seganteng Chanwoo Oppa.

Shuhua, dia masih adem ayem dong sama anak SMK sebelah. Mereka udah hampir 2 tahun pacaran tapi nggak ada gonjang-ganjing sama sekali. Hebat, kalo kata Giselle.

Beda lagi sama nasibnya Jihoon, udah sekitar semingguan ini dia lagi krisis hati. Seperti biasa, saat itu ia sedang asyik menggoda Chaeyeon di chat, kemudian ia terkejut dengan respon cewek itu.

Chaeyeon

P
Kiw cewek
Diem mulu, dibales kek
Bales atau jadi cewek gue?

Ogah
Gue udah punya pacar

Iya, gue kan☺️

Ngayal lo
Gue serius
Gue udah jadian sama Han

Bohong
Kok nggak ada gonjang-ganjing di sekolah
Lo kalo mau nipu, salah target

Kan baru tadi sore pacarannya anjir
Ya belum gonjang-ganjing lah

CHAE LO SERIUS??

Gue keliatan bercanda?

anjir
oke
congrats

Dibalik kata congrats itu, ada hati yang teriris-iris. Temen-temennya sampai miris lihat Jihoon patah hati. "Katanya mati satu tumbuh seribu. Ini lo kayak ditinggal mati beneran anjir," ledek Junkyu setiap kali Jihoon memulai akting dramatisnya.

"Masalahnya gue belum ada cadangan selain Karina," jawaban dari mulut Jihoon itu membuat Yoshi membelalakan matanya. "Lo macem-macem sama Karina, gue hajar ya."

"Dih emang lo berani sama gue?" ancamnya balik, iya bener siapa sih yang berani ngelawan Jihoon. Kalo di analisis, yang berani sama Jihoon tuh cuman Chaeyeon sama Giselle. Chaeyeon berani nolak Jihoon, Giselle berani ngata-ngatain Jihoon bahkan sampe jitak kepala dia. Junkyu aja seumur-umur temenan sama Jihoon, kalo mau mukul masih mikir-mikir.

Saat mereka sedang mendengarkan segala keluhan Jihoon tentang hatinya, tiba-tiba Karina muncul di saat yang bersamaan. "Masih galau lo? Malu sama otot lo, masa gini doang langsung lemes."

"Dateng-dateng ngeledek, lo mau bikin gue move on?" Karina mengernyitkan dahinya, kemudian ia bergidik ngeri. Yoshi segera mengajak Karina pergi, agak serem juga Jihoon kalau kelamaan galau.

Bukannya langsung pulang, motor Yoshi sekarang sudah terparkir di coffe shop dekat perumahan Karina. Mereka sering kesini untuk menghabiskan waktu berdua, katanya Karina bosen diajak pacarannya ke perpustakaan mulu.

Mata Yoshi masih fokus kepada buku kecil yang berisikan rumus-rumus matematika itu, "matematika mulu, nggak bosen lo?" sindir Karina sambil menyeruput minumannya.

Cowok itu jadi merasa bersalah, takut Karina kesal karena tindakannya. Ia memutuskan untuk menutup bukunya dan memasukkan kembali ke dalam tas. "Kalo bukan karena matematika, kita nggak bakal kenal," jawabnya sambil tersenyum kecil.

Mereka terdiam beberapa saat, kemudian gadis itu memecahkan keheningan setelah mengingat wajah Jihoon tadi. "Temen lo nggak apa-apa? Keliatan stres banget ditinggal Chaeyeon."

"Lo tau sendiri kan Jihoon bucinnya kayak gimana ke Chaeyeon. Butuh waktu dikit lah buat lupain dia."

"Giselle gimana? Udah punya pacar?" sambung pemuda itu. Karina menggelengkan kepalanya, "kayaknya masih belum bisa move on dari lo."

Tiba-tiba ada yang terlintas di otak Yoshi, "jodohin Jihoon sama Giselle gimana?" Tentu saja gadis itu terkejut dengan ucapan Yoshi. Ia segera merespon pertanyaan itu dengan gelengan kepala.

