Tamara 16

2.2K 323 14
                                    

TOLONG KERJA SAMA NYA YAA KAWAN..
INI HANYA FIKSI!!!
JANGAN PERNAH BAWA CERITA INI KE REAL LIFE.
NIKMATIN AJA CERITA INI DENGAN KEHALUAN KALIAN.. OKE?
SELAMAT MEMBACA.





***

Senyuman Chika tidak luntur sedikitpun semenjak Ara mengecup kening nya. Bahkan sekarang ada Christy di hadapan nya pun, ia masih tetap tersenyum.

"Kak?"

Christy mendekat ke arah kakak nya yang masih tersenyum. Ia jadi heran sendiri, kenapa kakak nya bisa seperti ini?

Tadi berteriak, dan sekarang senyum senyum sendiri seperti orang gila.

Christy mengibaskan tangan nya di depan Chika, "Kak Chika ih! Aku panggilin loh."

Chika terlonjak, dan buru buru menggelengkan kepala nya.
"Eh! Hehehe maaf dedek.." ucap nya sembari terkekeh.

"Ihh! Kak Chika aneh! Kayak orang gila!" Christy berdegik melihat kakak nya, lalu ia berjalan meninggalkan kakak nya yang masih berdiri di depan rumah.

Chika ikut mengekori Christy dari belakang, ia hanya terkekeh pelan melihat adek nya.

Setelah masuk ke dalam rumah, Chika tidak lupa untuk mengunci pintu rumah nya.

"Bunda mana dek?" tanya Chika.

Christy yang baru saja duduk di depan tv menolehkan pandangan nya ke arah Chika.

"Bunda di dapur."

Chika mengangguk, sebelum ia berjalan ke dapur untuk mengahampiri Bunda nya, ia terlebih dahulu menyimpan tas nya di sofa.

Langkah gontai Chika kini mendekat ke arah Bunda Aya yang sedang sibuk dengan beberapa peralatan masak nya.

"Bun." panggil Chika.

Aya menoleh ke arah suara itu, dan terlihat lah Chika anak sulung nya yang baru saja menghampiri dirinya.

"Kenapa kak?"

Chika berdiri di sebelah Ara, mata nya masih melihat pergerakan Aya yang sekarang sedang mencuci beberapa piring kotor.

"Ayah, ga ada kesini lagi kan?" tanya Chika ragu. Ia takut Aya marah kepadanya sebab menanyakan Bobby.

Piring kotor nya sudah Aya bersihkan semua, dan sudah ia simpan ke tempat semula. Ia membalikan badan dan menghadap ke arah anak sulung nya itu.

"Ayah kamu ga akan berani kesini lagi sayang." ucap Aya lembut yang di akhiri dengan senyuman nya.

Chika ragu dengan tuturan kata Aya. Ayah nya tidak mungkin tinggal diam, pasti dia sedang merencanakan sesuatu untuk memaksa Chika agar ikut dengan nya.

Chika mengangguk, "Yaudah Bun, kakak ke kamar ya."

"Iya sayang."

Chika kembali melangkahkan kaki nya keluar dari dapur, langkah nya terarah ke arah kamar nya.

Akhirnya ia bisa merebahkan tubuh nya di atas kasur kesayangan nya itu. Kedua matanya menatap langit langit kamar, pikiran nya memutar.

YESSICA TAMARA (CHIKARA) ▪ ENDTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon