Wattpad Original
Te quedan 5 partes más de forma gratuita

[ Bab 1 ] Sebuah Penyesalan

43.4K 3K 106
                                    


Aku duduk membeku di atas ranjang rumah kontrakanku. Sepasang mataku nanar menatap sebuah foto hitam putih samar dari hasil USG yang sekarang ada dalam genggaman. Tanganku gemetar, jiwaku terguncang dan dunia seolah berakhir dalam diriku. Bagaimana malam itu aku bisa menjadi begitu bodoh? Rasanya aku ingin memaki diriku terus-menerus.

Aku tak pernah berpikir kalau rahimku bisa sesubur ini. Hanya sekali saja aku berhubungan badan dengan Axel, mengapa janin langsung bisa tertanam dalam perutku? Bahkan yang membuatku kian shock adalah aku memiliki dua janin sekaligus di dalam sana dan sudah berusia 3 bulan!

Ya Tuhan! Kiranya aku mau pingsan saat tadi siang dokter kandunganku—dengan wajah berseri-seri—memberitahu berita ini kepadaku. Sebagai seorang perempuan, kuakui selama ini aku tak pernah memperhatikan siklus menstruasiku. Aku hanya menyadari kalau setiap bulan aku mengalami menstruasi. Itu saja. Tak pernah kuperhatikan apakah tamu bulanan itu datang setiap awal, pertengahan atau pada akhir bulan. Bahkan kadang-kadang ketika aku sedang mengalami tekanan berat, menstruasi malah tak pernah datang padaku.

Seingatku saat Mama pergi meninggalkanku untuk selama-lamanya atau pada saat bulan-bulan awal aku masuk kerja, sepertinya selama dua bulan lamanya aku tak mengalami menstruasi.

Ketidakhadiran tamu bulananku selama tiga bulan ini, tidak pernah menjadi perhatian utamaku. Aku tengah dikacaukan oleh hubungan asmaraku dengan Axel yang putus begitu saja, tiga minggu sejak kejadian malam terkutuk itu. Layaknya bumi tak berporos lagi, hidupku berputar tak tentu arah. Tak tahu lagi kapan siang dan malam berganti.

Aku benar-benar baru menyadari kejanggalan dalam tubuhku beberapa minggu yang lalu. Badanku lebih cepat lelah dan sangat mengantuk—terutama pada pagi hari. Namun, karena pekerjaanku sebagai seorang resepsionis di sebuah perusahaan besar yang mengharuskanku bergerak ke sana kemari, aku lebih memilih untuk mengabaikan rasa tak nyaman dalam tubuhku ini.

Hingga akhirnya aku menyerah dengan rasa janggal yang tak kunjung pergi dari badanku. Dengan hati tidak sepenuhnya yakin, minggu lalu aku membeli alat test pack di toko obat dan menemukan dua garis merah saat aku melakukan tes pada esok paginya.

Okay. Menurut artikel-artikel, test pack bisa saja salah bukan?

Seharusnya aku langsung mendatangi dokter kandungan untuk memastikan. Tetapi tidak kulakukan karena aku terlalu pengecut dengan kenyataan yang bakal aku temukan nanti. Seminggu setelahnya, kepalaku terus mendengungkan penyangkalan kalau semua baik-baik saja.

Mencengkeram erat-erat seluruh keberanianku, baru pada sore hari tadi aku membuat janji dengan seorang dokter kandungan di rumah sakit. Hasilnya, dokter kandungan itu langsung menjatuhkan bom waktu yang meluluhlantakkan duniaku.

=***=

Kepalaku menunduk dan memandang termangu di perutku yang masih rata. Sekarang, apa yang harus aku lakukan? Masa depanku gelap dengan tiba-tiba. Aku masih memiliki kontrak menjadi karyawan tidak tetap selama tiga tahun di tempat kerjaku. Sebagai seorang resepsionis, aku tidak diizinkan hamil hingga kontrakku selesai. Artinya, 6 bulan lagi aku akan diangkat sebagai karyawan tetap dengan segala hak-haknya dan dirotasi ke departemen yang membutuhkan tenagaku. Seandainya nanti HRD mengetahui kondisiku saat ini, hampir bisa dipastikan mereka akan memutus kontrak kerjanya denganku. Lantas, aku makan apa nantinya?

Aku merangkum wajah dengan kedua telapak tanganku. Perasaanku terombang-ambing dalam badai ketakutan dan kebingungan. Bagaimana melenyapkan sumber masalah ini dari dalam perutku?

Aku tidak mau dipecat, tetapi aku tidak bisa selamanya menyembunyikan aib dalam perutku ini. Perutku kian hari akan kian membesar, dan semua orang pasti bisa melihatnya dengan jelas.

The ProposalDonde viven las historias. Descúbrelo ahora