"Nggak deh Yosh, jangan. Masa circle gue pacaran semua sama circle lo," bahkan membayangkannya saja Karina tidak sanggup.

"Seru kan, triple date. Nanti ajak Shuhua sama pacarnya sekalian."

"Buat sekarang sih seru, terus kalo amit-amit kedepannya ada yang putus diantara kita. Nanti jadi canggung anjir. Terus musuhan. Jangan deh."

Yoshi mengangguk-angguk setuju dengan apa yang dikatakan pacarnya tadi. "Kalo gue sih nggak mau putus sama lo," jawabnya yang mulai melantur kemana-mana, tapi tetap saja membuat hati Karina berbunga-bunga.

"Kalo sekarang gue juga nggak mau, tapi nggak tahu kalo besok. Kalau lo ngeselin ya gas putus aja."

"Yaudah, gue tinggal nembak lo lagi. Jadian lagi deh," ucapnya sangat santai, berbeda 360 derajat seperti saat pertama kali ia mengungkapkan perasaannya ke Karina dulu.

Kemudian mereka kembali ke topik pembicaraan utamanya, mencarikan Jihoon dan Giselle pasangan. Mereka merasa berhutang budi kepada keduanya, karena bagaimanapun juga mereka bisa dekat seperti ini karena bantuan Jihoon dan Giselle.

Mata mereka teralihkan saat pintu terbuka, terlihat seseorang yang tidak asing bagi mereka. Gadis itu mengajaknya bergabung di meja ini, karena ia terlihat sendirian. "Jen sini!"

Pemuda itu mendekati meja mereka, "nggak apa-apa nih kalo gue gabung? Takutnya ganggu kalian." Yoshi tertawa kecil, "ganggu apa sih, duduk aja sini. Bisulan lo nggak mau duduk?" Gadis itu segera mengalihkan pembicaraannya sebelum mereka berdua baku hantam disini.

Entah bagaimana caranya Karina sendiri tidak tahu, sekarang Yoshi dan Jeno menjadi sangat akrab. Padahal dulu kalau ketemu dua-duanya pasang muka galak.

"Jen lo udah punya pacar?" pertanyaan itu jelas membuat Jeno dan Karina terkejut. Nggak ada angin nggak ada hujan tiba-tiba pemuda itu menanyakan hal tersebut.

"Lo kalo mau ngeledek jangan to the point banget anjir," jawab Jeno dengan mukanya yang ingin menonjok Yoshi. Sepertinya Karina tau arah pembicaraan Yoshi, sudah pasti ia berpikiran untuk menjodohkan Jeno dengan Giselle.

Mata Karina bertatapan dengan Yoshi, seakan-akan mereka sedang berbincang dan melarangnya melakukan hal tersebut. Jeno yang melihat keduanya saling melotot jadi merasa ngeri sendiri. "Lo berdua kenapa anjir? Serem amat. Awas matanya copot."

Yoshi dan Jeno sedari tadi sibuk sendiri berdebat ini itu, gadis itu hanya bisa menghembuskan nafasnya panjang dan menggelengkan kepalanya, tidak habis pikir dengan sikap mereka. Kemudian ada satu pesan masuk dan membuat Karina segera membereskan barang-barangnya.

"Gue balik dulu ya, kakak gue nggak bawa kunci," pesan tersebut berasal dari kakaknya yang mengatakan ia tidak bisa masuk ke rumah karena lupa membawa kunci.

"Gue anterin Rin," sahut Yoshi. Namun Karina menolaknya, "nggak usah Yosh, lo temenin Jeno aja disini. Lagian rumah gue deket sini, jalan 5 menit udah sampai."

"Tapi gue kesini mau nongkrong sama lo, bukan sama dia," jawab Yoshi sambil menunjuk ke Jeno. Karina hanya tersenyum merespon apa yang dikeluhkan pacarnya tadi, kemudian ia segera pergi meninggalkan mereka berdua.

♔♔♔

Forelsket || Yoshinori ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang