Bab 28

730 34 0
                                    

Kesunyian mencekik mengelilingi sekitar halaman. 

Hampir semua menarik perhatian pada percakapan yang mulai memanas dan mengubah keadaan menjadi tidak nyaman. "Mah, perhatikan sopan santunmu pada tamu Bina," nasehati Om Yudha tegas pada Istrinya yang masih menantang pria yang tersenyum kecil dengan kepala agak terduduk. Tapi pria paruh baya itu dapat merasakan nuansa mengerikan dalam tarikan tipis itu. 

"Kali ini jangan ikut campur." Wanita berbalut sweater turtleneck ungu itu tidak ingin diganggu. "Kita tidak tahu seperti apa wajah lelaki ini sebenarnya." Dia mendesak Riyadh untuk menjawab, "Siapa ibu dari anakmu? Apa dia ada di sekitar kita?" 

Sabrina mulai berkeringat dingin. Dia yakin Tantenya pasti mencurigainya. Apa rahasianya yang dia telah simpan selama bertahun-tahun akan terbongkar?  Dia sangat tahu Tantenya. Kalau dia sudah mulai menuntut dia tidak bisa dihentikan. Omnya sepertinya merasa sikap Tante Rika kali ini masih bisa ditolerir. Sebab pamannya itu tidak mengeluarkan sisi dingin mengancam. Omnya akan mengendalikan istrinya dengan aura yang membuat punggungnya mendingin. Tapi saat ini dia tidak memperlihatkan itu. Itu mengindikasikan kalau omnya juga mendukung istrinya secara samar meski tadi sempat  teguran halus, dan sepertinya omnya menaruh curiga kalau ada sesuatu antara dirinya dan Riyadh. 

Setelah dua menit diam. Pria itu berujar, "Maaf, tapi sepertinya itu bukan urusan Anda." Riyadh bangun dari duduknya. "Saya rasa saya harus pulang."

"Kau ketakutan hingga kau ingin berlari secepat mungkin ke rumahmu?" Tante Rika terus melakukan konfrontasi. Riyadh membeku di tempat.

Dhefin mengawasi pria itu dengan kesinisan di bibirnya. Celaan tajam Tantenya barusan pada pria  cukup mewakili yang ada di hatinya kali ini. Tantenya ingin agar dia saja yang menangani ini dan mengharuskan dia sebagai penonton yang baik dalam menikmati setiap serangan verbal menusuk itu. 

Ukasya yang tidak memahami suasana tegang itu menengadah memerhatikan ayahnya dari samping. Sabrina yang tidak sanggup melihat Tantenya memojokkan Riyadh dengan celaan itu angkat bicara, "Tante tolong  hentikan semua ini ... " nada syarat memohon itu memancing respon berupa lirikan dari Tantenya. "Kau ingin membantu untuk membantunya untuk menjawab rasa penasaranku, sayang," tukas Tante Rika pelan. 

"Aku akan memberitahukannya," putus Riyadh dingin. Percikan amarah itu disebabkan oleh situasi yang menjepit Sabrina saat ini. Hatinya tidak rela wanita itu diposisikan disituasi yang sulit seperti ini. Dia benci mengakui ini, tapi dia ingin menolong wanita itu. Ya Tuhan ... Apa yang merasukinya kali ini. Sabrina seolah meminta dalam tatapannya untuk tidak melakukannya. Tapi Riyadh hanya memandang sekilas. Ya Allah ... Sabrina tidak ingin Riyadh dalam masalah. Kalau sampai keluarga nya tahu kalau Riyadh adalah mantan suaminya yang menceraikanya karena sebuah perjanjian tertulis yang telah mereka sepakati, sudah pasti akan badai besar yang siap mengajarnya. Mereka bukan hanya akan kecewa, tapi juga marah atas padanya dan Riyadh. Bukan tidak mungkin kalau mereka akan menuntut hak asuh Ukasya untuknya. Yang  mungkin  akan berujung pada permusuhan antara Riyadh dengan keluarga Om dan Tantenya keran memisahkan Ukasya darinya. Atau menjurus ke hal yang paling ekstrim, yaitu mendesak Riyadh untuk menikahi kembali. Ada Ukasya di sini --anak yang membutuhkan  kedua orangtuanya. Om dan Tantenya tipe orang yang akan mengorbankan apapun untuk anak mereka, mereka menyayangi anak-anak mereka  dan selalu memastikan kalau ketiga anaknya tidak kekurangan kasih sayang dari keduanya. Dan mereka selalu mencurahkan kasih sayang yang sama untuknya dan Dhefin.  Kemungkinan-kemungkinan itu membuatnya cemas. 

Riyadh manatap Tante Rika tanpa kegentaran. "Bawa Ukasya dan Bumi masuk, Bina." 

Dada Sabrina bergetar. Untuk kali pertama Riyadh menyebut nama kecilnya. Dia tahu Riyadh tidak ingin anaknya berada dalam keadaan yang agak menyesakan ini. Meski si kecil hanya berkerut bingung mengamati ayahnya. Dan Bumi hanya memerhatikan dengan raut muka yang tidak jauh berbeda dengan anaknya, Tapi dia setuju dengan Riyadh kalau anaknya  tidak mesti berurusan dalam situasi yang tidak cocok menegangkan seperti ini. Sabrina berdiri ingin mengajak Ukasya dan Bumi. "Biarkan mereka di sini, aku yakin Ukasya juga ingin mendengarkan hal penting ini." 

Kembalinya Sang Mantan(End)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin