2; Abscond

42 4 1
                                    

Meeting yang akan dilalui hari ini oleh Park Seonghwa selaku program manager bisa dibilang cukup panjang bahkan di bagi dua sesi. Sesi pertama diisi oleh tim bisnis, sesi kedua akan diisi oleh tim program. Seusai tim bisnis memaparkan dan menyelesaikan pembahasannya, Seonghwa selaku pemimpin meeting hari ini mengusulkan untuk break sejenak. 

Dilihatnya sudah jam makan siang dan beberapa anggota timnya sudah kelelahan dan tidak fokus. Hal itu disetujui oleh Edward dan beberapa director lainya. Sesaat setelah break seonghwa langsung menghampiri salah satu studio dimana san berlatih ballet dengan rekannya New dan seniornya-wooseok.

Seonghwa hanya mengintip dari celah pintu, ia tidak mau mengganggu san yang tengah serius berlatih. "Tariannya indah" batin seonghwa. Tak perlu waktu lama wooseok sadar akan kehadiran seniornya tersebut.

"Sannie, your boyfie" wooseok menepuk bahu san sambil menunjuk ke arah pintu dengan dagunya.

"Siapa? "

"Siapa lagi kalau bukan Seonghwa hyung"

"Oh, I'm not his boyfriend hyung. Haha Aku ijin keluar dulu ya" Jawab san santai melenggang keluar meninggalkan wooseok yang bingung.

______

"Siapa hyung?" tanya New, seperti namanya ia baru saja bergabung menjadi performer di ITNY

______

"Hyung ngapain disini? Kenapa gak masuk aja?"

"Aku cuma mau mampir sebentar" jawabnya dengan senyuman teduh

"Ingin mengisi energi?" tanya san, membuka lengannya lebar lebar.

"Eung" angguk seonghwa melemparkan dirinya ke pelukan san. Wajahnya tenggelam  di ceruk leher san tak lupa ia mengecupnya sekilas.

"Hyung, badanku berkeringat" Tanya san sedikit melonggarkan pelukannya hingga ia bisa menatap seseorang yang kini ada di dekapannya.

"Aku suka aroma tubuhmu" Seonghwa memainkan surai pink pemuda itu yang menutupi dahi hingga matanya.

"Kau senang sekali menutupi matamu dengan dengan poni yang panjang ini" keluh seonghwa menyisirkan surai pemuda dihadapannya kebelakang dengan jemari.

Tangan seonghwa pun mulai merambak ke bagian belakang kepala san. San paham, ia pun menarik seonghwa menuju tangga darurat yang pastinya tak ada penolakan. Sesampainya di tangga darurat ia tersenyum tipis.

"Aku mencium bau alkohol. Apa yang sedang kau pikirk--hmmb" Seonghwa mengecup bibir san sekilas dan mengangguk jawab.

"Tak ada, Aku hanya sedang ing--" San membalas kecupan seonghwa dengan ciuman  manis walaupun ada sedikit getir dari alkohol yang tersisa dirongga mulut pemuda itu.

Seonghwa tak sabar, Ia menangkup pinggang san dan mengangkatnya agar dapat menyandarkan tubuh pemuda dihadapannya ke tembok dan menggantung di pelukannya, San pun reflek melingkari tangannya pada leher seonghwa. Semakin dalam dan intens, keduanya tengah tenggelam dalam beberapa saat.

....

Seonghwa melepaskan tautan bibirnya pelan, senyum lebar langsung tergambarkan. Orang gila pun akan tahu jika melihat reaksi wajah Seonghwa saat ini. Begitu dengan San yang sudah turun dari gendongan seonghwa, walaupun masih melingkari tangannya di leher seonghwa. Sungging senyum malunya membuat lesung pipi tergambarkan sangat jelas.

"Tampan" puji seonghwa yang masih menatap san lekat lekat. Lagi lagi ia harus menyisirkan surai pink itu kebelakang.

"Hyung, you made me blushing. It's not fair" Keluh san, bibirnya mencebik mengerucut.

Quad Loop | AteezWhere stories live. Discover now