27.

13.4K 2.3K 259
                                    

7 November 2021. Maaf ya ngaret padahal semalam sudah bilang mau update kemarin malam atau nggak paling lambat tadi pagi. Eh malah ngaret sampai sore.

Pagi ini untuk pertama kalinya Liam dan Lucas sarapan dengan orang yang bukan keluarga mereka. Namun pengalaman pertama ini terasa sangat menyenangkan. Tak ada si duo lampir. Tak ada papa mereka yang terus-terusan menatap mereka tajam saat mengganggu si duo lampir. Tak ada Dionsaurus yang nyebelin. Dan tak ada wajah muram kakak mereka. Sedari tadi yang mereka lihat hanya senyum di wajah kakak mereka.

“Nanti kalian pulangnya bagaimana? Mau gue antar?” tanya Anjas pada Niana.

“Kalian mau pulang naik bis atau diantar sama Kak Anjas?” Cantika mengalihkan pertanyaan pada Liam dan Lucas.

“Naik bis aja, Kak. Sekalian Liam sama Lucas mau tahu jalur bis ke sekolah. Liam sama Lucas juga pengen berangkat dan pulang sekolah naik bis kayak Kakak” jawab Liam.

Sedang Lucas hanya mengangguk-angguk dengan mulut penuh nasi goreng buatan Rando.

QodoQ Lu

Setelah selesai sarapan dan mandi di kafe Rando, tepat pukul 7 Cantika dan kedua adiknya pulang menggunakan bis. Liam dan Lucas dengan semangat mengingat-ingat jalur bis dari sekolah mereka hingga ke rumah. Merencanakan jalan-jalan yang entah kapan dilaksanakan.

Setibanya mereka di rumah, Dion dan Pak Arya sudah menunggu di depan pintu rumah dengan bersedekap dada. Wajah mereka terlihat marah. Membuat tanda alarm bahaya di kepala Cantika berbunyi nyaring. Dengan segera disembunyikannya Liam dan Lucas dibelakangnya.

“Darimana saja kalian?” Pak Arya bertanya dengan tegas.

“Menginap di rumah teman” jawab Cantika enteng “Ada apa? Tumben-tumbenan tahu kalau anaknya nggak ada di rumah”

“Kenapa ponsel kamu tidak dapat dihubungi?”

Cantika ingin menjawab jika dia telah memblokir nomer mereka berdua, tapi diurungkan karena malas mendengar omelan mereka berdua.

“Papa sebagai orang tua kamu tentu khawatir kalau tahu anak-anaknya nggak ada di rumah” lanjut Pak Arya.

“Tidak usah pakai basa-basi ya? Langsung saja utarakan apa yang sebenarnya ingin kalian katakan. Intinya saja, ok?”

“Lili bilang kalau Lo tahu Lili kemarin terlibat tawuran dan Lo cuma nonton aja!” Dion menyela.

“Oooooohhh” ketiga bersaudara ber-oh bersamaan.

“Itu alasan sebenarnya? Pantesan rela nunggu depan rumah cuma buat kita, ternyata masalah Liliana?” Cantika mengangguk-angguk paham.

“Hm-hm” Liam dan Lucas ikut mengangguk-angguk paham.

Dion segera sadar dengan perkataannya. Lagi-lagi dia menyesal dengan perbuatannya. Lagi-lagi dia lebih mementingkan Liliana ketimbang ketiga adiknya

“Bukan seperti itu, Kakak cuma—“

“Emang kenapa kalau gue tahu dan nonton Liliana yang terlibat tawuran?”

“Kamu harusnya nolong dia keluar dari tawuran” Dion melembutkan cara bicaranya.

Cantika, Liam dan Lucas menatap heran Dion. Itu barusan si Dionsaurus nyuruh mereka buat terlibat tawuran demi untuk nyelamatin Liliana?

“Lo mau kita ikut tawuran juga? Nggak mikir Lo kalau gue, Liam atau Lucas bisa aja kena bahaya pas berusaha nyelamatin adek kesayangan Lo itu? Gila Lo!”

Cantika mulai merasa marah. Pikirnya enak saja dia harus melibatkan Liam dan Lucas dalam tawuran hanya untuk seorang Liliana. Nggak akan Cantika biarkan Liam dan Lucas lecet sedikit saja karena si Liliana-Liliana itu.

Leave me aloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang