14. Tukang Adu

17.8K 2.6K 181
                                    

21 Juli 2021. Saya baru aja sakit. Nggak bisa update. Sebenarnya chapter ini udah selesai dari kemarin, tapi belum direvisi. Dan jadilah baru hari ini bisa diupdate. Doain saya cepat sehat ya.

Melihat Liam dan Lucas yang menunggu kepulangannya di kamarnya membuat rasa lelah mental yang Cantika dapatkan dari Satria serasa hilang setengah. Hanya dengan melihat 2 malaikat kecilnya mampu menyembuhkan jiwanya. Oasisnya.

Menghabiskan waktu di kamar Cantika sudah menjadi rutinitas Liam dan Lucas setiap malam. Bahkan jika mereka memiliki pekerjaan rumah, mereka akan memilih untuk mengerjakannya di kamar Cantika. Seperti halnya saat ini, Liam dan Lucas tengah sibuk mengerjakan tugas rumah yang diberikan oleh guru mereka. Sedangkan Cantika kini tengah berendam di air panas, berharap lelah mentalnya yang masih setengah bisa menguap seperti air panas yang digunakannya untuk berendam.

"Udah selesai tugasnya?" tanya Cantika yang baru selesai mandi.

"Sini biar Adek aja yang keringin rambut kakak" semangat Lucas yang melihat rambut kakaknya yang masih basah "Punya Adek cuma sedikit tugasnya jadi udah selesai"

"Kalau Abang?" tanya Cantika yang kini rambutnya tengah dikeringkan oleh Lucas menggunakan pengering rambut.

"Dikit lagi selesai" jawab Liam tak mengalihkan perhatiannya dari buku.

Tok..tok..tok..

Perhatian mereka bertiga teralihkan dengan ketukan di pintu kamar. Cantika menghela nafas lelah. Hanya kecil kemungkinan jika yang mengetuk pintu kamarnya adalah pekerja di rumah ini, sebab Cantika sudah memperingatkan mereka untuk tidak mengganggunya jika tidak ada suatu hal yang sangat penting. Jika Cantika perlu sesuatu maka dia yang akan memanggil mereka, namun jika tidak ada maka tak boleh ada yang mengganggunya.

Cantika menarik nafas dalam-dalam dan menyiapkan mentalnya untuk segala kemungkinan buruk yang akan dihadapinya. Selagi Cantika menyiapkan diri, Liam meninggalkan tugasnya dan pergi untuk membuka pintu.

Cantika yang melihat Dion berdiri di ambang pintu kamarnya, menghela nafas lelah. Ketika Dion menemuinya, pasti bukanlah karena sesuatu yang baik.

"Jangan biarin dia masuk satu langkah pun ke kamar Kakak!"

Cantika secara spontan berteriak kepada Liam ketika melihat Dion berniat menghampirinya. Dia tidak ingin ada partikel-partikel dari diri Dion yang tertinggal di kamarnya. Hanya kamarnya lah tempat teraman dan ternyaman bagi Cantika. Tidak boleh ada yang mengusik zona nyamannya.

"Sampai lo berani masuk satu langkah pun ke kamar gue, abis muka lo gue cakar" ancam Cantika "Biar gue yang ke situ"

Liam dan Lucas terperangah dengan perkataan kakak kebanggaan mereka. Kakak mereka yang biasanya akan bersikap baik dihadapan kakak sulung mereka kini menggunakan kata-kata yang cukup kasar kepada sang kakak sulung. Memang beberapa hari ini kakak kebanggaan mereka mencoba untuk menghindari sang kakak sulung, namun Liam dan Lucas tidak tahu jika sang kakak kebanggaan mereka kini tak  lagi ingin menarik perhatian sang kakak sulung. Terkesan membenci malah. Dan mereka menyukai perubahan itu.

"Ada apa?" tanya Cantika dengan nada yang tidak bersahabat kepada Dion.

Liam dan Lucas yang juga penasaran dengan kedatangan Dion yang sangat langka itu, kini tengah mengamati dari belakang Cantika. Menunggu jawaban apa yang akan diberikan oleh kakak sulung mereka.

Dion merasa tersinggung dengan sikap adik-adiknya padanya. Dia ingin marah dengan perlakuan mereka kepadanya. Namun dia menyingkirkan egonya terlebih dahulu karena sekarang ada masalah lain yang lebih penting. Alasan utamanya datang kemari.

"Tadi di sekolah, lo bikin Lili nangis kan?"

Liam dan Lucas kecewa dengan jawaban Dion. Masalah klasik, pikir mereka. Sedangkan Cantika lagi-lagi menghela nafas lelah, kenapa setiap masalah kecil harus diributkan oleh orang yang berdiri didepannya ini.

Leave me aloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang